NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengantin Pengganti / Pengganti / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:562.2k
Nilai: 4.4
Nama Author: Amanda Ferina

Perjodohan

Terdengar klasik tapi masih banyak praktik tersebut di tengah masyarakat. Capella Permata Adityawarman, gadis 23 tahun yang baru saja menyelesaikan studinya dan bekerja sebagai jurnalis. Capella sudah dijodohkan saat ia kecil dengan Mahen. Kedua orang tersebut saling mencintai. Sebentar lagi Mahen dan Capella akan menikah, namun beberapa hari lagi pesta yang akan diselenggarakan berubah kacau saat Mahen menjadi tersangka pemerkosaan dan pembunuhan. Capella ingin membatalkan pernikahan itu dan orangtua Mahen yang terlanjur menyukai Capella serta persiapan pernikahan 90% memaksanya menikah dengan anak bungsunya yang super dingin dan nakal, Januari Harrisman Trysatia, pemuda yang masih 19 tahun. Capella harus menikahi Januari yang jauh di bawahnya dan masih labil.

"DASAR PELACUR!!" Januar meludahi Capella di depan orangtunya.

"JANUARI! DIA ISTRIMU!" teriak Megan kepada anak bungsunya.

"Sampai kapan pun gue tidak akan pernah menganggap lo istri." Januar mendorong Capella.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amanda Ferina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 12

Januar mengangkat tubuh Capella yang masih bergetar ke dalam kamar. Pria itu mencurahkan segenap perhatian kepada Capella hingga membuat Capella tak mampu berkata-kata.

Ini adalah sisi termanis Januar yang pernah dilihatnya. Bagaimana pria itu memberikan perhatian penuh kepada-nya.

Januar meletakkan tubuh Capella di dalam kamar lalu menyelimutinya. Tatapan pria itu datar dan tidak dimengerti oleh Capella. Capella menundukkan pandangan dan menyembunyikan dirinya di balik selimut.

"Lo bisa gak sih gak usah nyusahin? Hampir aja lo diperkos.a. Kalau gak ada gue, gue gak tau gimana nasib lo! Mungkin lo udah gak di sini. Najis gue, nyusahin. Lain kali gak usah kerja kalau kaya gini."

Capella terkejut saat mendapatkan respon seperti itu oleh Januar. Ia pun menundukkan kepala dan mengepalkan tangannya. Perkataan Januar sungguh menusuk hati.

Ia tak menyangka jika pria itu akan mengatakan hal tersebut. Hampir saja Capella memuji Januar namun ia bak dijatuhkan dari ketinggian saat mendapatkan kenyataan bahwa Januar masih sama dan hanya mempedulikan dirinya karena kemanusiaan.

"Makasih," ucap Capella dan tersenyum tulus kepada pria itu. Meski ia sudah dihina tapi nyatanya tetap Capella bersikap lembut kepada Januar.

Januar memutar bola matanya dan kemudian pergi begitu saja dari kamar Capella. Setelah itu barulah Capella menitikkan air mata yang sedari tadi ditahan olehnya. Tapi senyuman masih bertahan di wajah wanita itu.

Meskipun Januar bersikap seperti itu tapi Capella masih tersentuh dengan penyelamatan Januar.

Ia melihat sendiri bagaimana emosinya Januar saat melawan mereka tanpa ampun dan memarahi para anak jalanan tersebut.

"Aku bahagia dengan kamu melakukan hal itu untukku." Setidaknya ada kemajuan bukan?

Capella pun bangun dan menuju ke kamar mandi. Ia harus berganti pakaian dan membersihkan diri. Ingatan tadi yang hampir saja ia dilecehkan kembali membuat takut Capella. Namun saat Januar datang bak pahlawan Capella merasa aman.

Sedangkan di luar sana Januar menghirup batang rokok yang ada di mulutnya. Ia benar-benar hampir frustasi saat memikirkan Capella yang hendak dilecehkan. Untungnya ia sempat datang, hal itulah yang membuat Januar marah besar kepada Capella.

Januar mendesis dan membuang puntung rokoknya. Ia pun mengusap wjahanya kasar sembari memikirkan ada apa dengannya hingga terus memikirkan Capella dan khawatir dengan wanita itu.

Tiba-tiba suara telepon berdering dari saku celana Januar. Januar pun mengambil ponselnya dan tanpa melihat siapa penelpon nya pun ia langsung mengangkat sambungan tersebut.

"Hallo sayang! Kamu ada di rumah? Aku ke rumah kamu yah?"

Januar pun melirik ponselnya dan menatap nama kontak tersebut. Ia menghela napas panjang saat melihat nama Delisha di sana. Januar sedang frustasi dan ia tak ingin diganggu oleh siapapun.

"Gue lagi sibuk."

"Sayang kok kamu ngomongnya pake 'gue' sih yang?"

"Lo ngerti gak sih kalau gue tuh lagi sibuk dan gak mau diganggu sama lo!" ucap Januar dan langsung mematikan sambungan tersebut.

Januar mendesah panjang dan kemudian menjambak rambutnya seraya berteriak kencang.

Ia memukul pilar di sampingnya hingga buku tangannya memerah. Pria itu memejamkan mata dan kemudian beranjak dari sana.

"Bang.sad! Kenapa gue terus khawatirkan dia!!"

Tiba-tiba ada lagi notif telepon masuk. Januar tak hisa menahan emosinya.

"Anji.ng siapa lagi yang nelpon gue!" Januar pun mengangkatnya. "Lo ngapain telepon gue tengah malah bang.sad!"

"Januar ini Papa. Kamu sudah papa bilang berhenti ngomong kasar."

Januar memejamkan mata. Ternyata ia salah kali ini. Orang yang tengah menelponnya adalah orang yang paling ditakuti oleh Januar.

"Hm."

"Besok kamu ke kantor. Kamu harus belajar mimpin perusahaan. Kamu tauran terus, kalau begini bagaimana perusahaan kita."

"Gue belum magang."

"Jangan bantah perintah Papa."

________________

Usai pulang dari kampus ia pun memasuki mobilnya. Namun saat ia hendak menjalankan mobilnya Januar harus menghela napas berkali-kali.

Ia pun keluar dari mobil dan menatap orang yang menghadang jalannya. Itu adalah Delisha dengan mata sembabnya habis dibentak oleh Januar tadi malam.

Januar pun mendesah frustasi kenapa kali ini harus bertemu dengan Delisha.

"Minggir gue lagi buru-buru."

"Januar, kamu kenapa kaya gitu ke aku. Aku sakit hati." Januar pun lunak.

Ia memeluk tubuh Delisha yang hendak menangis. Pria itu menenangkan Delisha dengan mengusap surai wanita itu penuh dengan kasih sayang.

"Maafkan aku. Malam tadi aku lagi tidak mood."

"Tapi aku sakit hati. Kamu kalau ada apa-apa itu bilang ke aku."

"Iya sayang iya. Maaf yah."

Delisha pun mengangguk dalam pelukan Januar.

"Kamu mau ke mana?"

"Papa nyuruh ke kantor."

"Lah bukannya kata kamu kemarin dia keluar negeri sama Tante Megan."

"Udah balik," ucap Januar. Padahal kemarin itu hanyalah sandiwara dan orangtunya sama sekali tidak pergi ke luar negeri.

"Berarti Capella gak sama kamu lagi dong."

"Tergantung Bunda."

Terlihat wajah cemas Delisha. Ia mengerutkan bibirnya tak senang jika Capella terus bersama Januar.

"Aku ikut ke kantor."

Januar pun menghela napas panjang. Tidak ada pilihan lain selain mengajak Delisha ke kantor. Semoga juga dengan melihat Delisha ayahnya tersentuh untuk merestui dia dan Delisha.

"Yaudah."

Delisha lebih dulu masuk dan lalu diikuti oleh Januar. Lantas Januar menjalankan mobil tersebut dengan kecepatan penuh.

Tidak biasanya Januar menggunakan mobil. Tapi karena motor yang ia miliki sedang macet terpaksa ia menggunakan mobil. Lagipula Delisha lebih menyukai jika Januar membawa mobil.

Sesampainya di depan kantor Januar pun menggandeng Delisha. Tidak ada yang heran dengan kehadiran tuan muda di sana bersama Delisha.

Hampir seintro kantor mengerjapkan hubungan Januar dan Delisha. Namun hanya ada beberapa yang pula mengetahui bahwa Januar sudah menikah dengan Capella karena mereka hadir dalam pernikahan tersebut.

Saat memasuki ruangan ayahnya, Hengky menatap sang anak yang datang bersama dengan Delisha itu tajam.

Dari raut wajahnya ia tak menyukai Delisha. Delisha berusaha untuk tetap terlihat baik di depan Hengky.

Ia pun memberikan salam untuk Hengky namun dengan cuek Hengky mengulurkan tangannya.

"Siang Om."

"Papa nyuruh kamu ke sini buat belajar menjadi pemimpin dan ikut meeting bukan membawa pacar mu."

"Eumm Om, gini tadi aku yang maksa buat ikut. Jadi aku tunggu di luar aja."

"Hm," gumam Hengky.

Januar pun tersenyum tipis dan menggenggam tangan kekasihnya dengan erat.

"Kamu gak papa tunggu di luar."

"Saya tidak mengizinkan Januar bertemu dengan mu. Mungkin kamu akan menunggunya sampai tengah malam tanpa bertemu dengan Januar. Lebih baik kamu pulang," usir Hengky kepada Delisha.

Delisha yang tak tahu apapun menundukkan kepala sedih. Ia tersenyum tipis dan memandang Januar meminta bantuan.

"Papa, bisa bersikap lebih sopan lagi gak ke pacar Januar?"

"Papa tidak peduli dia siapa mu. Tanggung jawab mu lebih utama."

__________

Tbc

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMAKASIH

1
Leew
absolutely berakhir bahagia 🗣️🔥
Leew
bibit unggul tuh lek
Leew
susah bang, gua trust issue 🥰
Leew
APA INI RAJU ENTENG BANGET LU MINTA BAIKAN🗿
Leew
tsundere gini boy
Leew
ngatain orang begitu sendirinya kek anying elah jamur🗿
Leew
alamak, galak galak suka minum susu awokaowka
Leew
ntar kualat bang, tau rasa dah lu🗿
Leew
brutal banget bjir🗿
Adzia Nosta
Lumayan
kori fvnky
Kecewa
Hrawti
Luar biasa
Safa Almira
mampir
Astina Putri
wah,wah,jangan bner ni,klok januar nikung kakaknya
Fi Fin
Januar akhlak nya parah mulut dan perbuatanya ...kok punya dua anak ga ada yg beres ..mahen jg akhlak nya bejad
Risa Risa
hadaaaahhh hari gini kdrt gitu dpn mertua lagi..
Risa Risa
tragis banget
ArlettaByanca
jd saat dijahati balas dendam dg jahat lagi ato lebih jahat itu bukan solusi...
ArlettaByanca
dan kejahatan Januar telah membuat Mahen jd jahat..
Zhie Zhie
hah? nggak punya gojek y? ngapain hujan2n?😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!