NovelToon NovelToon
SUAMIKU DI RANJANG SAHABATKU

SUAMIKU DI RANJANG SAHABATKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:61.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rizki Gustiasari

Aku mengenalnya sejak kuliah. Kami bertiga—aku, dia, dan sahabatku—selalu bersama.
Aku pikir, setelah menikah dengannya, segalanya akan indah.
Tapi yang tak pernah kuduga, luka terdalamku justru datang dari dua orang yang paling kucintai: suamiku... dan sahabatku sendiri.

Ketika rahasia perselingkuhan itu terbongkar, aku dihadapkan pada kenyataan yang lebih menyakitkan—bahwa aku sedang mengandung anaknya.

Antara bertahan demi anak, atau pergi membawa kehormatan yang tersisa.

Ini bukan kisah cinta. Ini kisah tentang dikhianati, bangkit, dan mencintai diri sendiri...

"Suamiku di Ranjang Sahabatku" — Luka yang datang dari rumah sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizki Gustiasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak luka di aroma kopi..

Jam menunjukkan pukul empat sore saat Nayla melangkah masuk ke dalam kafe kecil yang hangat di pojok jalan dekat kantor hukum tempat Aldi bekerja. Aroma kopi yang pekat langsung menyambutnya, begitu pula dengan dentingan sendok dan gelas yang terdengar akrab, namun tak mampu menghangatkan hatinya yang beku. Ia memilih duduk di sudut dekat jendela, memandang lalu lintas yang padat sambil menggenggam secangkir cokelat panas yang bahkan tak sempat disentuh.

Hatinya masih remuk, tapi wajahnya tak menunjukkan retak sedikit pun. Sejak kepergian itu—sejak ia melihat sendiri Raka dan Tania keluar dari kamar hotel dengan pakaian kusut dan wajah panik—Nayla berhenti menangis. Ia sudah melewati fase amarah, fase tanya, fase kecewa. Kini, hanya ada keheningan dan tekad.

Sepuluh menit berselang, Aldi datang dengan tergesa, napasnya masih belum teratur karena terburu-buru. Kemeja biru muda yang dikenakannya tampak rapi, jas hitam menyempurnakan penampilannya yang profesional. Tapi begitu matanya menangkap sosok Nayla yang duduk tenang dengan mata kosong, langkahnya melambat. Ada luka yang terlihat samar di wajah perempuan itu—bukan luka fisik, tapi jauh lebih dalam.

“Nayla,” sapa Aldi seraya menarik kursi dan duduk di hadapannya. “Maaf aku terlambat.”

Nayla hanya mengangguk kecil, senyum tipis terbentuk sejenak di wajahnya, tapi cepat sekali menghilang. Ia sudah terlalu lelah berpura-pura baik-baik saja.

“Aku sudah dengar sedikit dari Siska,” Aldi memulai pelan. “Tapi aku mau dengar langsung dari kamu. Kau yakin ingin lanjutkan proses perceraian ini meskipun Raka mengajukan pembatalan lewat pengacaranya?”

Nayla menatap langsung ke matanya. Sorot matanya tenang, tapi ada gemuruh yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang pernah patah dalam diam.

“Saya yakin,” jawab Nayla. “Pernikahan ini sudah tak punya bentuk. Bukan rumah, bukan tempat pulang. Yang tersisa hanya puing dan luka. Saya ingin menyelesaikannya dengan cara yang benar.”

Aldi mengangguk perlahan. “Kamu tahu ini akan melewati mediasi ulang. Kalau kamu tetap pada pendirianmu, kita akan ajukan keberatan atas permohonan pembatalannya. Dokumen pendukung akan sangat penting. Kamu punya bukti?”

Tanpa berkata banyak, Nayla mengeluarkan map dari dalam tas. Gerakannya pelan, tapi pasti. Ia sudah menyiapkannya sejak semalam, menahan sesak saat menyusun potongan-potongan kenyataan.

Di dalamnya ada tangkapan layar percakapan Raka dengan Tania, bukti pembayaran hotel yang ia temukan di dompet Raka, surat hasil pemeriksaan kandungan, dan catatan transfer uang dari Raka yang hanya rutin di bulan-bulan awal pernikahan mereka.

“Ini semua,” katanya. “Dan saya bisa ajukan beberapa teman yang tahu apa yang saya alami. Termasuk hari itu, saat saya mendapati mereka… bersama di hotel itu.”

Aldi membuka satu per satu dokumen itu. Hening sejenak. Lalu ia mendesah pelan, menatap Nayla dengan sorot yang berbeda.

“Maaf aku harus menanyakan ini,” katanya. “Tapi kenapa kamu pergi ke Bandung? Apa kamu tidak mencoba bicara dulu dengan Raka setelah tahu dia—”

“Saya pergi karena saya sudah tahu jawabannya,” potong Nayla halus. “Saya tahu siapa yang dipilihnya. Saya tidak kuat menyaksikan lebih banyak. Malam itu, saat saya lihat mereka keluar dari kamar yang sama... dunia saya runtuh. Tapi saya masih menahan. Saya masih berharap Raka akan datang mencari saya. Tapi yang datang justru pengabaian. Diam. Seolah saya tak pernah ada.”

Aldi terdiam. Untuk pertama kalinya, ia melihat seorang perempuan tak hanya menahan sakit, tapi menjadikan rasa sakit itu tameng. Nayla tidak menangis, tapi setiap kata yang keluar dari bibirnya adalah serpihan dari hati yang pernah utuh.

“Kamu tahu?” Nayla melanjutkan, suaranya lebih lirih. “Saya bahkan sempat berpikir untuk tidak jadi ibu. Tapi waktu saya lihat hasil USG itu... saya sadar, ini bukan tentang saya. Ini tentang hidup lain yang harus saya selamatkan. Maka saya pergi. Saya putuskan menjauh dari semua yang merusak. Termasuk dari lelaki yang tak bisa membedakan cinta dan nafsu.”

Aldi menelan ludah. Tangannya menggenggam ujung meja, merasakan betapa sesaknya cerita Nayla. Ia tak tahu harus berkata apa. Di hadapannya duduk seorang perempuan yang hancur, tapi menolak menjadi korban. Nayla bukan perempuan biasa. Ia adalah seseorang yang memilih bangkit di tengah reruntuhan.

“Kamu kuat, Nayla,” kata Aldi akhirnya. “Nggak semua orang bisa setegar ini.”

Nayla tersenyum kecil. “Saya tidak kuat, Mas Aldi. Saya cuma belajar. Bahwa kalau saya tidak memilih berdiri, tak akan ada yang menolong saya berdiri.”

Kata-kata itu seperti tamparan lembut. Aldi menunduk sejenak, kemudian berkata pelan, “Saya akan bantu semampu saya. Bukan hanya sebagai pengacara, tapi... sebagai teman. Kalau kamu butuh tempat cerita, butuh sandaran—saya ada.”

Nayla menatapnya. Matanya berkaca-kaca, tapi tak ada air mata yang jatuh. Ia terlalu lama menangis dalam diam, hingga kini yang tersisa hanya air mata yang mengering sebelum sempat mengalir.

“Terima kasih, Mas Aldi. Itu lebih dari cukup.”

Percakapan mereka berlanjut pada teknis perkara, tapi suasana tak lagi kaku. Aldi mencatat poin penting, lalu memberi beberapa saran hukum yang bisa ditempuh Nayla. Namun di balik itu, pikirannya tak berhenti membayangkan betapa berat perjalanan yang telah dilalui perempuan di hadapannya.

Sore itu, aroma kopi tetap menguar di antara mereka, tapi bukan aroma itu yang tertinggal paling lama. Yang tertinggal adalah jejak luka Nayla—hening, namun membekas kuat. Aldi sadar, dirinya kini tak hanya menjadi saksi hukum, tapi juga saksi dari kekuatan hati seorang perempuan yang memilih menyelamatkan dirinya, meski harus berjalan sendiri dalam gelap.

1
Neng Saripah
udah sih rak,cerein aja itu c tania
orang udah ketahuan juga belangnya gimana
Rizky Sandy
mudahwan Naila dpt laki2 yg baik ya,,,,
Lee Mbaa Young
Enak kan,,, karmanya... karma tak Semanis kurma.
imel
Abaaang.. menyesal itu belakangan.. kalo di depan namanya pre order
Lee Mbaa Young
Enak kan karma nya... cih pelakor dan laki pezina kok mau hidup bhgia. mimpi mu terlalu tinggi.
Rizky Sandy
laki2 SM saja,,, g ush berharap nay,,,,
Rizky Sandy
mudah2an Naila ketemu SM laki2 yg baik,,, asal jgn SM Aldi,,,
Rizky Sandy
berarti Aldi g baik ketemu SM istri orang diam2,,, mudah2 Aldi dan naiyla g berjodoh,,,,
Rizky Sandy
nyumpahin anak yg bpknya dia ambil,,,, aneh
imel
udah bagus di rumah sakit jiwa malah pulang
alhamdulillah, sidang selesai.. tinggal tunggu sertifikat janda nya jadi🤭
Luar biasa
ooeeyy mak lampir.. ku kasih tau ya, klo rumah tangga dgn laki hasil rampasan dari bini orang, jangankan samawa, bau surga juga ga akan ada dlm rumah tangga itu sendiri.. panaass mulu, serasa di neraka🤭
laaahhh mak lampiirrr.. ada juga readers yg eneg sama loooo😒
ga usah di tangisin nay, calon mantan n mantan sahabat modelan mereka mah, hempaskan aja 😒
Ambo Nai
pelakor gak tau malu,hanya demi hidup enak mau menyakiti wanita lain.raka harus tau istri pilihannya tak lebih dari wanita murahan.
Lee Mbaa Young
Aldi hrse lngsung screenshot kirim ke raka beres kl km bener teges.
nyatane km ttp diam gk bilang ke raka. cm ancam ancam cabe.
Wes ilfil ma aldi teges cm mulut tok alias omon omon. kayak janji wakil rakyat.
hrse lngsung tindakan screenshot kirim ke raka br josss. br laki.
Lee Mbaa Young
Aldi tak beda dng raka, ternyata sama. tinggal screenshot kirim ke raka beres, ini mlh ngladeni.
semoga nayla dpt jodoh yg lbih baik Dr aldi dan Raka. yg teges bner teges gk gampangan di rayu dikit dah mletoi.

aldi ngladeni Tania sm saja gk mikirin nayla, mlh berani nemui istri orang. kn laki murah.
amit amit jng smp jd jodoh nayla. wes ilfil ma aldi balesi wa istri orang itu dah gk baik lo. aneh.
Lee Mbaa Young
Ternyata aldi dan Raka sama sama murahan nya.
semoga nayla gk berjodoh dng aldi juga, tinggal blokir beres kl gk tinggal bilang ke raka. screenshot kirim ke raka beres kan.
Ternyata aldi juga laki letoi gampangan juga. wes semoga nayla dpt yg lbih baik Dr raka dan aldi.
Wong aldi juga ngasih akses kok ke Tania.
wes males lakinya tak kira baik ternyata sama saja mudah di goda.
Anty Niez
jelas ada hak Nayla di situ,itulah harta Gono gini,harta yg di dpt setelah menikah,nahh Tania gak dpt lah.wlu dia skrg istri Raka....karena harta itu di dpt Raka ketika masih bersama Nayla🤗🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!