Aleia punya kesempatan untuk menyelamatkan Diora ketika kecelakaan menimpa mereka berdua. Namun Aleia pilih membiarkan sahabatnya itu mati.
Keesokan harinya setelah pemakaman Diora, dia meminta sang ayah untuk menikahkannya dengan Arkan-suami Diora dan menjadi ibu sambung Bryan-bayi yang masih berusia beberapa minggu.
Masuk ke dalam pernikahan yang seperti di neraka, tapi Aleia bukanlah wanita yang lemah. Bersama baby Bryan dia hadapi suaminya yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FM Bab 12 - Kita Impas
Di meja makan tadi Aleia terlihat sangat mempesona dan penuh ketegasan. Tapi ketika dia sudah berhasil keluar dari rumah itu, seketika wanita cantik ini meringis nyeri, merasakan pedih di pangkal pahanya.
Arkan benar-benar telah mengkoyakan dia.
"Besar sekali," ucapnya dengan ambigu, namun dalam ingatannya tergambar jelas apa yang dia rasakan semalam.
Aleia tidak menyesali malam pertama itu, meski hati dan harga dirinya hancur. Aleia merasa akan lebih merana andai Arkan tidak sudi menyentuh dia.
Karena semalam, Aleia juga semakin tahu jika Diora telah benar-benar merusak namanya di mata pria itu.
Tapi tak apa, karena semua kebenaran dan ketulusan yang dia punya akan membuat Arkan berangsur sadar. Itulah yang sampai sekarang masih diyakini oleh Aleia.
Diora telah mati.
Tapi dia dan Arkan masih terus melanjutkan hidup ini.
Dan dengan susah payah, Aleia masuk ke dalam mobilnya sendiri, segera pergi dari sana.
Nanti, dia akan membalas semua perlakuan Arkan semalam.
Tepat jam 3 sore. Aleia telah kembali ke rumah. Dia membawa tongkat baseball di tangannya. Membuat beberapa pelayan yang melihat merasa heran.
"Dimana Arkan? ku lihat mobilnya ada diluar," tanya Aleia, dia berdiri di ruang tengah dan memanggil seorang pelayan untuk ditanya-tanya.
"Hari ini tuan Arkan memang tidak pergi ke kantor Nyonya. Sejak pagi beliau berada di ruang kerja."
Mendengar itu Aleia tersenyum miring. Sudah menduga jika ada sesuatu yang penting di dalam ruangan itu.
Apalagi kemarin Arkan jelas-jelas melarang dia untuk masuk ke dalam sana.
Tak peduli pada apa yang dikerjakan oleh sang suami, Aleia berniat menghancurkan itu semua.
Pembalasan yang akan Aleia lakukan tentang semalam.
"Bik, katakan pada Arkan jika baby Bryan menangis. Aku ingin masuk ke ruang kerjanya."
"Tapi Nyonya_"
"Lakukan, ini adalah perintah."
"Ba-baik Nyonya," jawab pelayan itu dengan takut-takut. Entah kenapa merasa tak baik tentang hal ini.
Saat pelayan itu menjalankan tugasnya, Aleia bersembunyi di salah satu sudut rumah.
Dari tempat persembunyiannya itu dia bisa melihat Arkan yang menaiki anak tangga menuju lantai 2.
Aleia tersenyum miring, saat keadaan aman dia segera masuk ke dalam ruang kerja sang suami. Sengaja membuka pintunya lebar agar suara yang dia timbulkan mampu di dengar oleh pria bodoh itu.
Aleia menatap sekeliling ruangan ini dan melihat tempat kerja Arkan. Perhatiannya langsung terkunci pada lab pribadi milik Arkan.
"Aku akan menghancurkannya," geram Aleia. Sama geramnya saat Arkan memperlakukannya seperti hewan semalam.
Tak peduli apa yang sedang dikerjakan oleh Arkan, Aleia dengan membabi buta memukuli lab itu menggunakan tongkat baseball yang dia bawa.
BRAK!
BRAK!
BRAK!
Meja kaca pecah, beberapa alat pun hancur seketika, sebuah chip sampai patah.
BRAK!
Dan suara itu benar-benar mampu di dengar oleh Arkan. Tanpa banyak kata pria itu segera berlari menuruni anak tangga dan menuju ruang kerjanya.
Dan alangkah terkejutnya dia ketika melihat Aleia telah menghancurkan semuanya.
Ponsel milik Diora satu-satu alat bukti yang bisa menjerat wanita laknat itu kini sudah tak terbentuk, bahkan labnya pun remuk.
BRAK!
"ALEIA!!" pekik Arkan dengan sangat kuat. Suaranya bahkan lebih menggelegar dibandingkan semua pukulan Aleia.
Suasana rumah seketika berubah mencekam. Para pelayan bahkan saling memeluk merasa sangat takut.
Tapi Aleia malah tersenyum menyeringai.
"Kita impas, ini adalah bayaran untuk semalam. Permainan mu terlalu kasar."
karena cinta Aleia jadi lemah walaupun dia tangguh,, tapi dihadapan arkan selalu lemah dan karena keiinginan aleia untuk merawat bryan,, arkan memanfaatkan keleman lea,, untungnya keluarga carter liat jadi enaklah langsung kena bogemm😅