DICINTAI KAKAK TIRI TAMPAN
Cahaya mentari mulai bersinar terang, menelusup masuk lewat celah-celah gorden sebuah kamar, terlihat seorang gadis yang masih tidur terlelap di atas ranjang berukuran besar. Dia adalah Luna Alexandra seorang
mahasiswi semester 5 di Universitas XX. Ia mulai menggeliat terbangun dan duduk, matanya mulai berkeliling melihat ruangan kamar yang begitu besar.
“Gue dimana? Ini bukan kamar gue?” Ia menggaruk kepalanya dan menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya.
“Aaaaaaaaaah” Luna berteriak kencang saat menyadari tak ada sehelai benang pun yang melekat pada tubuhnya.
“Ada apa sih pagi-pagi udah ribut?” Luna menoleh kearah sumber suara tersebut.
“Si…siapa kamu?” bicaranya terbata-bata.
Pria itu bangun dan duduk matanya mulai melihat kearah gadis disampingnya, ia mendekatkan wajahnya ke telinga gadis itu dan berbisik “kamu lupa apa yang udah kita lakuin semalam” ia tersenyum smirik.
Luna memegang kepalanya berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Yang ia ingat, pergi dari rumah setelah bertengkar dengan ayahnya kemudian ia mengendarai sepeda motornya dan berhenti di sebuah club malam dan masuk ke dalam, kemudian ia memesan 1 botol wine dan menghabiskannya, setelah itu ia tidak ingat lagi apa yang terjadi.
“Aku bantu kamu mengingatnya” ucap pria itu dengan tatapan nakal.
“Kamu menabrakku dan meminta membawamu pulang bersamaku, setelah itu aku yakin kamu juga tahu apa yang terjadi” pria itu mengedipkan matanya.
“Sial” umpatnya setelah mendengar omongan pria di sampingnya.
“Kita kan nggak kenal kenapa kamu nggak ninggalin aku aja di pinggir jalan, atau membiarkanku tidur di jalanan” ucap Luna kesal.
“Kamu pikir aku pria yang tidak bertanggung jawab, bagaimana mungkin membiarkan gadis cantik yang sedang mabuk tidur di jalanan, atau kamu mau di bawa laki-laki hidung belang”
“Bukannya kamu juga termasuk laki-laki hidung belang”
“Ha..ha..ha..” pria itu tertawa mendengar ucapan Luna.
“Sepertinya kamu masih belum ingat siapa yang menggodaku semalam” ucapnya sembari beranjak bangun dari ranjang, ia hanya menggunakan celana boxer, terlihat jelas tubuhnya yang tegap dengan perut kotak-kotaknya.
Luna menghela nafas panjang dan beranjak dari ranjang, mengambil pakaiannya yang berserakan di bawah dan langsung melesat ke kamar mandi.
“Apa yang udah lo lakuin sih Lun?” ia berdiri di cermin memandangi dirinya sendiri.
Setelah beberapa saat Luna keluar kamar mandi dan mendapati pria itu sedang duduk di sofa.
“Kita lupain kejadian tadi malam anggap aja nggak pernah terjadi” ucapnya sembari mengambil Black Card dari dalam tasnya dan menaruhnya di atas meja kemudian ia pergi keluar dari kamar itu.
Pria itu mengambil Black Card yang ditinggalkan Luna untuknya seraya berkata “gadis yang menarik” ucapnya. Saat ia akan mengambil pakaiannya, kakinya menginjak sebuah benda berbentuk persegi panjang dan bertuliskan nama "Luna Alexandra" sebuah kartu mahasiswa.
Pria itu keluar dari hotel kemudian melajukan mobilnya menuju perusahaan tempatnya bekerja. Saat ia berjalan masuk ke perusahaan orang-orang yang berpapasan dengannya semuanya menyapanya.
“Selamat pagi Pak".
“Selamat pagi Pak".
“Selamat pagi Pak".
Pria itu menganggukkan kepalanya sembari tersenyum. Ya dia adalah Saga Ganendra Jarvis, salah satu Pengusaha yang sukses di usia yang terbilang muda yaitu 27 tahun. Perusahaannya tidak hanya terkenal di dalam negeri bahkan sampai luar negeri, ia di nobatkan sebagai Pengusaha Muda yang paling berpengruh saat ini.
Ia memasuki ruang kerjanya yang di ikuti oleh asisten pribadinya yaitu Tommy.
“Apa ada jadwal yang penting hari ini?” tanya Saga kepada asistennya itu.
“Hari ini Tuan akan bertemu dengan Perwakilan Perusahaan INKA Group untuk menandatangani kontrak kerja sama saat jam makan siang, kemudian….” Tommy berhenti sejenak.
“Apalagi Tom kenapa kamu berhenti”
“Nyonya besar tadi menelpon menyuruh Tuan untuk makan malam di rumah, dia menghubungi nomor Tuan tapi tidak aktif.
“Ya sudah”.
“Baik Tuan kalau begitu saya permisi” Tommy keluar dari ruang kerja bosnya.
Di tempat lain Luna yang semalam tidak pulang ke rumah merasa khawatir karena takut di marahi Ayahnya. Ia mengendap-endap masuk ke dalam rumah agar tidak ketahuan oleh ayahnya.
“Dari mana saja Lun?” tanya ayahnya yang sedang duduk di sofa membuat Luna terkejut karena tidak melihatnya. Luna hanya berdiri dan terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun.
“Kamu masih marah sama ayah” tanya Wyman Alexander lagi, dia adalah seorang pengusaha restoran yang sukses dan punya banyak cabang dimana-mana.
“Maaf yah Luna capek mau istirahat dulu” ia naik ke lantai atas menuju kamarnya. Wyman yang masih duduk hanya menatap putrinya sampai ia masuk ke dalam kamarnya.
“Ini Tuan tehnya” Bik Idah meletakkan teh di atas meja.
“Makasih bik” Wyman menyeruput tehnya.
“Maaf Tuan kalau saya lancang bicara, ada baiknya Tuan memberikan waktu buat Non Luna untuk berpikir, dia pasti terkejut dengan apa yang Tuan sampaikan kepadanya tadi malam” ucap Bik Idah, dia adalah asisten rumah tangga
yang sudah bekerja sangat lama di keluarga Wyman.
"Huftt” Wyman menghela nafas. “apa yang bibik katakan memang benar” ucapnya.
Bik Idah kemudian kembali ke dapur menyelesaikan tugasnya. Luna merebahkan tubuhnya di ranjang, saat menutup matanya ia teringat kembali dengan kejadian di hotel.
“Arrgh sial” ucapnya.
Maaf ya teman-teman kalau tulisannya masih banyak yang tidak enak di baca, karena masih pemula he...he...he...
jangan lupa di like dan di komen ya Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Mystera11
menarik thor ...smngat brkarya... 💪💪💪
2022-04-15
4
❥𝕵𝖆𝖓𝖎𝖊➻📴
tulisannya rapih ko ka, ceritanya menarik
2022-03-17
2