Helena Berasal keluarga Kaya Raya, kehidupan Mewahnya dan semua yang dia miliki seakan membuatnya tercekik, kehadiran ibu sambung dan juga anaknya membuatnya Terselengser dari Apa yang dia Nikmati bahkan kini dia sangat menderita, untuk Membalaskan Rasa sakit hati, dia menikah dengan lelaki Kaya yang saat itu di desak keluarganya menikah dan diancam dibatalkan jadi pewaris keluarga.
Mereka Bersepakat untuk melakukan pernikahan kontrak agar mereka mendapatkan tujuan mereka masing-masing
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
Brak, Terdengar suara benturan cukup nyaring dijalan sepi.
Sepeda dan mobil bertabrakan, atau lebih tepatnya sang mobil lah yang menabrak karena sedang ngebut akibat terburu-buru
"Aduh". Rintihan kesakitan seorang gadis yang kini terluka akibat tabrakan itu.
" Kamu baik-baik saja?? ". Tanya seorang pemuda tampan yang baru saja keluar dari mobilnya dan menghampirinya dengan rasa khawatir.
"Kalau bawah mobil itu pelan-pelan!!, ini jalan umum, bukan sirkuit balap, kamu bisa membuat orang celaka". Kesalnya meringis kesakitan.
Dia sibuk mengurus luka dan sakit di tubuhnya tanpa melihat wajah orang yang menabraknya itu.
"Maafkan aku yah, aku memang salah tidak hati-hati dalam membawa mobilku, ayo kita kerumah sakit!!, takutnya nanti kamu kenapa-napa". Sang pemuda kini memelas saat melihat raut wajahnya tak enak dari gadis di hadapannya ini.
Helena mendongkakkan kepalanya menatap lelaki yang kini berada di depannya sedang berjongkok, wajahnya meringis kesakitan dan dia bisa melihat jika pemuda itu juga menatapnya dengan tatapan khawatir. Tapi dia tidak punya banyak waktu dia harus pergi sekarang. Dia tidak peduli dengan lukanya tapi dia khawatir ibu dan saudara tirinya menghancurkan pekerjaan untuk dibawah ke sekolah.
"Aku harus pergi, ibu tiri ku pasti akan membuatku dalam kesulitan jika terus menerus berada disini, aku pergi dulu". Gadis Bernama Helena itu meringis dan tertatih saat akan berjalan
"Ini kartu namaku jika kamu buru-buru, kamu hubungi aku jika kamu membutuhkan bantuan ganti rugi dan uangnya, aku akan transfer setelah kamu menghubungi ku". Sang pemuda itu menyodorkan kartu nama itu dan memberikan nya pada gadis itu.
Dia berusaha mengejar gadis itu tapi gadis itu tidak menoleh, itu sebabnya dia hanya memberikan kartu namanya. i
"Terima kasih nanti aku hubungi, jika aku ada waktu". Helena berjalan tertatih mencari taksi karena sepeda nya sudah hancur.
"Beritahu aku siapa nama kamu nona!!, jika kamu menelpon, aku bisa tahu kalau kau yang menghubungiku". Teriak Pemuda itu dengan kencang karena perempuan itu sudah berlalu dari hadapan nya.
" Namaku Helena Berlian Bramasta". Teriak perempuan itu membalas teriakan itu dengan sama besarnya sambil masuk kedalam taksi yang dia hentikan.
"Boleh juga, dia gadis yang lumayan menarik, dari keluarga Bramasta yah??". Ucapnya tersenyum dalam hati melihat kepergian gadis itu. Dia tersenyum tipis melihatnya.
Sedangkan Helena yang kini berada di rumahnya denga langka tergesa-gesa masuk kedalam rumah tapi langkahnya langsung dihadang oleh Ibu dan juga kakak Tirinya, mereka berdua langsung menyerangnya. Mereka memang sudah menunggu Helena sejak tadi.
"Dasar anak kurang ajar, darimana saja kau, ha?? ". Hardik Soraya mendorong anak tirinya itu dengan kasar.
"Ampun mah, aku hanya ingin membeli barang untuk keperluan sekolah karena itu akan ditampilkan nanti, jadi aku membuatnya dengan tangan sendiri". Helena menunduk karena tidak tahu harus berbuat apa.
"He, anak sialan, berani kau menjawab mama seperti itu, mau jadi gembel dijalan kau ha?? ". Kini sang kakak Tiri mendorong kepalanya dengan kasar.
" Maaf mah, ini adalah rumahku, aku anak kandung papa, jadi maaf aku tidak bisa menuruti semua perkataan Mama, ingat mah, mamanya hanya mama Sambungku, aku menghormati mama karena permintaan papa". Kini Helena mengangkat kepalanya menatap mereka dengan berani.
"Oh sudah berani kau rupanya dengan kami, ha!!, kamu tidak takut jika kami mengadukan perbuatanmu ini pada papamu?? ". Seringai licik Soraya menatap sang anak tiri itu.
Dia sangat tahu jika suaminya akan memihaknya dan memukul anaknya itu karena aduannya dan anaknya juga dan dia sangat yakin itu.
"Aku sudah biasa dan kebal mah, aku diam bukan karena takut, tapi aku menghormati permintaan papa, jadi silahkan saja". Helena masuk kedalam kamarnya dengan cepat.
Sedangkan Soraya dan Sintia menatap Kepergian Helena dengan penuh emosi, bagaimana bisa anak yang selalu tunduk dan patuh kini mengeluarkan suaranya, tidak bisa mereka biarkan setelah ini mereka akan memberi pelajaran pada Helena melalui ayahnya sendiri.
"Kita harus memberitahu tua bangka itu, biar dia memberi pelajaran anak tidak tahu diuntung itu". Sintia menatap mamanya dengan penuh maksud.
"Tentu sayang, dia harus menerima akibatnya karena berani melawan kita". Keduanya menyeringai karena tahu apa yang akan mereka lakukan setelah ini.
Mereka segera menghubungi Wahyu Bramasta, lelaki parubayah yang merupakan suaminya dan juga ayah dari Helena, dan mengadukan hal-hal yang tidak-tidak pada suaminya itu agar dia memperlakukan anaknya dengan kejam.
Sedangkan Helena yang berada didalam kamarnya kini merenung, air mata nya mengalir tanpa henti, dia teringat bagaimana kehidupan yang sempurna dirinya hilang sekejap mata setelah ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi dengan selingkuhan nya.
"Mama jangan tinggalin Helena, mama jangan tinggalin Helena". Jerit anak kecil memeluk jenazah sang ibu, disebelahnya ada lelaki parubayah yang hanya menatap datar jenazah yang terbujur kaku itu dan akan dimasukkan kedalam Liang lahat
"Sudahlah Helena, mama kamu sudah meninggal dan kita harus menerima kenyataan, kamu dengar itu". Suara dingin itu menatap kesal pada Helena yang terus menerus menangis.
Dia juga kehilangan istrinya, dia kesal karena istrinya tidak membiarkannya poligami padahal andai dia mengizinkan semua ini tidak akan terjadi.
" Ayo kita pulang!!, papa banyak kerjaan". Ucap Wahyu dengan dingin.
Lelaki parubayah itu hanya bisa menutupi kesedihannya dengan bersikap dingin, agar anaknya bisa kuat dan menerima segalanya, walau dia berselingkuh dia tetap menyayangi anak dan istrinya tapi istrinya tidak memberinya kesempatan berbagi karena dia ingin melaksanakan poligami.
Beberapa hari selanjutnya, Wahyu tidak pernah pulang kerumahnya, sudah seminggu sejak kematian Halimah sang Istri, Wahyu tidak pernah lagi pulang. Dia seakan melupakan jika di rumahnya dia memiliki seorang anak yang memerlukannya.
"Bi, apa papah tidak ada kabar sama sekali?? ". Tanya Helena kecil saat khawatir pada sang ayah yang sudah seminggu tidak pulang dan tidak ada kabar.
"Bibi tidak tahu nona muda, tuan tidak memberikan kabar apapun pada kami". Ucap sang pembantu menatap ubah DNA kasian pada nona muda mereka itu.
Setelah sudah hampir 2 minggu ayahnya akhirnya pulang, dia tidak seorang diri tapi melainkan membawa Istri seorang janda dan memiliki Anak satu orang.
"Loh ayah kok baru pulang, darimana saja?? ". Helena kini berlari memeluk kaki sang ayah.
Wanita kecil berusia 6 tahun ini mendongak kepalanya dan bertabrakan dengan pandangan Soraya dan juga Sintia yang kini menatapnya dengan seringai.
Dai mundur selangka melihat orang-orang yang tidak dikenalnya, mata itu seakan mengatakan padanya kau akan mati
"Dia ibu tiri dan kakakmu sekarang, namanya Tante Soraya dan juga kak Sintia". Wahyu memperkenalkan keduanya tanpa merasa bersalah sama sekali
"Degh".
konfliknya tidak terlalu bertele"....
penyampaian kata" sangat baik dan cukup oke sejauh ini ceritanya gak buat bosan 👍
Semoga sukses kakk othor❤️
drama kehidupan sehari-hari