NovelToon NovelToon
PACAR ADIKKU, ISTRIKU

PACAR ADIKKU, ISTRIKU

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Contest / Cintapertama / Nikahkontrak / Tamat
Popularitas:208.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dea Sismala

Ustadz Fadli Alfatah membuat keputusan menikahi Bella yang di tinggalkan sang adik 1 jam sebelum resepsi pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dea Sismala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Impian Memang Jauh

Bella berjalan turun dari taksi menuju gedung GN Entertainment, ia sudah tidak sabar untuk belajar seni peran. Banyak yang mengatakan Bella lebih cocok menjadi model/Artis tidak menyangka dia mendapatkan kesempatan untuk masuk dalam sebuah Agensi besar seperti GN Entertainment.

"Tap...."

"Tap...."

"Tap...."

Langkah kaki Bella memasuki gedung, ia mulai memencet lift menuju lantai 24 dimana ruangan sang CEO berada. Ada perasaan gugup dan takut meninggalkan kesan buruk di hari pertamanya.

"Ting! ..." Lift berhenti di lantai 24 Bella menyapa beberapa pegawai yang berpapasan dengannya, mereka benar- benar ramah batin Bella.

"Maaf, ada yang bisa di bantu?" Tanya wanita berpenampilan menarik yang duduk di depan ruangan CEO. Di pakaian wanita itu terdapat tag nama Imelda Clarissa.

Bella mengangguk, "Saya ingin bertemu dengan CEO, kebetulan kami sudah membuat janji." Jawab Bella dengan nada bersahabat.

"Wah, mbak pasti Bella calon Artis pendatang baru ya?" Tanya Imel sekretaris Akbar CEO dari Agensi GN Entertainment.

"Ah, Iya. Apa pak Akbar ada di dalam?" Tanya Bella kembali.

"Ada mbak, silahkan masuk ke dalam."

"Terima kasih,"

Imel tersenyum kecil pantas saja sang CEO terobsesi untuk merekrut Bella, Bella benar- benar menarik. Matanya bulat, bibirnya kecil berwarna merah muda, pipinya merona ketika tersenyum. Dia sangat mungil jika Artis korea Bella mirip seperti Park Bo Young, Artis mungil yang awet muda.

"Hai, Bella senang kamu datang. Selamat bergabung dengan agensi kami." Sapa Akbar keturunan Indonesia- Tionghoa. Akbar lumayan tampan di usianya yang menginjak 49 tahun, mantan Istrinya Shireen berkecimpung di dunia Fashion. Dapat di katakan Akbar adalah suami idaman, dia bahkan mengambil hak asuh kedua anaknya. Meksipun kedua anaknya di rahasiakan dari media. Tidak ada yang tahu mengenai kedua anak Akbar.

"Hallo pak, Saya sangat senang bergabung dengan Agensi ini. Suasana yang baru tidak pernah terbayangkan saya akan masuk ke tempat seperti ini."

"Kamu memang berbakat seharusnya saya lebih awal menemukan orang berpotensi sukses seperti kamu."

Bella tersipu malu, Akbar memang pintar memuji. Tiba- tiba ada perempuan berusia sekitar 30 tahunan menerobos masuk ke dalam ruangan Akbar.

"Aduh mbak jangan masuk!" Larang Imel yang di abaikan Siska.

"Awas lo!" Bentak Erika, Imel yang tidak dapat berbuat apapun kembali ke dalam ruangannya. Bella kaget berusaha menyingkirkan takut perempuan itu mendorongnya, dia pasti tipe perempuan agresif yang bersumbu pendek.

"Ayah, mana uang deposit yang Ayah janjikan aku butuh untuk menyewa studio baru." Rengek Erika memeluk leher sang Ayah.

"Bukankah semalam sudah Ayah beri cek 100 juta untuk biaya menyewa studio kamu?" Tanya Akbar mencubit pelan lengan putrinya. Putri sulungnya memang benar- benar boros soal uang.

Dalam hati Bella tercengang 100 juta perempuan itu hanya butuh semalam untuk menghabiskannya. Tapi di mata Bella Erika benar- benar cantik, dia tinggi semampai mungkin dia seorang model. Bahkan Bella sudah tahu itu saat pertama melihatnya.

"Imel," panggil Akbar, Akbar tidak dapat membiarkan Bella disini lebih lama. Bisa- bisa citranya sebagai CEO rusak karena sikap kekanakan putrinya. Padahal usia putrinya dengan Bella jauh lebih dewasa, tapi kenapa putrinya masih tidak mandiri, Batin Akbar berbicara dalam hati.

"Iya Pak." Jawab Imel masuk ke ruangan Akbar.

"Tolong bawa Bella menuju ruang kelas akting, biarkan Sintia yang mengajarnya supaya dia lebih nyaman di hari pertamanya."

"Baik Pak, kalau begitu kami permisi. Mari mbak Bella." Ajak Imel membawa Bella menuju ruangan belajar mengenai seni peran, disana sudah ada tutor yang akan membimbing Bella selama masa pelatihan.

"Tok ... Tok ... Tok...," Imel mengetuk pintu ruangan disana sudah ada Sintia tutor khusus yang akan membimbing Bella.

"Masuk!" Perintah seorang wanita berusia 35 tahun dengan suara tegasnya. Sintia adalah single parents yang di kenal perfeksionis. Dia sangat kasar ketika bicara, dalam membimbing tidak setengah- setengah, tapi tidak jarang Artis pendatang baru di bawah bimbingannya sukses menjadi bintang besar dalam dunia akting.

"Yuk mbak." Ajak Imel, Bella mengikuti Imel memasuki ruangan luas ini. Yang pertama di lihatnya adalah cermin besar, papan tulis, meja, kursi, piagam dan sertifikat mengajar seni. Ternyata Sintia mantan Dosen Universitas Seni Peran di Jepang. Benar- benar karir yang patut di banggakan. Bella saja hanya tamatan SMA, tapi Sintia berpendidikan dan sukses.

Setelah perkenalan singkat Imel meninggalkan Bella sendirian bersama Sinta. Sintia menatap tajam Bella, memperhatikan Bella dari atas hingga bawah bahkan tidak meninggalkan jejak sedikitpun untuk di lewatkan. "Kamu punya bekas luka?" Tanya Sintia melihat tubuh Bella yang tertutup pakaian longgar juga celana jeans panjang. Bella menggeleng, tubuhnya benar- benar tidak memiliki bekas luka sedikitpun.

"Baiklah, saya ingin kamu menunjukkan ekspresi marah, sedih, kesal dan senang." Bella mulai melakukan yang di perintahkan Sintia. Bella memang mampu memerankannya karena beberapa kali latihan kecuali sedih Bella tidak bisa menangis bahkan mengeluarkan air mata jika tidak benar- benar disakiti.

"Jadi hanya itu kemampuanmu? jika seperti itu orang biasa pun bisa.," Ketus Sintia menatap remeh Bella, bukannya Sinta adalah orang yang jahat memang begitu sistem membimbingnya. Dia adalah orang ketat, jika tidak tebal telinga tidak akan ada yang tahan di bawah bimbingannya.

"Maafkan saya, saya akan coba lagi."

"Cobalah, kamu pasti malas berlatih. Jika ingin berdiri di atas panggung harusnya kau sudah mempersiapkan diri."

"Sekali lagi maafkan saya, mohon bimbingannya." Sintia menarik napas dalam, dia harus memberi wanita ini kesempatan agar dapat bersinar. Jika selama 1 bulan Bella tidak ada kemajuan dia akan lepas tangan membimbingnya.

"Baiklah, hari ini sudah cukup. Besok saya akan lihat lagi bagaimana kemampuanmu. Jika masih sama jangan ragu untuk menyerah masih banyak orang yang lebih giat berlatih dari pada kamu Bella." Bella mengangguk, dia telah bertekad untuk berlatih lebih keras lagi. Jika dia gagal belum tentu dia mendapatkan kesempatan seperti ini lagi.

"Terimakasih Bu Sintia,"

Mendengar itu Sintia bukannya menjawab justru memilih pergi, dia memang dingin dan susah untuk mengambil hatinya. Orang- orang yang bekerja di Agensi ini menyebutnya Ratu Es, karena Sintia sangat ketat.

"Dia benar- benar sulit." Batin Bella sedikit sedih, bibirnya juga sekarang terasa kaku karena banyak mengucapkan kalimat sejak tadi. Dari kejauhan wanita yang mengenakan seragam kantor berlari, dia Imel. "Mbak Bella ini kunci Apartemen yang di sediakan Agensi. Dekat dengan kantor Agensi ini, jika terlalu lelah untuk pulang bisa tinggal disana." Pesan Imel sambil menyerahkan kunci berbentuk card pada Bella, ya benar satu- satunya yang akrab dan ramah dengan Bella hanya Imel sekretaris Akbar.

"Terimakasih Imel, tapi hari ini saya akan pulang. Lain kali saya akan menginap di Apartemen ini."

"Sama- sama mbak, pasti sulit sama Bu Sintia mbak harus tebal telinga supaya sukses."

"Iya Imel, makasih banget sarannya."

"Hehe ... Iya mbak, kalau gitu saya ke ruang pak Akbar dulu ya mbak soalnya masih banyak jadwal yang harus saya urus."

"Oke Imel." Jawab Bella.

Bella hari ini pulang menggunakan taksi meskipun biayanya lebih mahal, dia bahkan tidak tahu bahwa berlatih di dunia seni peran akan lebih lelah dari pada bekerja di Toserba. Tetap saja Bella merasa senang, rasanya semua kelelahan itu terbayar dengan kegigihannya untuk tidak menyerah. Bella pasti bisa melalui masa- masa sulit untuk membentuk dirinya sebagai versi yang lebih baik. Hidup memang seperti itu kerap kali kita membandingkan kemampuan kita dengan orang lain, padahal kenyataannya usaha kita belum maksimal. Bella sudah bertekad pada dirinya sendiri agar dapat bersinar di kemudian hari. "Aku pasti bisa." sugesti Bella pada dirinya sendiri.

1
Ida Alika
aku suka kisah aisya sm rey kocak dgn kisah Olivia dgn yusuf
Indra Ardiansyah
waduh aisyah kok jd kurang se ons gara2 ditolak fadli dah deh jdin sama rey aja thor biar bs bimbing ke jln yg benar
ikimonogakari
kok dhuha
meilanyokey
Bella bodoh karena cinta yg sekonyong-konyong koter🤦
Lia Sabana
kyk nya seru gemes2 ge mna gt BCA nya
@🐝⃞⃟𝕾𝕳🏚€♂️♡⃝ 𝕬𝖋🦄Love💞
makasih banyak author ceritamu kereenn👍🤗😘
gempi
wow keren
Elfin
Rey ngak pernah bersyukur mempunyai Kaka macam Fadli
ria
terharu banget ma fadli lembuut banget memperlakukan bella suami idamankuh😍😍
Baiq Dwi Yunita Ratmawa
dasar rey mmg pecundang dan breng**k
Baiq Dwi Yunita Ratmawa
ceritanya menarik aku sukaaa
iie
author thanks untuk karya yg luar biasa ini.. novel yg author buat ini banyak banget pelajaran yg bs aku ambil...😘😘
iie
makin seru nii cerita nya Thor...
iie
sedih banget part ini 🥺
iie
jd kesel ya Ama 3orang ini😔
iie
Bella tuh bego apa beloon Sii mau"nya dibikin cabe"an bgt...sial banget Fadli dpt istri kaya gt..😠😤
iie
jahat banget lu Rey..bikin emosi ni laki😤
iie
beeh gila banget sii Rey...😏
re
Mulai
Nia Minppa
penyesalan tak berujung yak Olivia mta maaf jg tak berguna Krn mamah Bella sdh tdk ada
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!