Demi sesuap nasi Wahyu memaksa putrinya untuk menikahi pria paruh baya yang hartanya ada dimana-mana.
Kenisha si gadis cantik nan anggun tak bisa menolak, meski ia tak ada cinta, namun masalah perut dan tempat tinggal yang layaknya jauh lebih penting dari pada perasannya.
“Asal kau bisa merubah rumah gubuk kandang ayam ku menjadi beton, dan memastikan keluarga ku kenyang, aku akan mengabdikan seluruh hidup ku pada mu, tuan.” ucap Kenisha seraya meneteskan air matanya.
“Ku penuhi persyatan mu, babe.” sahut David si pria kaya bergelimang harta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reski Muchu Kissky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dingin
Kenisha yang mendengar jawaban suaminya memberi tatapan sinis.
“Boros.” Kenisha tak suka dengan gaya hidup David yang suka membuang uang.
Sementara David yang mendapat respon tak terduga malah menganggap calon istrinya pelit.
“Bukan David orangnya kalau enggak royal,” ujar Cleo.
“Sudahlah, jangan di bahas lagi.” kemudian David melakukan pembayaran kepada Cleo.
Tit tit tit!
Setelah Cleo melakukan scan pada barcode baju, ia pun mengatakan total yang harus dibayar oleh David.
“322 juta,” ucap Cleo.
Deg!
Mendengar total harga yang di katakan Cleo membuat Kenisha syok bukan main.
mahal banget, batin Kenisha.
“Oke.” lalu David pun memberikan black card-nya kepada Cleo tanpa menawar harga baju yang mereka beli tersebut.
“Tunggu sebentar ya.” kemudian Cleo memasukkan chip black card milik David ke dalam mesin EDC-nya.
322 juta untuk 8 pasang baju? batin Kenisha.
Rasanya jantung Kenisha ingin meledak pasalnya itu adalah uang yang sangat banyak baginya.
Ia tak dapat membayangkan jika suaminya sering mengeluarkan biaya fantastis itu untuk hal-hal yang tidak perlu.
“Tuan.” Kenisha pun berjinjit untuk berbisik ke telinga David.
“Apa?” sahut David.
“Sebaiknya kita beli ke tempat lain, itu harganya terlalu mahal pasti dia menipu kita.” ucap Kenisha suara yang redup.
David yang mendengar itu tertawa kecil, ia merasa istrinya terlalu polos.
“Kau salah, yang baru kita beli justru harganya standar.” jawab David dengan santai.
Mata Kenisha membuat sempurna saat Cleo menoleh ke arah mereka berdua.
“Apanya?” tanya Cleo dengan penuh selidik.
“Katanya harga baju yang kami beli terlalu mahal.” sifat terus terang David membuat Kenisha merasa tak enak pada Cleo.
“Hehehe...” Kenisha yang salah tingkah pun tertawa canggung.
Tuan benar-benar tidak bisa menyimpan rahasia, batin Kenisha.
Cleo yang mengetahui apa yang di katakan Kenisha sontak geleng-geleng kepala.
“Ya ampun, masih banyak yang lebih mahal, disini semua harganya normal nona Kenisha.” lalu Cleo pun memberikan baju-baju yang baru selesai di bayar David pada Kenisha.
“Iya kak.” Kenisha tersenyum kaku seraya menerima tas belanjaan mereka.
“Ya sudah kalau begitu kami pergi dulu.” setelah berpamitan David dan Kenisha pun meninggalkan butik sahabatnya.
“Astaga, baru dia orang pertama yang mengatakan harga fi butik ku mahal.” Cleo tersenyum getir seraya geleng-geleng kepala.
***
Sedang David dan Kenisha yang telah ada di dalam mobil duduk di tempat mereka semula.
“Lain kali jangan seperti itu lagi, memalukan sekali, suami istri itu harus pendapat Kenisha,” ucap David.
“Maaf kalau aku salah tuan, bagi orang seperti ku yang sulit untuk mendapatkan uang merasa itu bukan harga yang pantas, pada hal baju yang kisaran ratusan ribu juga bagus kok, 322 juta lebih baik di donasikan kepada orang yang membutuhkan itu jauh lebih bermanfaat,” ucap Kenisha.
“Aku menikah sekali seumur hidup, jadi aku ingin semua serba sempurna dan kau!” David menatap tajam mata Kenisha.
“Jangan pernah mengajari ku karena aku lebih dulu mencicipi garam dari pada kau.” David cukup kesal karena Kenisha adalah wanita pertama yang berani menegurnya soal masalah uang.
“Aku mengerti.” dinginnya sang calon suami membuat Kenisha tak nyaman.
“Bagus, nanti setelah kau resmi menjadi istri ku tutup mulut mu jika kau melihat ada yang yang tak kau sukai dariku, karena tugas mu hanyalah melayani ku di atas ranjang.” David berkata demikian karena ia yang sibuk di kantor tak ingin di buat pusing di dalam rumah.
Sedangkan Kenisha yang mendengar pernyataan calon suaminya menjadi malu tak karuan.
Ranjang? Dia tidak bermaksud untuk mengurung ku di kamar setiap hari kan? batin Kenisha.
“Sekarang kita ke mall yang ada di pusat kota aku lapar, Marwan.” David yang belum sarapan pagi pun meminta supirnya untuk membawa mereka ke mall terbesar di ibu kota itu.
“Siap tuan.” kemudian Marwan menyalakan mesin mobil dan membelah jalan raya ke tempat yang di minta oleh majikannya.
Selama dalam perjalanan Kenisha yang ingin menghilangkan kemarahannya akan calon suaminya menoleh ke arah luar jendela.
David yang merasa kalau Kenisha terlalu kolot pun mulai menegur calon istrinya yang berasal dari desa.
“Ini terakhir kali kau menoleh ke arah luar, lain kali jangan lakukan itu, jika kau melihat apa yang belum pernah kau lihat bersikap biasa saja agar kau tak menjadi bahan gunjingan bagi orang lain.” David mengatakan itu karena ia takut Kenisha di cibir oleh para istri sosialita rekan kerjanya.
Kenisha yang biasa bebas merasa di kekang, lalu ia pun melihat ke arah calon suaminya yang baru selesai bicara.
“Maaf tuan, tapi ini pertama kalinya untuk ku, di kampung yang ku lihat hanya pohon-pohon, beberapa hewan jinak dan liar, rumah-rumah kayu dan kendaraan yang baknya terbuka, itu juga lewat satu kali sehari.” Kenisha memberi tahu keadaan tempat tinggalnya pada calon suaminya.
“Tidak usah cerita, aku sudah pernah kesana.” jawaban David yang selalu menohok membuat Kenisha merasa gerah.
“Berarti kesalahan bukan dariku,” gumam Kenisha.
“Apa?” David ternyata mendengar apa yang di katakan Kenisha.
“Harusnya tuan mencari istri yang sederajat, biar tidak repot melarang ini dan itu.” lalu Kenisha menatap lurus ke arah depan.
Sedang David merasa tak percaya jika wanita yang ada di sebelahnya ternyata banyak bicara.
“Besar mulut.” David yang tak ingin tersulut emosi memilih diam.
Sementara Marwan yang menyaksikan pertikaian kecil di antara keduanya merasa deg-degan.
Pasalnya ia takut jika sang majikan yang biasa bersikap tega akan menurunkan Kenisha di tengah jalan.
Semoga saja nyonya tidak memancing amarah tuan lagi, batin Marwan.
Setelah menempuh perjalanan beberapa saat akhirnya mobil yang di kemudi oleh Marwan tiba juga di Aeaeon Mall tepatnya di parkiran basement.
David yang tak mau bicara pada calon istrinya membuka pintunya sendiri.
Lalu Kenisha pun membuka handle pintu yang ada di sebelahnya.
Marwan yang masih duduk di tempatnya menjadi bingung harus melakukan apa sebab pekerjaannya untuk membuka pintu telah di ambil alih oleh kedua majikannya.
David pun melangkahkan kakinya menuju lift, Kenisha yang tak tahu jalan kalau sampai ketinggalan dengan cepat mengikuti suami.
Sesampainya di depan lift David menekan tombol panah yang mengarah ke atas.
Ting!
Setelah pintu lift terbuka David masuk ke dalam yang di susul oleh Kenisha.
Tak lama pintu lift itu tertutup otomatis lalu David menekan angka 6 yang mana itu adalah lantai untuk para pengunjung melepas lapar di perutnya.
Karena disana terdapat banyak restoran dari yang menengah sampai yang level atas.
Zutt!!
“Akh!” Kenisha yang baru pertama kali naik lift terkejut saat bilik segi empat kecil itu perlahan naik ke atas.
Kenisha pun berpegangan pada dinding lift karena ia takut jatuh.
“Astaga.” lagi-lagi David menunjukkan sikap risihnya pada sang calon istri.
anywhere, keep it that
Ditunggu feedback-nya
Kadang juga ada nama Virgo n Lyra.
Mereka sp y?