Arsenino dan Lisa saling mencintai satu sama lain. Hingga kesalahpahaman membuat Arsenino sangat membenci Lisa. Untuk membalas sakit hatinya, Arsenino membuat hidup Lisa kacau balau. Menjadikannya istri pertama namun terasa menjadi yang kedua. Menjadi istri yang di sembunyikan oleh Arsen. Lisa hanya di butuhkan menjadi pemuass birrahinya.
Mampukah Lisa bertahan di sisi Arsen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Lisa sudah membawa beberapa pakaian dan peralatan mandi lengkap untuk menginap seminggu di apartemen Sofie. Rasanya masih canggung pada Sofie, apalagi mereka belum lama saling mengenal. Sofie lumayan cukup baik menjadi atasannya, tapi untuk berteman? Sepertinya Sofie enggan sekali berteman dengan nya. Terlihat dari sikapnya yang selalu bossy dari hal remeh yang sebenarnya ia bisa kerjaan sendiri. Berbeda sekali dengan Clara yang mempunyai sifat baik. Tidak menganggap dirinya dan memperlakukan nya seperti kacung.
" Lis, kamar kamu di bawah ya.. Di ujung situ. " Tunjuk Sofie pada sebuah pintu di pojok dekat tangga.
Lisa mengangguk mengerti. " Makasih ya Fie. "
" Iya, tapi maaf.. Kamarnya belum di beresin. Gue gak sempet bilang sama si bibik. Sprei dan bantal udah aku siapain. Tuh.." Sofie menunjukkan letak sprei dan bantal di nakas dekat ruang tamu.
"Kalau kasur ada di kamar itu. Buang aja barang-barang yang ada di sana. "
" Iya fie. Gak papa.. Gue juga bisa beresin sendiri kok. "
" Alat beraih-bersih deket dapur ya, cari aja. " Ucapnya lalu pergi meninggalkan Lisa. Kamar utama ada di lantai atas, tentu kamar yang saat ini si tuan rumah tempati.
Lisa menaruh koper dan tas jinjingnya, menyandarkan di tembok. Lalu wanita itu berjalan ke arah dapur mengambil peralatan untuk membersihkan kamarnya.
Dan benar dugaan Lisa, kamar itu sangat berdebu, mirip seperti gudang. Terlihat jarang sekali di bersihkan. Banyak dus berserakan. Lisa yakin, tempat itu penyimpanan barang endorse milik Sofie. Yang di biarkan begitu saja setelah selesai mempromosikan nya.
Satu jam lebih Lisa membersihkan ruangan itu dan sudah di sulap menjadi sebuah kamar layak huni. Untung saja ada pendingin di ruangan itu, jadi Lisa tidak harus kepanasan. Tidak lupa Lisa membersihkan diri, sebelum ia tidur.
Lisa meraih tasnya, mencari sebungkus roti yang sempat ia beli. Satu bungkus roti cukup bagi Lisa untuk mengisi perutnya, menggantikan makan malamnya. Rasa kantuk menghampiri nya. Karena lelah, Lisa langung tertidur dengan pulas. Padahal jam masih menunjukkan pukul delapan malam lebih lima belas menit. Bahkan Lisa tidak mendengar suara ketukan pintu dan teriakan Sofie yang memanggil namanya.
Pagi hari, Lisa sudah terbangun. " Hooaaamm.. " Lisa menoleh ke arah jam dinding yang menggantung. " Masih setengah lima. " Gumamnya.
Krucuk.. Krucuk.. Terdengar bunyi perut Lisa yang berdemo untuk segera di isi. Makan malam yang di gantikan dengan sebungkus roti nyatanya tidak bertahan lama.
" Laper.. " Lisa memagangi perutnya. " Coba cari di dapur, mungkin ada makanan.
Lisa menyibak selimut tipisnya, beranjak keluar kamar. Lisa ke kamar mandi dekat dapur untuk mencuci muka dan menggosok giginya. Karena di kamar nya tidak terdapat kamar mandi.
Selesai dengan ritualnya, Lisa bergegas ke dapur, perutnya sedari tadi berisik. Tidak bisa di ajak kompromi untuk menahannya sebentar saja.
" Ada mie instan gak yah? " Lirih Lisa. Di dalam kulkas ternyata tidak ada apapun. Sayuran dan buah-buahan pun tak ada. Hanya nada banyak minuman kaleng yang berjejer.
Lisa membuka setiap lemari yang ada di sana. Untung saja ada sisa satu mie instan. " Orang banyak duit kok gak ada makanan. Mie aja tinggal satu. " Gerutunya.
Tidak lupa Lisa memeriksa tanggal kadaluwarsa di kemasan mie instan tersebut sebelum memaskanya. " Aman.. "
Lisa mengisi panci dengan air, lalu meletakkan nya di atas kompor. Sembari menunggu airnya mendidih, Lisa membuat teh manis hangat.
Lima menit kemudian, Lisa sudah selesai memasak mie instan nya. Wanita itu langsung melahapnya sampai habis.
***
Arsen terbangun dari tidurnya, dia meraba di samping. Tidak ada siapapun. Seingat nya dia semalam bersama Sofie. Melakukan kegiatan panas. Di lihat jam sudah menujukan hampir pukul lima. Arsen bergegas bangun, dia harus segera pulang. Jangan sampai ketahuan oleh sang nyonya rumah. Bisa gawat!
Arsen meraih gelas di atas nakas. " Habis. " Dengan malas Arsen keluar kamar dan menuruni anak tangga untuk ke dapur, mengambil air minum.
Samar-samar ia mendengar suara brisik, seperti sendok dan garpu sedang beradu. " Apa itu Sofie? " Gumamnya.
" Bebi.. beb.." Panggil Arsen. Pria itu semakin mendekat ke arah dapur.
" Beb.. " Ulangnya. Arsen mendekat, melihat wanita yang sedang mencuci piring. Mungkin suara kran air membuatnya tidak mendengar saat di panggil.
Grep.. Arsen memeluk wanita yang ia kira Sofie. " Kamu bisa cuci piring? " Arsen tidak menyangka, jika wanita seperti Sofie bisa dan mau melakukan pekerjaan rumahan.
Deg..
Tubuh Lisa menegang, mendapatkan pelukan tiba-tiba. Lisa semakin gugup, saat menyadari jika yang sedang memeluknya itu adalah pria masalalunya.
" Beb.. Bebi.. " Lisa masih diam, kepalanya masih tertunduk. Takut menghadapi kenyataan. Melihat wajah pria yang membuatnya hancur, sungguh Lisa tak sekuat itu.
" Hei.. " Geram karena tak menyaut, Arsen membalikkan tubuhnya. Kedua matanya melotot sempurna.
" Li.. Li.. Sa.. " Ucapnya terbata. Terkejut melihat Lisa di depannya. Di rumah kekasih barunya.
Sedangkan Lisa hanya bisa menangis. Sakit, kecewa, benci, kesal semua jadi satu. Lisa mendorong tubuh Arsen agar menjauh. " Brengssek! "
Plak
Lisa menampar Arsen.
hihihi...
ya jangan ganggu hubungan orang dong junet, jangan ngejar ngejar pacar orang.kamu juga nggak mau kan kalau pacar kamu diambil orang