Yang Qing Xia di bunuh secara kejam oleh ibu tiri dan kakak tirinya. Belum puas melihat kematian adiknya, sang kakak melempar tubuh Qing Xia ke sebuah hutan yang terkenal sebagai sarang serigala.
Sebuah jiwa dari alam lain tiba-tiba terbawa dan masuk ke dalam tubuh Qing Xia. Jiwa itu menyadari keberadaannya di dalam hutan dan saat ini dia di kelilingi oleh kawanan serigala yang sedang kelaparan.
"Haruskah ku bunuh kalian semua?"
"Wanita yang benar-benar menarik!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Win, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12. Salah Paham Xiao Yen
Han Ze Xin keluar dari kamar, wajahnya masih terlihat marah dan kesal.
"Yu, kabari kediaman Yang. Katakan kepada mereka jika Yang Qing Xia ada di sini!" perintahnya kepada Yu dengan nada dingin.
"Baik, Tuan Muda." jawab Yu.
Yu merasa bingung melihat wajah Han Ze Xin yang menghitam dan terlihat murung. Dalam hati, Yu bertanya-tanya. "Kenapa wajah Tuan Muda malah seperti itu? Seingat ku, dulu Yang Mulia selalu bahagia dan tersenyum jika baru selesai melakukannya. Ada apa dengan Tuan Muda?"
Yu segera mengirimkan seorang pelayan untuk memberi kabar kepada Jenderal Yang, sementara Jenderal Yang masih berada di dalam hutan.
Xiao Yen baru saja tersadar, dia berlari ke depan pintu gerbang untuk keluar mencari Qing Xia. Namun ketika dia sampai di depan pintu, pelayan yang membawa kabar telah tiba di sana.
"Saya dari kediaman Huang, saya di tugaskan untuk mengabarkan, jika Nona Yang saat ini berada di kediaman Huang." ucap pelayan tersebut, yang terdengar oleh Xiao Yen.
Xiao Yen segera menuju ke sana, dia menyewa sebuah kereta kuda agar bisa tiba secepatnya. Sementara pelayan lain ditugaskan untuk menyampaikan kabar ini kepada Jenderal Yang.
Xiao Yen tiba di kediaman Huang, dia segera meminta izin untuk masuk ke dalam. Penjaga pintu yang telah mengenali wajah Xiao Yen, langsung membukakan pintu untuknya.
"Mari saya antar ke kamar!" ucap seorang pelayan.
"Terima kasih!" jawab Xiao Yen terburu-buru.
Pelayan berjalan di depan, Xiao Yen mengikuti dari belakang. Dia melihat sekeliling kediaman. Banyak tanaman bunga yang indah dan juga pohon yang berbuah lebat di sana. Hati Xiao Yen seketika merasa lega, ditambah udara sejuk yang berhembus di sekitarnya, membuat Xiao Yen melupakan rasa gelisah yang sejak tadi mengganggu pikirannya.
"Di sini kamar Tuan Muda!" ucap pelayan tersebut.
Xiao Yen langsung membuka pimtu dan masuk ke dalam. Dia melihat Qing Xia yang masih tertidur pulas di atas ranjang.
"Nona!" panggilnya sambil berlari mendekati ranjang.
"Nona, syukurlah anda baik-baik saja." ucap Xiao Yen sambil memegang tangan Qing Xia.
"Nona ini masih perlu istirahat, sebaiknya anda tidak berisik agar tidak mengganggu istirahatnya." ucap pelayan tersebut.
Xiao Yen mengangguk, dia lalu keluar dan menutup pintu. Xiao Yen duduk di lantai depan pintu, menunggu sembari menikmati keindahan di kediaman Huang.
"Padahal aku sudah pernah datang kemari, tapi baru kali ini aku melihat halaman yang indah seperti ini. Sangat berbeda dengan kediaman Yang kami." benak Xiao Yen.
"Xiao Yen, bagaimana keadaan Qing Xia?"
Sebuah suara mengagetkan Xiao Yen yang sedang melamun. Dia menatap ke arah suara, "Tuan Besar!"
Ternyata Jenderal Yang telah tiba, saat pria itu akan masuk ke kamar, Xiao Yen segera menghadang di depan pintu.
"Nona Muda sedang tidur, tolong jangan diganggu dulu." ucapnya dengan wajah ketakutan.
"Pelayan ini berani menghalangi jalanku demi Qing Xia, sepertinya dia benar-benar tulus memperhatikan putriku." benak Jenderal Yang.
"Baiklah, aku akan kembali lebih dulu. Kau harus menjaga Nona dengan baik. Aku akan meninggalkan dua unit pasukan untuk melindungi kalian." ucap Jenderal Yang.
"Baik, Tuan!" jawab Xiao Yen dengan suara yang sedikit gemetar.
Jenderal Yang baru saja akan beranjak pergi, namun pintu kamar sudah di buka dari dalam. Dia berbalik menatap wajah Qing Xia yang terlihat merona. Racun di tubuhnya sudah keluar semua, membuat wajah pucatnya kembali bersinar, seperti saat dia belum terkena racun.
"Qing Xia, kamu baik-baik saja?" tanya Jenderal Yang sambil berjalan mendekat.
"Saya baik-baik saja Ayah, maaf sudah membuat Ayah khawatir." ucap Qing Xia sambil tersenyum.
"Baguslah, ayo kita pulang!" ajak Jenderal Yang.
Yu menghampiri mereka, dia memberi hormat begitu melihat Jenderal Yang.
"Saya akan mengantarkan anda!" ucap Yu.
"Terima kasih, sampaikan ucapan Terima kasih saya kepada Tuan Tabib juga. Berkat kalian, putri saya selamat dan baik-baik saja." ucap Jenderal Yang.
"Kalian tidak tau saja jika ini semua disebabkan oleh Tuan Muda. Harusnya Tuan Muda yang di salahkan, ini malah mendapat ucapan Terima kasih." benak Yu.
Han Ze Xin dan Yu sudah mengetahui jika semua ini adalah perbuatan Fang Ai Li. Mereka sudah merasa curiga saat wanita itu berdiri menatap Qing Xia dari kejauhan. Hanya saja mereka tidak menyangka, jika Fang Ai Li akan bertindak sekejam itu.
Di dalam kereta kuda, Jenderal Yang bertanya kepada Qing Xia. "Apa yang terjadi di hutan?"
"Saya hanya berlari dan bersembunyi. Lalu Tuan Tabib dan Yu datang menyelamatkan saya." jawab Qing Xia berbohong.
"Siapa orang yang membunuh semua pembunuh di dalam hutan?" tanya Jenderal Yang penasaran.
"Saya tidak tau Ayah, saya hanya bersembunyi dan menutup mata karena takut." jawab Qing Xia menutupi kenyataan jika dirinya lah yang telah membunuh semua pembunuh itu.
"Kamu pasti sangat ketakutan, syukurlah kamu baik-baik saja dan ditemukan oleh Tuan Tabib. Mulai sekarang, Ayah akan memerintahkan pengawal untuk melindungi mu."
Qing Xia bukannya berterima kasih atas niat baik Ayahnya, tapi malah merasa terbebani. Semakin banyak orang yang mengawasinya, akan membuat dia lebih sulit untuk bergerak bebas.
"Ya sudah lah, pasti akan terasa janggal jika aku menolak." benak Qing Xia.
Sesampainya di kediaman, Jenderal Yang memberi perintah kepada 10 orang pengawal terbaik untuk melindungi Qing Xia. Mereka harus menjaga Nona Mudanya di mana dan kapan saja.
Qing Xia masuk ke dalam kamar, Xiao Yen segera menyiapkan air hangat untuk Nona Mudanya membersihkan diri. Setelah menyiapkan air, Xiao Yen membantu melepas pakaian Qing Xia. Dia begitu terkejut hingga membelalakkan mata.
"No... Nona!" panggilnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Xiao Yen terkejut melihat jejak merah keunguan yang memenuhi kulit mulus Nona Mudanya. Dia tambah terkejut ketika melihat bekas gigitan di beberapa bagian, apalagi yang berada di bawah perutnya.
"Nona, maafkan Xiao Yen. Xiao Yen tidak berguna, Xiao Yen tidak bisa menjaga Nona dengan baik. Hiks... Hiks...!" tangisan pelayan muda itu pecah begitu saja.
Dia begitu kaget mengetahui jika tubuh Nona Muda nya sudah di jamah oleh laki-laki. Dia mengira jika Qing Xia telah dilecehkan oleh para pembunuh itu sebelum di selamatkan oleh Tuan Tabib.
"Bagaimana ini? Kasihan sekali nasib Nona. Jika hal ini sampai tersebar, nama baik Nona akan tercemar. Malang sekali nasib Nona Qing Xia. Padahal beliau adalah orang yang sangat baik." benak Xiao Yen.
"Xiao Yen, jangan menangis. Aku tidak apa-apa." ucap Qing Xia menenangkan pelayannya yang masih menangis.
"Benar, tidak akan ada yang mengetahui hal ini. Xiao Yen akan menjaga rahasia Nona selamanya. Nona akan baik-baik saja selama tidak ada yang tau." ucap Xiao Yen sambil menatap wajah Qing Xia.
Qing Xia tiba-tiba tertawa, dia merasa lucu melihat tingkah laku Xiao Yen yang begitu naif dan lugu.
^^^BERSAMBUNG...^^^