Arabella, dibesarkan oleh orangtua angkatnya yang cukup kaya raya, namun tidak pernah memberikannya kasih sayang. Hingga suatu hari, perusahaan orangtuanya terancam gulung tikar. Dan yang paling mengejutkan, bahwa dirinyalah yang menjadi jaminan atas semua hutang-hutang yang ada.
Elvan Aristides, seorang CEO dari sebuah perusahaan terbesar dan ternama. Status itu hanyalah peralihan dari kedudukannya, sebagai leader dunia bawah yang merupakan seorang psycopath dengan kekejamannya. Darinya tidak ada kata kasihan dan kesempatan kedua, bahkan dalam hidupnya tidak ada makhluk yang bernama wanita.
Dipertemukan oleh takdir, membawa mereka kedalam ikatan percintaan. Dipenuhi dengan berbagai halangan dan rintangan yang cukup berat, membuat ikatan tersebut semakin kokoh.
Sanggupkah Arabella untuk menghadapi dan menerima takdir tersebut?
Akankah seorang psycopath dan kejam mendapatkan cintanya?
Mohon dukungan like dan hadiahnya ya dan jangan lupa untuk tanggapannya, agar outhor menjadi semangat dalam berkarya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12.
" Dimana ini?" Mata Ara menyelusuri setiap sudut ruangan disana.
" Ada apa tikus kecil? Tidak perlu takut, kau akan aman bersamaku."
Melepas satu persatu pakaiannya yang banyak terkena noda darah, Elvan dengan santainya melakukan hal iti dihadapan Ara.
Monster ini benar-benar gila, sudah tahu ada orang. Dia malah seenaknya saja melepas semua pakaiannya, aku harus mencari cara untuk keluar dari sini secepatnya. Ara.
Memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya, Elvan meninggalkan Ara yang sedari tadi menahan matanya untuk tidak melihat tubuhnya. Terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi, Ara pun segera mencari celah untuk melarikan diri. Keluar dari kamar tersebut dan mendapati keadaan rumah yang begitu sepi, tanpa ragu Ara segera berlari menuju pintu utama.
" Berhenti!!" Teriakan berat terdengar.
Tubuh Ara berhenti dari langkahnya yang akan menuju pintu utama, tiba-tiba saja kakinya terasa sangat berat untuk melangkah dan lemas.
" Jika satu langkah lagi kau berjalan, maka nyawamu akan aku lenyapkan!"
Elvan yang sudah berdiri dengan tubuh yang belum basah sedikit pun, karena ia sudah menebak jalan pikiran Ara. Masuk kedalam kamar mandi, bukan untuk membersihkan diri. Melainkan hanya untuk membasuh muka dan juga menggunakan handuk, yang ia lilitkan pada tubuh bagian bawahnya. Para pelayan yang berada di villa tersebut hanya menjadi penonton setia, jika mereka bersuara ataupun membantu. Maka bersiaplah untuk menantikan kegelapan dalam hidup mereka, yang selama ini sangat ditakuti oleh setiap pekerja yang berada disana.
Kabur kena hukuman, nggak kabur juga masih dihukum. Tapi...
" Aaaa, turunkan aku! Tolong turunkan, biarkan aku pergi! Tolong, tolong." Ara sangat kaget, saat tahu dirinya diangkat keatas pundak Elvan.
" Diam!" Bentak Elvan yang merasa risih dengan suara teriakan Ara.
" Turunkan aku, tuan! Turunkan, aku mohon."
Tanpa menjawabnya, Elvan melangkahkan kakinya memasuki kamar miliknya. Dari raut muka dan tatapan matanya, mengatakan jika saat ini ia sedang marah. Tubuh kecil Ara, ia lemparkan di atas tempat tidur miliknya.
" A a anda mau apa?" Melihat Elvan yang mendekati dirinya, membuat Ara semakin ketakutan dan berniat untuk lari.
" Mau apa? Kau akan tahu sendiri tikus kecil, jangan coba-coba untuk melawanku! Tidak ada siapaun yang bisa membantah setiap perkataanku.
Entah mengapa, setiap kali Elvan melihat Ara. Ada suatu perasaan yang aneh dalam dirinya, semakin wanita itu memberikan perlawanan kepada maka semakin besar pula rasa keinginannya untuk bermain bersamanya.
" To tolong jangan tuan, tolong lepaskan aku." Dengan isak tangis, Ara merayu agar bosnya itu melepaskan dirinya.
Langkah iti semakin mendekat, Ara turun dengan cepat dari atas tempat tidur dan berlari ke kemana saja ia bisa. Namun semuanya itu hanya sia-sia, kini tubuh kecil itu sudah berada dalam genggaman monster yang Ara takutkan.
" Jangan memancing amarahku tikus kecil!"
" Lepaskan tuan, aku mohon. Maafkan aku, biarkan aku pergi." Suada Ara semakin terdengar lirih.
Tangan kekar itu mencengkram leher Ara, kedua mata mereka saling bertatapan satu sama lain. Tanpa Ara ketahui, tangan Elvan satunya lagi menekan tekuknya dan melepaskan cengkraman pada lehernya. Menyatukan kedua bibir mereka, dengan begitu kasarnya Elvan melahap bibir Ara. Mendapati dirinya telah dicium secara paksa oleh tuannya, berusaha sekuat tenaganya untuk melepaskan dirinya yang sudah kehabisan nafas.
Sangat terpaksa, Ara harus menggigit bibirnya sendiri sampai mengeluarkan darah. Mendapati hal itu, amarah Elvan semakin membesar.
" Apa maksudmu seperti ini, hah? Kau menolakku! Dasar wanita sialan!" Dengan penuh emosi, Elvan menampar Ara sekuat tenaganya, membuat tubuh mungil itu terhuyung dan membentur kaca lemari didekatnya hingga pecah.
Rasa sakit yang dirasakan oleh tubuhnya, kini tidak tertahankan lagi. Ara menangis dalam diam, air mata jatuh bersamaan dengan aliran darah dari keningnya. Akibat terkena pecahan kaca lemari yang ia tabrak, sungguh mirisnya keadaan Ara saat itu.
" A aku mohon, tolong lepaskan." akibat terbentur dan jatuh ke lantai.
Tanpa menaruh belas kasihan, Elvan menarik rambut Ara dan melemparkan tubuhnya kembali di atas ranjang tempat tidur miliknya.
" Kau sendiri yang sudang memancing kemarahanku, kau harus bertanggung jawab atas semuanya! Dasar wanita, semuanya sama saja. Pembangkang!"
Ara menahan mulutnya, dimana Elvan mulai menyerang dirinya seperti bukan manusia. Air matanya sudah tak terbendung lagi, seakan ia tidak meyangka jika orang yang ia anggap monster. Ternyata melebihi semuanya, kekuasaan telah membunuh orang kecil seperti dirinya.
" Jangan tuan, jangan." Ara meminta kepada Elvan untuk mengurungkan niatnya.
" Diam!"
Satu persatu pakaian Ara telah di robek dengan satu kali tarikan, hingga menyisakan pakaian bagian dalam saja yang masih menempel pada tubuh Ara. Kekerasan masih dilakukan Elvan kepada Ara, menjambak, menampar bahkan ia dengan teganya menggigit hingga terkelupasnya kulit tubuh Ara.
" Kau akan segera merasakannya, inilah hukuman untuk wanita pembangkang sepertimu!"
" Ja jangan tu tuan, a aku mo hon. Ja ngan." Pinta Ara dengan lirih, rasa sakit yang ia rasakan sudah di luar kuasanya manusia pada umumnya.
Saat akan menyatukan dirinya bersama Ara, Elvan semakin tidak bisa membendung nafsunya birahinya. Baru kali ini, ia merasakan sangat bergairah dengan wanita. Ara, wanita itu telah mencuri
perhatiannya akhir-akhir ini.
" Argh!! " Jerit tanggisan Ara, disaat kehormatan dan kesuciannya telah di rengut secara paksa.
Hidup Ara seakan berhenti, namun tidak bagi pria yang telah melakukan hal tersebut kepadanya. Tidak tahu akan isi dari pikiran seorang Elvan, bersikap dingin, keji, angkuh dan juga tidak perduli kepada wanita. Di saat bertemu pada seorang wanita biasanya, menjadi jaminan hutang atas keluarganya, memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Dan kini, hidupnya bertambah hancur oleh ulah manusia monster yang kejam.
Akh! Wanita ini!
Setelah meluapkan amarah dan hasratnya, Elvan merebahkan dirinya berdampingan dengan Ara. Pada saat itu, Elvan sudah tidak mengetahui lagi dengan apa yang terjadi. Ia terlalu lelah dalam permainannya untuk pertama kali, bahkan itu telah membuatnya merasa ketagihan. Sempat mengulangi permainannya untuk beberapa kali, yang berakhir dengan tumbangnya seorang leader dunia bawah.
Tubuhnya begitu kecil, apakah hidupnya selama ini begitu susah. Tapi, hanya dia satu-satunya wanita yang bisa membuatku seperti ini. Bahkan bisa membuatku mengulanginya untuk beberapa kali, sepertinya tikus kecil ini berhasil membuat pertahananku hancur. Elvan.
Masih dalam keadaan polosz, Elvan menutupi tubuh Ara menggunakan selimut dan dirinya pun ikut berada didalamnya.
💐💐💐
Jangan lupa tingalkan jejak ya. Like, komen, vote dan juga hadiahnya buat outhor😊.