Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Kemudian Adrian duduk disamping Cheryl, Adrian sendiri adalah kakak kelas mereka saat masih duduk di bangku SMA, cowok populer yang digilai banyak cewek di sekolah salah satunya Luna ia juga termasuk yang mengidolakan
Adrian saat SMA.
“Kapan ka Adrian balik kesini bukannya lagi kuliah di luar negri ya?” tanya Luna.
“Baru 1 minggu yang lalu, gue tuh udah lulus makanya balik kesini” sahut Adrian.
“Bentar ya gue mau ke toilet dulu” Cheryl pergi ke toilet meninggalkan Adrian dan Luna yang sedang asyik mengobrol.
Saga yang baru saja pulang setelah bertemu dengan rekan bisnisnya tidak sengaja melihat Luna di kafe yang sedang duduk berduaan dengan laki-laki, ia menyuruh Tommy untuk menghentikan mobilnya, sementara matanya terus mengamati Luna yang terlihat tengah asyik ngobrol ketawa ketiwi dengan laki- laki itu membuatnya kesal.
Setelah beberapa lama mengamati, Saga menyuruh Tommy menjalankan mobilnya dan kembali ke kantor.
Cheryl kembali setelah beberapa menit yang lalu ke toilet dan langsung duduk di samping Luna “Aaah lega” ucapnya.
“Lo habis ngapain sih Cher, lama banget di toilet” tanya Luna.
“He…he…he…panggilan alam” tuturnya terkekeh.
Adrian menatap jam yang melingkar ditangan kirinya “udah sore nih gue pergi dulu ya soalnya masih ada urusan” kemudian ia pergi meninggalkan Luna dan Cheryl.
“Ka Adrian makin ganteng aja ya” Cheryl menyenggol tangan Luna menggoda sahabatnya.
Luna hanya mengangguk matanya terus saja menatap punggung Adrian yang makin lama makin menjauh.
“Udah sore kita pulang yuk” ajak Luna, kemudian mereka berdua pulang ke rumah.
Sore hari saat sedang rapat, Saga sama sekali tidak mendengarkan apa yang sedang di sampaikan oleh bawahannya, ia terus melamun sepanjang rapat, dipikirannya hanya dipenuhi gambaran Luna yang sedang asyik mengobrol dengan laki-laki.
Ting
Bunyi pesan masuk ke ponsel Saga yang ternyata dari Luna “aku sudah pulang kamu nggak perlu jemput aku” begitulah kira-kira isi pesannya.
Sontak saja Saga langsung berdiri membuat orang-orang yang berada di ruang rapat kebingungan.
“Rapat kita akhiri sampai disini, kita akan lanjutkan besok” kemudian dengan langkah kaki yang cepat Saga langsung keluar dari ruang rapat.
“Tom ada apa dengan tuan Saga? tanya salah satu karyawan, Tommy menjawab dengan mengangkat kedua bahunya menandakan bahwa dia sendiri juga tidak tahu kemudian ia segera bergegas menyusul bosnya yang sudah keluar lebih dulu.
“Kita pulang Tom” Tommy mengangguk, ia berjalan mendahului bosnya untuk mengambil mobil.
Sementara Luna yang sudah berada di rumah, setelah mandi dan mengganti pakaiannya ia berjalan menuruni tangga menuju taman yang berada di belakang rumah, mendudukkan tubuhnya pada sebuah bangku panjang dan menyenderkan punggungnya pada senderan bangku tersebut.
“Ka Adrian” ucapnya lirih, senyum simpul terlihat dari bibir mungilnya kala ia mengingat kembali pertemuannya dengan Adrian.
60 menit kemudian Saga tiba di rumah, tanpa pikir panjang ia langsung masuk mencari keberadaan Luna, ia membuka pintu kamar Luna namun tidak ada orang di dalam, ia kembali lagi turun ke lantai bawah, bik Idah yang sedang menyapu lantai memperhatikan anak majikannya yang seperti sedang mencari sesuatu.
“Mas Saga lagi nyari apa”.
“Bibik liat Luna nggak? Aku nyari di kamar nggak ada” Saga terlihat gelisah.
“Non Luna ada di taman belakang Mas”.
Saga bergegas ke taman belakang, mendapati Luna yang tengah duduk sendirian, tangannya sibuk memainkan ponsel, Saga melangkahkan kakinya pelan-pelan agar Luna tak menyadari kedatangnnya, ketika sudah berada dekat di belakang Luna, Saga membungkukkan badannya dan mencondongkan kepalanya tepat di samping kepala Luna.
“Lagi liatin apaan sih serius banget” terlihat di layar ponsel Luna foto laki-laki.
Luna menoleh wajahnya hanya berjarak 10 cm dari wajah Saga “astaga! Mas Saga ngagetin aja deh, untung aku nggak punya penyakit jantung” seloroh Luna yang tidak tahu Saga ternyata ada di belakangnya.
Saga kemudian duduk disamping Luna, matanya masih menatap layar ponsel Luna yang memperlihatkan foto laki-laki.
“Itu yang di ponsel kamu foto siapa? Pacar?” hatinya tidak tenang ingin sekali ia menghapus foto itu dari ponsel Luna.
“Oh ini, temen sekolah waktu SMA” jawab Luna santai.
“Jelek” ucapnya lirih, Luna menoleh kearah Saga, ia tidak terima kakak kelasnya yang ganteng itu di bilang jelek.
