Sahara, si arwah penasaran yang sekarang sudah menjadi pendamping keluarga Darmawan masih harus terus berperang melawan para jin dan manusia yang masih ingin mengganggu keluarga itu.
Tapi sekarang dia tidak hanya di temani Rukmini atau Gandra saja, ada dua anaknya yang merupakan algojo yang mendampingi Dimas dan Kania yang terikat perjodohan darah. mereka adalah Argadana dan Anggadana.
Bintang dan Galuh juga masih terus membantu anak anak mereka agar bisa hidup dengan tenang dalam masa penyatuan perjodohan itu.
mampukah Sahara dan kedua anaknya melindungi keluarga Darmawan terutama Dimas dan Kania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bungkus
Malam harinya Sahara sudah nangkring di atas pohon mangga milik Galuh, dia di minta Hala untuk mengawasi kamar Alisha dan Gading.
"Untung Sahara ini hantu, jadi banyak nyamuk juga nggak akan di gigit, kalau Sahara ini manusia, pasti kulit cantik Sahara ini sudah habis darahnya" gumam Sahara sambil asik memakan manisan mangga ya di buat Sari.
"Kakanda Gandra sedang apa ya, semoga dia tidak macam macam saat Sahara patroli begini"
Brak.
"Anjay, apa itu"
"Hahaha.. Kamu kenapa Sahara? malam malam begini sudah nangkring di pohon sudah mirip mbak Kunti yang ada di kebun Om Supri" ledek Dimas melempar Sahara dengan kue kering.
Kriuk. Kriuk. Kriuk.
"Sahara sedang patroli Dimas, ini enak, Sahara mau lagi" jawab Sahara
"Ini, kamu jangan terlalu banyak makan, nanti bayi kamu besar di dalam" ledek Dimas memberikan toples kue pada Sahara
"Kata Gandra Sahara tidak akan hamil lagi, tapi kenapa Sahara hamil lagi?" tanya Sahara
"Mungkin karena perut kamu terus di isi makanya hamil" jawab Dimas asal
Dimas ikut naik karena Kania sedang mengobrol dengan Adinda di ruang keluarga, Renita juga tampak sangat rindu dengan anaknya itu jadi Dimas mengalah untuk malam ini saja. Matanya menangkap sesuatu dari balik jendela kamar Gading yang terlihat kosong, tapi ada bayangan yang lewat di sana.
"Lihat tuh, itu yang melet Alisha, dia sepertinya anak buah Gatra yang dulu kabur dan datang lagi untuk bekerja di sini" ucap Sahara menitipkan toples kue miliknya pada Dimas
"Kita lihat dulu siapa dia sebenarnya, jangan langsung di gerebek, nanti dia malah curiga dan semakin bersembunyi" ucap Dimas
"Tapi lama, Sahara mau bobo, ini sudah malam"
Tak.
"Kamu itu makhluk nokturnal Sahara, malam juga kamu masih melek" ledek Dimas menyentil kening Sahara
"Hihihi... Sahara lupa" manja Sahara memeluk Dimas
"Kita sibuk mengawasi penjahat, mereka malah pacaran" gerutu Argadana
"Nasib jadi anak sulung, selalu kalah sama anak bungsu yang belum lahir" keluh Anggadana
"Apa hubungannya?" tanya Argadana
"Hubungannya adalah, kalau Ibunda hamil beneran, terus Ibunda melahirkan, kita akan berbagi kasih sayang papa Dimas dan papa pasti akan lebih membela bayi yang kecil dan bau pesing" jawab Anggadana
"Aku tidak mau punya adik" gumam Argadana
Mereka kembali mengawasi seorang lelaki yang sedang memasukkan sesuatu pada lemari pakaian Alisha, ada beberapa helai rambut dan juga tulisan mantra yang di selipkan lelaki itu di bawah tumpukan pakaian milik Alisha.
Argadana yang penasaran melihat isi tulisan semacam isim dengan tulisan arab di dalamnya. Alisnya mengernyit saat tiba tiba si lelaki itu juga mengoleskan sesuatu di kerudung, sandal, dan pakaian dalam Alisha.
"Apa itu, baunya menyengat sekali, pantas saja meski Tante cantik itu shalat, tapi peletnya tetap sampai, pakaiannya sudah terkena najis, jadi shalatnya tidak sah" gumam Argadana
"Orang ini harus di bersihkan dari muka bumi, dia buat orang yang Soleha jadi kehilangan pahala shalatnya" ucap Anggadana serius.
"Beres, aku hanya tinggal menunggu waktu, Alisha aku akan membawamu pergi dari pak Gading secepatnya, kamu hanya akan mengingatku nanti" gumam Lelaki itu menatap foto Gading yang sedang memeluk Alisha dari arah belakang.
"Enak saja mau bawa pergi tante cantik, kamu itu tidak akan berhasil, kami tidak akan biarkan keponakan dari Bu nyari cantik dapat masalah" ucap Anggadana
"Adik, mari kita beri pelayanan untuk orang ini" ajak Anggadana
"Kamu yang adik bukan aku" ucap Argantara
"Sama saja, kita lahir dari perut ibunda bersaman" balas Anggadana
Ceklek.
"Yah.. Orangnya jadi keluar tuh gara gara Kamu" gerutu Anggadana
"Kamu yang mengajakku berdebat terus dari tadi"
"Ayo lapor ibunda dan bersihkan pengaruh pelet di kamar ini" ajak Argadana
"Ayo, aku juga ingin melihat bagaimana ibunda membersihkan orang orang seperti lelaki tadi" ajak Argadana
Keduanya kembali keluar dan memberi tahu Sahara kalau orang itu menyimpan barang teluh dan juga mengoleskan najis pada pakaian Alisha, itu sebabnya Alisha terkena pelet itu.
"Keterlaluan, pantas saja kak Alisha kena pelet, dia tidak sadar kalau pakaiannya kena najis" gumam Dimas mengepalkan tangannya
"Kalian tahu siapa dia?" tanya Sahara
"Dia adalah mantan anak buah Gatra yang melarikan diri, dan punya ilmu yang dulu sempat di pelajarinya dari Gatra, dia berniat membawa Tante cantik itu pergi setelah pengaruh peletnya kuat dan Tante cantik tidak ingat apapun" jawab Anggadana
"Sudah Sahara duga"
"Bagaimana menurut Dimas, bungkus atau jangan?" tanya Sahara
"Langsung bungkus Sahara, itu berbahaya kalau di biarkan lama lama" jawab Dimas
"Baiklah, anak anak, tunjukkan orangnya biar Ibunda bungkus dia dan bawa ke villa" ucap Sahara yang kini sudah berdiri di bawah pohon mangga dengan gaya angkuh.
"Siap laksanakan ibunda ratu" jawab kedua anaknya membuat Dimas terkekeh dan ikut turun dari pohon mangga itu
"Papa, simpan toplesnya, kami akan bertugas dulu, nanti kami kembali setelah membungkus orang itu"
"Masih banyak di dalam, Opa kalian sudah siapkan"
"Panggil Opa Hala, dan katakan kalau kita akan segera bergerak" ucap Sahara
"Baik Ibunda ratu"
Keduanya segera berlari ke arah belakang rumah Galuh untuk memberitahu Hala dan Rukmini yang sedang mengawasi kebun dan lahan Galuh. Bahkan keduanya juga memberi tahu kalau orang itu punya aura yang cukup aneh di tubuhnya, seperti campuran manusia dan jin.
"Apa mungkin dia siluman? Tapi bagaimana mungkin kita tidak tahu ada siluman menyusup ke tempat ini dan selamat dari pagar gaib yang kita buat" ucap Rukmini
"Aku juga bingung, tapi setahuku aku sudah ketat menjaga rumah ini dari pengaruh gaib, santet saja tidak pernah ada yang menembus tapi kenapa sekarang pelet bisa masuk" jawab Hala.
"Orang itu pakai baju milik orang yang baunya sama dengan Opa Galuh, makanya nggak ketahuan, baunya sama kalau bajunya" jawab Argadana
"Aku tahu sekarang, dia menggunakan pakaian milik Gatra, dia kan anak buahnya jadi otomatis pakaian pakaian Gatra, dia tahu atau mungkin dia curi sebagian dari rumah lamanya yang sudah lama kosong" ucap Rukmini
"Kalau iya, aku akan cek rumah itu setelah orang itu aku beri pelajaran karena sudah mengganggu ketentraman hidup anakku Gading" jawab Hala menatap tajam orang yang sekarang sedang so sibuk menemani para asisten rumah tangga di dapur.
"Kamu tidak akan selamat karena sudah membuat Alisha memimpikan orang lain selain suaminya" batin Hala
semangat othor/Determined/