NovelToon NovelToon
Hasrat Kakak Tiri

Hasrat Kakak Tiri

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Cinta Terlarang / Beda Usia
Popularitas:9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Menginjak usia 32 tahun, Zayyan Alexander belum juga memiliki keinginan untuk menikah. Berbagai cara sudah dilakukan kedua orang tuanya, namun hasilnya tetap saja nihil. Tanpa mereka ketahui jika pria itu justru mencintai adiknya sendiri, Azoya Roseva. Sejak Azoya masuk ke dalam keluarga besar Alexander, Zayyan adalah kakak paling peduli meski caranya menunjukkan kasih sayang sedikit berbeda.

Hingga ketika menjelang dewasa, Azoya menyadari jika ada yang berbeda dari cara Zayyan memperlakukannya. Over posesif bahkan melebihi sang papa, usianya sudah genap 21 tahun tapi masih terkekang kekuasaan Zayyan dengan alasan kasih sayang sebagai kakak. Dia menuntut kebebasan dan menginginkan hidup sebagaimana manusia normal lainnya, sayangnya yang Azoya dapat justru sebaliknya.

“Kebebasan apa yang ingin kamu rasakan? Lakukan bersamaku karena kamu hanya milikku, Azoya.” – Zayyan Alexander

“Kita saudara, Kakak jangan lupakan itu … atau Kakak mau orangtua kita murka?” - Azoya Roseva.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 - Tersadar

Tidak berselang lama usai Zayyan mengatakan hal itu, mata Zoya sudah dibuat panas ketika melihat seseorang yang dia kenali berada di tempat yang sama, Mahen. Dia yang sudah seyakin itu jika kekasihnya pria baik-baik sontak dibuat bungkam dengan fakta ini.

Apalagi, ketika seorang wanita datang menghampiri sang kekasih dan melakukan hal yang sama seperti yang dia lihat sebelumnya. Hanya saja, wanita itu terlihat bukan wanita bayaran karena sepertinya baru saja datang dari luar.

Mata Zoya tidak melepaskan Mahendra sama sekali, sementara Zayyan saat ini memang menikmati suasana di sini seperti biasa. Minum meski sedikit dan menyesap zat nikotin itu tanpa dengan santainya, sungguh berbanding terbalik dengan Zoya yang saat ini tengah gusar namun bingung hendak berbuat apa.

"Mau kemana?" tanya Zayyan panik kala Zoya beranjak dari tempat duduk, dia khawatir adiknya lepas dari pengawasan.

"Toilet, boleh kan?"

"Mau kutemani?" tanya Zayyan khawatir jika Zoya justru tersesat ke tempat lain yang nantinya akan membuat dirinya terancam bahaya.

"Tidak, aku bisa sendiri."

Baiklah, mungkin juga Zoya perlu privasi. Dia meninggalkan tasnya, tidak mungkin dia akan kabur, pikir Zayyan merasa dirinya aman-aman saja. Pria itu kembali duduk dan lagi-lagi menegak minuman itu hingga untuk kesekian kalinya, dia yang memang sudah terbiasa bisa mengontrol diri untuk tetap menikmati minuman itu tanpa membuat kehilangan diri.

Tanpa sepengetahuan Zayyan, adiknya justru tengah mengikuti pria yang sejak tadi dia tunggu-tunggu. Meski beberapa pria mencoba menggodanya, Zoya yang terlihat polos tetap fokus dengan langkahnya mengikuti kemana Mahendra pergi bersama wanita itu.

Hingga, dia menghentikan langkah kala pria yang dia anggap sebagai sandaran hatinya kembali memulai ciumann panas di sana. Hati Zoya terasa sakit bahkan tercabik-cabik. Matanya tidak mungkin salah, dan itu memang benar-benar Mahendra, sang kekasih yang menjanjikan pernikahan ketika Zoya menyelesaikan pendidikan.

Tidak ingin melihat lebih lama lagi, dia paham jika seorang pria dan wanita dalam keadaan seperti itu tidak mungkin akan cukup hanya dengan ciumman semata, jelas lebih dari. Tanpa mengucapkan apa-apa, Azoya kembali ke tempat duduk dan merampas gelas di tangan Zayyan kemudian menegak cairan memabukkan itu hingga tandas.

"Zoy?"

Terkejut, Zayyan bingung melihat adiknya yang datang tiba-tiba dan melakukan hal yang tidak biasa. Pria itu berusaha menghalangi namun terlambat, apalagi setelah Zoya kembali menuangkan minuman itu dan lagi-lagi membuat Zayyan khawatir.

"Zoya!! Stop, kamu tidak terbiasa ... jangan gila!!"

Dia berhasil merebutnya sebelum masuk ke tubuh Zoya. Pria itu bertanya apa sebabnya namun Zoya belum menjawab dan justru menuntut Zayyan memberikan gelas itu untuknya.

"Apa yang salah denganmu? Katakan, kenapa?"

"Tidak ada, haus saja," jawabnya asal dan membuat Zayyan tertawa sumbang.

"Haus? Kamu sadar ini apa?"

Sadar sekali, tanpa perlu dijelas dia paham karena sejak dahulu Zayyan sudah bermain dengan minuman semacam itu. Mata Azoya menatap tanpa arah dan kini terlihat kosong, dia yang kecewa merasa tidak ada yang bisa dia percaya dan selalu diperdaya jika bersikap sebagai wanita baik.

"Sadar, dan aku merasakan efeknya ... bukankah kita bisa melupakan masalah dengan ini?" tanya Zoya sembari menatap lekat manik indah Zayyan.

"Hanya sesaat," jawab Zayyan lembut namun tidak melepaskan tatapan Zoya dari pandangannya.

"Boleh ya? Kakak sudah mengajakku kesini seharusnya tujuannya untuk itu, 'kan?"

Entah apa yang Zoya lihat hingga dia jadi begini, Zayyan menghela napas kasar kemudian mengangguk pelan. Selagi dalam pengawasannya maka tidak masalah, dia saja lelah dengan kehidupan mereka apalagi Zoya, pikir pria itu.

"Hanya sedikit, jangan terlalu banyak!!" sentak Zayyan sebelum kemudian membiarkan Zoya menikmati kebebasannya.

.

.

.

Berawal dari satu gelas hingga berakhir benar-benar mabuk. Menyesal sekali Zayyan mengizinkan karena pada akhirnya dia tidak mampu menghentikan Zoya.

Zoya yang kini mabuk berat menjadi tanggung jawabnya, wanita itu terus meracau dalam pelukan Zoya dan bahkan mencubit Zayyan seenak hati. Jangan ditanya bagaimana sakitnya, jelas saja luar biasa.

Beberapa kali Zoya memanggil nama Mahen, hal itu justru membuat Zayyan yakin sebab adiknya menggila karena pria itu. Baguslah jika dia mengetahui dengan mata kepalanya sendiri, tidak perlu Zayyan jelaskan dengan hingga mulutnya berbusa, pikir Zayyan.

"Tidak mungkin aku membawanya pulang ke rumah jika sudah begini, Papa marah bagaimana?"

Pilihan terbaik hanya apartemen yang hampir tidak pernah dia tempati itu. Dengan alasan khawatir Zoya diperlakukan tidak adil, Zayyan rela tetap tinggal di rumah utama meski dia mampu hidup sendiri sejak lama.

Kesabaran Zayyan diuji kali ini, teriakan dan racauan tidak jelas Zoya membuat telinganya sakit dan harus terus menjaga konsentrasi agar keduanya selamat di perjalanan. Tidak pernah diizinkan mabuk, sekalinya mencoba berhasil membuat Zayyan kewalahan.

- To Be Continue -

1
nurul latifahhh
novelnya kak desh mmg ga pernah gagal uhuyyyy
Desy Puspita: Yang ini gagal, Kak😭
total 1 replies
emak gue
sudah baca justin
emak gue
oh... jadi ini si Fabian temanya zavia!!
emak gue
yang tadi malam belum tuntas zoy...
emak gue
mana bacanya siang2 suami sedang sibuk2 nya🤣🤣🤣
emak gue
ambyaaaar.....
emak gue
bubarrr....
emak gue
gak bisa berpaling darimu thoor...
emak gue
berat thoor...
emak gue
zakit ya zo..
emak gue
thoor...zayyan itu apanya Evan???
aini saja
Lumayan
aini saja
Kecewa
Ndahhyyy
cuma nyicip dikira kuah bakso kali 🤣🤣
mom gibran
panas kipas mana kipas😃
mom gibran
panas kipas mana kipas😃
🌹🪴eiv🪴🌹
terimakasih untuk tulisan indah mu thor
🌹🪴eiv🪴🌹
nah kan....mama kamu pergi karna pebinor, sekarang kamu mau ikutan jadi pebinor
perjuangkan kebahagiaan memang perlu jika Zoya janda ,tapi ini masih istri orang
🌹🪴eiv🪴🌹
ya ampyun, bengek sampean diriku 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
🌹🪴eiv🪴🌹
mama Zoya nikah sama papa zayyan...


begoni.....ok lah gas ken
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!