Azahra Micel Bagaskara harus menelan rasa kecewa karna Sky sang pacar hanya menjadikan nya sebuah ajang belas dendam.
"Gua gak akan pernah maafin lu Kak," ucap Zahra menahan rasa kesal.
"Gua bisa jelasin Ra, gua beneran sayang sama lu," ucap Sky memelas.
"BULSYIT!!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwirara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada apa dengan ibu
Zahra menatap Sky yang sedang bersidekap dada di depan nya, gadis itu tahu pasti Sky ingin menagih lagi janji nya tapi bukannya besok ya pikirnya.
"Ada apa lagi?" tanya Zahra dia tak mau berbasa-basi.
Sky pun menyunggingkan senyum nya ternyata gadis ini tidak bisa berbasa-basi."Gimana sama tanggung jawab loe?" tanya Sky.
Dia tahu kalo Zahra pasti bingung mau ganti rugi, karna yang dia tahu Zahra bukan anak orang kaya yang bisa meminta uang besar seenak nya pada orang tuanya.
Sky sudah tahu dari Arya kalo orang tua Zahra sudah berpisah dan mereka sudah punya keluarga masing-masing, dia sebenar nya sangat kasihan dengan Zahra karna baginya membeli ponsel 10 pun sangat mudah.
Namun dia penasaran dengan nya kenapa Zahra bisa kenal dengar Marvin yang notaben nya bukan orang baik.
Dan dia juga butuh Zahra untuk mengorek informasi tentang musuh nya itu, Zahra pasti tahu sesuatu tentang Marvin.
"Kan gua udah bilang kalo gua pasti ganti tapi gak sekarang, duit nya masih kurang," ucap nya memang benar uang nya masih kurang untuk mengganti ponsel Sky yang mehong itu.
"Banyak alasan amat sih lu," ucap nya mulai kesal.
"Oke gue-" belum sempat dia meneruskan. bicara nya.
Tiba -tiba ponsel nya berdering cukup keras dan itu sukses membuat mereka saling menatap dan Zahra sendiri langsung mengambil ponsel nya yang ada di dalam tas.
"Sorry gue angkat telpon nya bentar ya takut nya penting," ucap Zahra dan Sky pun mengangguk.
Terlihat nama Pa Alan di sana, Zahra pun mengeryitkan dahi nya tumben Papa nya Mona melepon dia, apa ada yang penting pikir nya.
[Hallo pah ada apa?]
[Zahra Mama masuk rumasakit kamu bisa segera kesini kan, kita di rumasakit Kasih bunda] ucap Alan di sebrang sana.
Zahra pun melebarkan mata nya dan segera mengiakan Papa nya itu, dia sangat tahu kondisi ibu nya sering menurun namun dia tidak bisa berbuat apa.
[Ini Zahra masih di sekolah Pah, Zahra langsung ke ramasakit sekarang ya] jawab nya setelah itu dia pun langsung mematikan ponsel nya.
"Sorry kak gue ada urusan penting, bisa kita urus urusan kita besok lagi," ucap nya panik dia harus segera ka rumasakit.
"Loe tuh banyak banget alesan ya, gue gak mau tahu pokok nya gue minta ganti rugi hari ini juga," ucap nya.
Namun Zahra semakin tak tenang."Plis kak gue janji bakalan ganti ponsel loe secepat nya tapi iziningue pergi ini benar bnat darurat," ucap Zahra memelas Zahra tidak tahu harus bagaimana lagi.
"Oke tapi dengan satu syarat," ucap Sky menyeringkai,bukan Sky orang nya kalo tidak berfikiran licik.
"Oke loe boleh minta apa aja tapi plis biarin gue pergi," ucap nya memohon sambil mengantupkan tangan nya di dada berharap Sky bisa memberikan kelonggaran baginya.
"Oke loe boleh pergi tapi ingat janji loe," ujar nya dan Zahra pun mengangguk dia langsung berlari menuju tempat parkir namun dia lupa kalo motor nya mati dari kemarin.
"Ah sial kenapa gue lupa," guman nya menendang motor putih itu ,sungguh dia sangat bingung apa yang harus dia lakukan sedangkan dia sudah tidak ada uang lagi.
Sky yang melihat itu nampak kaget melihat Zahra terus mengumpat, dia pun segera menghampiri nya dengan memasukan tangan nya ke dalam saku celana.
"Kenapa ada masalah?" tanya Sky bingung.
Sedangkan Zahra hanya menggelengkan kepala nya namun Sky bisa melihat wajah nya yang merah padam menahan kesal.
"Loe mau kemana biar gue antar," ujar Sky menawarkan bantuan, dia tahu Zahra sedang bingung saat ini.
Zahra nampak diam namun detik kemudian dia teringat ibu nya dia takut terjadi apa-apa dengan ibu nya itu.
"Bisa tolong anterin gue ke rumasakit plis ini darurat," pinta nya memohon dengan mata berkaca-kaca.
"Oke tapi gak graris ya," ucap nya dan itu sukses membuat Zahra semakin kesal namun dia juga tidak bisa berbuat apa-apa selain cepat sampai ke sana.
"Oke terserah lah yang penting gue bisa secepat nya sampai di sana," ujar Zahra pasrah terserah nanti yang penting dia bisa sampai di sana secepatnya.
Sky pun mengeluarkan kunci motor nya dan segera naik, namun Zahra menepuk pundak nya agar Sky turun.
"Apa lagi?" tanya Sky membuka kaca hlem nya.
"Biar gue yang bawa," ucap nya langsung naik di depan dan itu sukses membuat Sky melongo dia tidak menyangka tubuh kecil itu akan nekat.
"Hey apa-apaan nih bosen hidup loe? kalo mau mati sendiri aja sana jangan ajak-ajak gue," ucap Sky kesal melihat Zahra sudah menyalakan motor nya.
Namun Zahra malah melajukan motor nya."Mau ikut atau gue tinggal nih," ujar nya sambil menutup hlem nya pul, ya Zahra memang selalu membawa helm ke sekolah.
"Oke oke gue percaya loe bisa bawa motor gue tapi awas kalo nanti motor gue lecet siap-siap gue minta tambah ganti rugi," ucap nya langsung naik di jok belakang.
Dengan gemetar Sky naik di jok belakang dia ragu kalo gadis itu bisa menjalankan motor nya dengan baik takut nya malah mereka yang berakhir di rumasakit.
Sky sebenarnya ragu di bonceng sama cewek naik motor nya namun dia tidak mau di tinggal begitu saja, apalagi sekolah sudah mulai sepi.
Setelah Sky naik Zahra pun langsung menancap gas dan melajukan nya dengan kencang, membuat Sky heran kenapa gadis kecil seperti Zahra sangat pintar memakai motor seperti itu.
"Ternyata loe gak selugu yang gue kira Ra, gue semakin penasaran sama loe," batinnya.
Sky mencoba perpegangan ke perut Zahra, Zahra sendiri tak menyadari nya karna yang dia inginkan adalah cepat sampai di rumasakit tempat ibu nya di rawat.
Sky semakin mengeratkan pelukan nya karna takut terjatuh bagimana pun dia tidak mau kenapa-napa.
Semoga saja mereka segera sampai di tempat tujuan,sepanjang jalan Sky terus saja berdo'a dia ingin secepat nya sampai di sana.
Sedangkan Zahra sedikit meringis menahan rasa sakit di tangan nya, walau bagaimana pun luka nya belum kering namun dia harus segera sampai di sana takut ibu nya tidak tertolong.
"Lu baik baik aja kan?" tanya Sky penasaran.
Sedangkan Zahra nampak tidak mendengar dia sangat fokus dengan jalanan dia ingin segera sampai di rumasakit.
Saat sampai di rumasakit Zahra sedikit meringis sungguh sakit sekali tangan nya namun dia berusaha menahan nya.