Mafia Psycopath Jatuh Cinta
Dalam perjalanan menuju perusahaan, seorang pria yang berpenampilan sangat rapi. Dengan begitu santainya memainkan ponsel yang ia pegang, namun ketenangannya itu menjadi terusik. Tatkala mobil yang ia gunakan berhenti mendadak, sehingha membuatnya menjadi kaget.
Ccciiittt!!!
" Hugo!!" Suara teriakan yang begitu keras, keluar dari mulut pria tersebut.
" Ma maafkan saya tuan. Ada orang yang menyeberang jalan secara tiba-tiba disana, tuan." Hugo yang sedang mengendarai mobil tersebut, terpaksa menekan rem mendadak.
" Tabrak saja! Merepotkan sekali." Satu kepalan tangan dengan begitu kuatnya, memukul kursi pengemudi dari arah belakang.
Bugh!
Hal tersebut membuat Hugo menghembuskan nafasnya dengan teramat kasar, kejadian itu membuat dirinya menjadi terbiasa dengan sikap bosnya yang tidam perduli pada lingkungan sekitarnya. Tidak ada sedikitpun rasa belas kasihan dalam dirinya, mendapati Hugo yang hanya berdiam diri. Membuat pria itu menjadi marah, pandangan matanya mengarah kepada dua orang wanita yang sedang berjalan tepat didepan mobilnya. Satu wanita paruh baya yang sedang dituntun oleh satu wanita muda, tangan itu membuka pintu mobil disampingnya dengan cepat dan berjalan menghampiri mereka.
" Jika kalian tidak bisa berjalan dengan cepat, maka mati lebih baik untuk kalian!"
Wanita muda itu terus berjalan, mengacuhkan perkataan yang dilontarkan oleh pria tersebut. Arabella, dia adalah wanita muda yang cukup tangguh, ceria dan berhati tulus.
" Hati-hati dalam perjalanannya, nyonya. Anggap saja perkataan orang itu hanyalah hiburan."
" Terima kasih nak, jika tidak ada kamu. Mungkin saya tidak akan sampai disini."
" Sama-sama nyonya, saya hanya berharap. Kebaikan ini akan kembali kepada orangtuan tua saya. Mari." Ara pun kembali melewati jalan yang sebelumnya ia lalui.
" Eh tunggu, nak. Siapa namamu?" Wanita paruh baya itu dengan sedikit berteriak.
" Ara, nama saya Ara." Ara melambaikan tangan sebagai salam perpisahan, dan melanjutkan langkahnya.
" Semoga saja, aku bisa membalas kebaikan anak tersebut." Wanita tersebut berlalu.
Dengan langkah kakinya, Ara kembali meneruskan perjalanannya. Dimana, ia berhadapan lagi dengan pria yang sebelumnya ia temui dan pria masih berdiri dengan posisi yang sama. Tanpa memperhatikan pria tersebut, Ara tetap berjalan dengan tenang. Akan tetapi, belum sampai tubuhnya melewatinya, sebuah tangan yang cukup besar mencengkram lengannya dengan begitu kuat.
" Argh, Sakit." Teriak Ara yang merasakan rasa sakit pada lengannya.
" Aku tidak akan membiarkan seseorang menghinaku begitu saja!" Pria tersebut meninggikan nada bicaranya kepada Ara.
" Sakit! Lepassin." Ara berusaha dengan sekuat tenaganya untuk melepaskan cengkraman tangan pria tersebut dari lengannya, akan tetapi bukannya terlepas malah tangan itu semakin kuat.
Tanpa menjawab dan berkata apapun, pria tersebut menarik lengan Ara dengan begitu mudahnya. Lalu menghempaskan tubuh kecil itu dan membentur dinding pembatas jalan. Setelah itu, ia langsung berjalan meninggalkan Ara begitu saja. Memasukj mobil dan merapikan pakaian yang ia gunakan.
" Jalan." Ucapnya kepada Hugo.
" Baik tuan."
Hugo menjalankan laju mobil tersebut, sudut matanya melirik keadaan wanita yang baru saja menjadi korban atas sikap bosnya yang tergeletak tak berdaya.
Tuan benar-benar tidak pernah berubah, bagaimana bisa ia menyiksa wanita itu dan meninggalkannya begitu saja. Ya tuhan, semoga wanita itu baik-baik saja. Hugo.
Mengeliat bagaikan ulat, tubuh kecil itu merasakan rasa sakit yang luar biasa. Bersyukur ia menjaga kepalanya dari benturan yang ada, dengan perlahan Ara memposisikan tubuhnya untuk bersandar. Kondisi jalananya yang banyak sekali orang berlalu lalang, namun tidak ada satupun diantara mereka berusaha untuk menolongnya. Mereka tahu akan pria tersebut, tidak ada yang berani berurusan kepadanya dan lebih menyanyangi nyawa mereka untuk terus bernafas.
Elvan Aristides, laki-laki berumur 33 tahun. Merupakan seorang CEO dari perusahan Blade Company, pengusaha kaya raya yang masih berstatus single. Dengan kekayaan yang berlimpah ruah, tegas dan berwibawa namun kejam. Tidak ada yang berani untuk bermain-main dengannya, hukuman yang ia berikan pun tidak tanggung-tanggung.
Banyak sekali yang tidak mengetahui siapa sebenarnya dirinya, hanya beberapa orang mengetahui jika dirinya merupakan seorang leader dari dunia bawah yang sangat ditakuti oleh semua kelompok. Kekejamannya terkenal begitu sadis, bahkan ia tidak akan mengenal yang namanya belas kasihan. Untuk masalah wanita, banyak sekali yang selalu menaruh perhatian kepadanya. Ada yang tulus dan ada juga yang hanya mencari pamor dan kekayaan, maka ia akan selalu memanfaatkan hal tersebut untuk bermain-main bersama koleksinya dan mengakhirinya dengan melenyapkan mereka.
......................
Kenapa nasibku selalu merasakan rasa sakit seperti ini, apa aku memang dilahirkan untuk itu? Ara.
Air mata pun mengalir dengan sendirinya, banyak sekali orang-orang menaruh rasa kasihan kepadanya. Namun mereka hanya bisa mendoakannya dari jarak yang ada, kondisi tubuh yang masih teramat sakit. Ana harus melanjutkan perjalanannya menuju tempat ia bekerja paruh waktu, sehabis pulang kuliah. Membiayai kehidupannya sendiri dengan penuh perjuangan, walaupun berstatus sebagai anak, namun tidak pernah dianggap ada.
" Bella!"
Disaat Ara berjalan menuju loker dan mengganti pakaian kerjanya, disaat yang bersamaan. Neva, teman satu perjuangannya menghampiri dirinya.
" Bella, dari tadi dipanggilin diam saja. Oh ya Bell, nanti pulang kerjanya barengannya ya." Neva mengikuti jejak Ara untuk mengganti pakaiannya.
" Iya Va, yuk lanjut. Nanti saja dilanjutin obrolannya." Jawab Ara dengan begitu pelan.
" Tunggu! Lu kenapa Bell? Lemes bener, tumben." Neva merasa ada yang tidak beres dengan sahabatnya, terlihat tidak seperti biasanya.
" Nanti saja ceritanya." Ara berjalan keluar dari ruang karyawan, terlihat jika waktu mereka untul bekerja sudah akan dimulai. Tentunya, ia tidak ingi mendapatkan teguran maupun peringatan dari bosnya, karena ia sangat bergantung pada penghasilan disana.
Menghembuskan nafasnya, Neva hanya bisa mengikuti perkataa dari Ara.
Bella kenapa ya? Tumben-tumbenan tu anak seperti itu, kayaknya ada sesuatu yang tidak beres terjadi. Pasti keluarganya berulah lagi, deh. Huh, dasar keluarga yang aneh. Anak bukannya disayang, ini malah diperlakukan seperti itu. Kalah tu upik abu sama Bella. Neva.
Dalam kondisi yang tidak memungkinkan, Neva mengetahui keadaan sahabatnya tersebut. Mereka berdua saling membantu dan meringankan pekerjaan satu sama lain, bekerja paruh waktu pada salah satu rumah makan cepat saji. Membuat Neva dan Ara menjadi sahabat yang begitu saling memahami, dimana Neva memanggilnya dengan nama Bella. Sedikit banyaknya, Ara selalu bercerita tentang permasalahn dalam kehidupannya. Baik dari diri pribadi sampai kepada masalah keluarga, mereka berdua adalah sahabat yang terbaik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Dewi Fajar
mampir tor
2024-04-06
0
Suzieqaisara Nazarudin
Mampir dan nyimak dulu thor🙋🙋🙋
2022-08-20
1
Winsulistyowati
Mampir n Nyimak sek ya
2022-08-18
1