Lupa ingatan?
Mana mungkin aku mau menerima jika ke dua orang tua ku menyuruh ku untuk menerima kekasih ku sendiri jadi adik angkat ku sekarang.
Baru kemarin diri nya melamar gadis yang akan menjadi adik angkat nya.
" Aku menolak, aku tidak mau jika dia menjadi adik ku" Tolak Wafa menahan kesal.
Halo semua nya, minta dukungan nya ya...biar semangat nulis nya. Thank you.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari Ba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
liburan
Tumben sekali kakak dan ibu nya mau ikut, belum di ajak. Biasa nya juga cuman main ponsel di rumah saja jika berkunjung ke rumah nenek.
Sesampai nya di kebun....
" Nek, biar aku aja yang metik, nenek ambil yang di bawah aja" Ucap Nisa.
Dan benar saja, ibu dan kakak nya cuman asik buat vidio di kebun.
" Nis, tolong ambilkan air di sungai itu" Suruh Bu Yuli. Lalu tatapan nya mengode Tias untuk melancarkan aksi nya.
Nisa pamit pada nenek nya untuk pergi ambil air, seperti yang di suruh ibu nya tadi.
" Tunggu sebentar Bu aku ambilkan" Ucap Nisa sedikit heran dengan ibu nya yang bersikap lembut pada diri nya. Tidak seperti biasa nya.
Nisa mengangkat ke dua bahu nya tanda tidak tau lalu segera mengambil air.
" Buruan bu, ayo" Ucap Tias menarik lengan ibu nya.
Nisa berjongkok untuk mengambil air.
" Nis kakak bantu ambil air nya ya" Ucap Tias.
Nis menoleh ke arah kakak nya, tapi tiba - tiba kakak nya mendorong dari belakang.
" Aaaa....kakak...." Teriak Nisa terjatuh ke sungai yang cukup deras arus nya.
" Nisa..." Teriak Tias pura - pura panik bersama sang ibu.
" Pegangan batu itu, kita akan menolong mu " Ucap Bu Yuli menyeringai. Di ambil nya kayu yang cukup panjang, lalu mengulurkan nya ke arah Nisa.
Saat Nisa hendak meraih kayu itu, ibu nya malah memukul tangan nya, membuat diri nya terlepas dari pegangan dan hanyut dalam aliran sungai itu.
" Nisa....!!!" Teriak ke dua nya berpura - pura panik, padahal mereka berdua sangat senang rencana mereka berhasil.
Ke dua ibu dan anak itu saling berpelukan dan tertawa bersama.
Tapi tak berapa lama datang lah sang nenek karena mendengar suara teriakan tadi.
Bu Yuli dan Tias kembali berpura - pura.
" Ada apa....ada apa dengan Nisa, kenapa kalian berteriak" Tanya nenek dengan nada panik.
" Bu, Nisa hanyut ke dalam sungai itu" Ucap nya berpura - pura.
" Tadi kami lihat saat menghampiri nya, Nisa terpeleset lalu terjatuh" saut Tias.
" Kenapa kalian berdua malah diam saja, cepat cari bantuan untuk menolong Nisa " Ucap sang nenek lalu pergi untuk mencari bantuan agar bisa menolong cucu nya.
Putra nya sudah meninggal kan nya, Ia tidak mau jika cucu nya yang baik hati juga pergi meninggalkan nya.
" Tolong....tolong....cucu ku hanyut di sungai...
" Tolong.....tolong....tolong....
Teriak nenek berulang kali memanggil. Seseorang yang mendengar nya datang menghampiri nenek.
" Ada apa nek, kenapa nenek berteriak?"
" Tolong aku, cucu ki hanyut ke sungai" Ucap nya.
Orang tadi segera memanggil beberapa orang lain nya agar membantu.
Mereka lalu pergi ke sungai tempat Nisa hanyut.
" Hati - hati arus nya sangat deras, jangan sampai ada yang hanyut lagi"
Nenek menggenggam tangan nya erat. Air mata nya mulai membasahi ke dua pipi nya. Panik dan Khawatir di hati dan pikiran nya tidak bisa di pungkiri lagi.
Bagaimana jika cucu nya tidak di temukan.
Di sisi lain Bu Yuli dan Tias malah khawatir jika Nisa sampai di temukan. Jika sampai Nisa di temukan, pasti ke dua nya lah yang akan terkena masalah. Nisa pasti akan melapor ke polisi, karena dengan sengaja mendorong nya agar hanyut ke sungai.
Sampai sore hari, belum ada tanda - tanda Nisa akan di temukan. Bu Yuli dan Tias bersorak senang. Akhirnya Nisa tidak di temukan.
Nenek Nisa menangis tersedu - sedu. Satu lagi diri nya kehilangan orang yang di sayangi kembali.
....
Di sisi lain keluarga Wafa sudah sampai di tempat liburan.
Wafa terus memegang ponsel nya. Tidak ada tanda - tanda Nisa membalas pesan dari nya.
Wafa berfikir mungkin Nisa sedang sibuk di rumah nenek nya, jadi tidak sempat membalas pesan dari diri nya.
Tapi mengapa rasa khawatir tidak tenang di dalam hati nya terus menerus terasa. Wafa takut terjadi apa - apa pada Nisa.
" Ada apa kak?" Tanya Mama Zahra.
" Nggak papa Mah" Jawab Wafa berjalan masuk ke dalam penginapan.
" Kenapa dengan kakak mu itu?, ada masalah di kantor?,,,,,dari tadi liat ke ponsel terus" Ucap Mama Zahra.
" Vani nggak tau Mah, Kak Wafa dari tadi kaya khawatir " Ucap Vani yang dari tadi terus memperhatikan raut wajah kakak nya yang terlihat khawatir saat di mobil tadi.
Karena sudah sore, keluarga Wafa beristirahat di penginapan terlebih dahulu. Mungkin besok pagi baru akan berjalan - jalan.
Selesai makan malam Wafa kembali ke kamar nya. Tidak ada pesan masuk dari Nisa. Wafa mencoba menelpon nomor Nisa, tapi tidak di angkat juga. Beberapa kali mencoba menelpon nya, tapi tidak ada satu pun yang di angkat panggilan nya.
" Sebenar nya kami kemana Nis, kamu baik - baik saja" Gumam Wafa. Perasaan khawatir di hati nya tak kunjung hilang.
.
" Mah, Pah ayo buruan,,,,kita akan ke bukit kan hari ini" Ucap Vani.
" Iya, tunggu sebentar.... nggak sabaran banget" Ucap Mama Zahra.
" Iya lah Mah, aku pengen main di sungai....kata nya di sana ada sungai nya loh Ma, aku nggak sabar banget mau main air di sungai" Ucap Vani dan datanglah Wafa yang baru keluar dari kamar nya dengan baju santai berekspresi seperti kemarin, membuat ke dua orang tua nya dan juga adik nya menatap heran.
" Kenapa soh kak, dari kemarin kok nggak ada senyum - senyum nya sama sekali, marah karena mama paksa buat ikut liburan?"
" Nggak Ma, Wafa nggak marah" Jawab Wafa.
" Lalu kenapa kok cemberut terus,,,,ada masalah di kantor?" Tanya Mama Zahra.
" Nggak ada...." Jawab Wafa memeluk mama nya dari belakang lalu menyandarkan kepala nya di bahu mama nya.
" Ya ampun, putra mama udah sebesar ini saja masih manja sama mama nya, entar kalau udah punya istri, istri mu busa cemburu lo..." Ucap Mama Zahra mengacak gemas rambut putra nya.
"Gimana mau cemburu, orang nya saja dari kemarin nggak ada kabar sama sekali" Batin Wafa cemberut.
" Udah ayo, kita berangkat sekarang " Ucap Papa Arga.
Mereka berempat masuk ke dalam mobil, menuju bukit yang akan mereka kunjungi.
Tidak butuh waktu lama, mereka sudah sampai.
" Wah, pemandangan di sini bagus banget,,,,nggak sia - sia aku cuti sekolah sehari" Ucap Vani.
" Udah dong kak, jangan cemberut terus....senyum dong,,ayo kita foto berdua" Ajak Vani.
" Malas" Jawab Wafa menghindar.
" Kak Wafa.... cepetan, hadap sini.... satu, dua tiga senyum...."
Satu foto selfie berdua di ambil oleh Vani. Vani terkekeh melihat foto kakak nya yang tersenyum terpaksa.