Marissa Lebrina, gadis manis berasal dari satu kota kecil di Bandung. orangtuanya PNS di kota itu. Kehidupan mereka tidak bisa dikatakan miskin juga. Karena untuk ukuran kota kecil, PNS sudah dianggap baik dalam penghasilan.
Icha nama kecilnya. Setelah lulus SMA, Icha berencana untuk melanjutkan kuliahnya di Jakarta. Bukan tanpa alasan dia memilih kota metropolitan itu. Ada rasa yang harus dia lupakan. Ya, perasaan yang berbeda pada salah satu gurunya di sekolah. Dia harus pergi jauh agar melupakan sosok guru dingin nan tampan itu. Marco Guatalla. Lelaki tampan dengan sejuta pesona yang sudah membuat hari-hari Icha berantakan.
Namun, semua tidak sesuai dengan harapan Icha. Justru Icha harus bertemu dengan Marco di Jakarta. Apakah Icha bisa menata hatinya kembali? Padahal Icha sudah bertekad cukup menyimpan rasa itu dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richie Hirepadja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diakah itu?
Hari ini Icha dan Wulan harus siap-siap mengikuti tes kompetensi untuk bergabung di GT Corp. Pagi-pagi mereka sudah bangun dan membuat sarapan.
Wulan sudah tiba Jakarta dari hari kemarin. Icha meminta bantuan Jordan untuk menjemput sahabatnya itu. Dan dengan senang Jordan mau mengantar Icha menjemput sahabatnya. Mereka juga sudah saling mengenal. Wulan tahu jikalau Jordan sudah lama menaruh hati pada Icha. Namun, untuk urusan hati Wulan tidak mau terlalu ikut campur. Karena ia sudah paham bagaimana sifat dan karakter Icha.
Arin juga pagi ini ikut bergabung dengan dua sahabatnya. Walaupun ia tidak terpilih dalam tes bergengsi ini tapi tidak membuat ia berkecil hati. Justru ia mendukung dua sahabatnya dengan mengantarkan mereka ke kantor pusat GT Corp.
"Yuk... buruan. Kita harus nunggu bus lagi lho." Seru Arin yang paling heboh pagi ini
"Tenang aja. Aku dah pesan taxi online. Bentar lagi mungkin nyampe. Dari pada berebutan naik bus." Ujar Icha santai sambil menghabiskan satu suap nasi lagi.
"Oh, syukurlah." Wulan memberi jempol pada Icha.
Segera taxi pesanan datang, mereka langsung melaju menuju GT corp. Masih banyak waktu. Icha yakin mereka tidak akan terlambat.
Setelah sampai, mereka bertiga langsung berdecak kagum melihat perusahaan GT corp yang tinggi menjulang kokoh. Gedung mewah ini memiliki 30 lantai.
Arin hanya boleh menunggu di lobi kantor. Icha dan Wulan langsung menuju ke lantai 8, tempat tes kompetensi berlangsung. Di dalam lift pun Icha dan Wulan masih terus mengagumi arsitektur gedung yang sangat mewah. Pantas saja perusahaan ini menjadi perusahaan nomor satu di
Indonesia. Cabangnya pun sudah menjangkau beberapa negara.
Icha dan Wulan langsung disambut petugas untuk masuk ke dalam ruangan. Ada tes tertulis dan lisan. Dilanjutkan tes kompetensi akademik, psikologi, dan masih banyak tes lainnya.
Semua peserta mengikuti tes dengan serius. Semua mempunyai impian yang sama, yaitu menjadi bagian dari perusahaan besar dan ternama ini.
Di ruangan lain,.....
Sepasang mata menatap tajam pada layar besar di hadapannya. Di belakangnya berdiri beberapa orang kepercayaannya. Mereka serius menatap layar besar itu.
"Siapa nama gadis salah satu kandidat sekretaris di urutan Ke-3 itu?" Tanya laki-laki tampan berwajah dingin.
"Oh... itu Nona Marissa Lebrina, tuan. Salah satu kandidat kuat di posisi ini." Jawab Ray cepat.
Mata pria itu masih menatap tajam pada wajah manis di dalam layar.
Wajah itu. Pikirnya dalam hati. Bukankah namanya Icha? Ia masih berpikir keras. Sayangnya, ia lupa nama asli mantan siswanya yang pernah singgah di hatinya. Ya, walaupun hanya sebentar. Saat itu Icha masih bocah. Yang pasti bukan seleranya.
Ia masih terus menatap layar besar itu. Layar yang memperlihatkan tim kompetensi perusahaan melakukan tugas mereka dengan baik.
Dengan berdiri tegak meletakkan tangan di kedua sakunya, ia masih terus menatap. Penasaran dengan gadis berambut hitam panjang yang dikuncir tinggi. Wajahnya sangat familiar, tapi terlihat lebih dewasa dan anggun.
Tok... tok.... tok
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
Ray segera membuka pintu.
"Ada apa?" Tanya Ray.
"Nona Valencia sedang menunggu Tuan Marco di ruangannya." Jawab orang itu. Ray mengangguk dan segera menutup pintu.
"Tuan, nona Valencia sedang di ruangan anda sekarang." Bisik Ray dekat telinga Marco, si CEO dingin.
Marco mengangguk dan tetap menatap ke layar. Hingga tak lama ia pun beranjak dari ruangan itu menuju ruangannya.
"Hai sayang.... " Marco langsung disapa manja oleh Valencia, tunangannya.
"Hai." Ia langsung memeluk perempuan itu.
"Aku kangen banget." rengek valencia manja dalam pelukan kekasihnya. Marco tersenyum sambil mengecup pipi Valencia.
"Kapan tiba dari Jepang?" Tanya Marco sambil membawa Valencia ke sofa untuk duduk.
"Baru aja, sayang. Dari bandara aku langsung ke sini. Aku kangen banget sama kamu." Ia memeluk Marco dari samping.
"Puaskan dirimu dengan berkeliling dunia. Karena sebentar lagi kita akan menikah, kamu harus mau melepaskan profesi modelmu itu." Ujar Marco datar menatap tajam mata Valencia. Perempuan itu sedikit gugup. Ia menelan salivanya cepat. Namun, bukan Valencia namanya kalau ia tidak bisa berakting di depan Marco.
"Iya, sayang... aku pasti akan berhenti dari karierku sebagai model. Aku akan menjadi istri yang baik untukmu. Tapi, biarkan aku menyelesaikan semua kontrak aku, ya." Pintanya dengan manja sambil memeluk Marco. Marco hanya tersenyum dan mengangguk.
Aku belum mau melepaskan pekerjaanku ini. Ini adalah impianku menjadi model internasional. Aku akan terus mengulur waktu untuk menikah denganmu. Kecam Valencia dalam hati.
Marco menyuruh Valencia untuk pulang dan beristirahat di rumah. Ia harus kembali mengecek proses kompetensi yang masih berlangsung. Sebenarnya Marco tidak pernah ikut campur dalam hal perekrutan pegawainya. Ia selalu percaya pada kerja tim kompetensi perusahaan. Hanya saja kali ini ada yang berbeda. Ada wajah baru yang membuat ia penasaran. Wajah baru tapi terasa familiar baginya.
Diakah itu?
sehat slalu....🤲🤲🤲 up yg banyak...🙏👍👍