Seoul tidak pernah tidur, tetapi bagi Han Ji-woo, kota ini terasa seperti sedang koma.
Di bawah gemerlap lampu neon Distrik Gangnam, Ji-woo duduk di bangku taman yang catnya sudah mengelupas, menatap layar ponselnya yang retak. Angin musim gugur menusuk jaket tipisnya yang bertuliskan "Staff Event". Dia baru saja dipecat dari pekerjaan paruh waktunya sebagai pengangkut barang bagi para Hunter (pemburu).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RUMAHKU ISTANAKU (DAN KUBURANKU)
Pagi itu, Han Ji-woo terbangun karena silau.
Bukan silau matahari pagi, melainkan silau yang berasal dari... atap rumahnya.
Repo-Bot Tipe 9000, robot rongsokan yang kemarin malam dia jadikan jemuran dan tenda darurat, kini berkilauan menyakitkan mata.
"Valerius," panggil Ji-woo sambil mengucek mata. "Apakah kau mengecat robot ini dengan warna kuning norak?"
Valerius, yang tidur meringkuk di atas koran bekas, membuka matanya dan langsung berteriak histeris.
"ITU BUKAN CAT! ITU EMAS MURNI! 24 KARAT!"
Ji-woo terlonjak. Dia menyentuh kaki robot itu. Dingin, keras, dan... mewah.
Robot setinggi 5 meter itu telah berubah total menjadi patung emas solid.
TING!
[UPDATE ASET MENDADAK]
Properti Anda: Repo-Bot (Modifikasi Tenda).
Status Lama: Rongsokan Besi (Nilai: -50.000 Won).
Status Baru: Karya Seni Emas Solid (Nilai: 50 Triliun Won).
TOTAL KEKAYAAN BERSIH: 50.000.000.000.000 Won.
STATUS FISIK: LUMPUH PERMANEN + KOMA SEBENTAR LAGI.
GEDEBUK.
Ji-woo jatuh tertelungkup. Hidungnya mencium aspal. Dia tidak bisa menggerakkan satu jari pun. Beban kekayaan 50 Triliun Won menghancurkan sistem sarafnya seketika.
"Yuna..." rintih Ji-woo, suaranya teredam aspal. "Jual... robot ini... jual ke tukang loak... sekarang..."
"Siapa yang mau beli emas 50 Triliun di pagi buta begini, Bos?!" Yuna panik, mencoba menarik kaki Ji-woo tapi tubuh bosnya seberat gunung.
Di tengah kepanikan itu, terdengar suara langkah sepatu hak tinggi yang mengetuk aspal dengan irama lambat.
Tak... Tak... Tak...
Setiap kali ujung hak sepatu itu menyentuh tanah, aspal di bawahnya berubah menjadi lempengan emas murni. Bunga liar di pinggir jalan berubah menjadi bros emas berhiaskan permata.
Seorang wanita cantik dengan gaun malam berwarna emas (yang sepertinya terbuat dari benang emas cair) berdiri di depan mereka. Dia memakai sarung tangan sutra putih.
"Sayang sekali," suara wanita itu lembut namun dingin. "Aku berniat mengubahmu menjadi patung emas saat kau sedang tidur. Tapi sepertinya kau punya toleransi tinggi terhadap 'Aset'."
Valerius mundur dengan wajah pucat. "Itu dia... Lady Aurum. Sang Liquidity Hunter."
JANGAN DISENTUH!
Lady Aurum menatap Ji-woo yang terkapar tak berdaya.
"Han Ji-woo. Kau telah mengacaukan neraca perdagangan kami. Dewan Tinggi menginginkanmu mati. Tapi aku? Aku ingin menjadikanmu koleksi."
Dia melangkah maju.
"Satu sentuhan di kulitmu, dan seluruh sel tubuhmu akan berubah menjadi emas. Kau akan menjadi patung abadi yang indah. Dan yang terpenting... kau akan menjadi Sangat. Kaya. Raya."
Bagi orang lain, itu terdengar seperti sihir. Bagi Ji-woo, itu adalah ancaman biologis paling mengerikan.
"Yuna..." desis Ji-woo. "Buang robotnya... Buang kepemilikannya..."
"Bagaimana caranya?!"
"Hibahkan! Ke negara! Ke siapa saja!"
Yuna segera mengambil ponsel Ji-woo dari saku celana bosnya (karena tangan Ji-woo kaku). Dengan gemetar, Yuna membuka menu Sistem Aset.
OPSI: HIBAH PUBLIK.
Penerima: Pemerintah Kota Seoul.
Objek: Patung Robot Emas.
Keterangan: Sumbangan Monumen Kota.
Lady Aurum melihat apa yang Yuna lakukan. Dia tersenyum meremehkan. "Kau pikir birokrasi bekerja secepat itu?"
Tapi Yuna menekan tombol [KONFIRMASI CEPAT].
TING!
[TRANSAKSI BERHASIL]
Aset Robot Emas telah dipindahkan kepemilikannya ke Pemkot Seoul.
Saldo Aset Anda: KEMBALI 0.
Pajak Hadiah: Dibebankan ke Pemerintah.
Dalam sekejap, beban 50 Triliun Won terangkat dari bahu Ji-woo.
Kekuatan Warlord-nya kembali meledak.
WHOOSH!
Ji-woo melenting bangkit tepat saat tangan Lady Aurum hendak menyentuh pipinya.
Dia melakukan salto ke belakang sejauh sepuluh meter, mendarat di atas tiang listrik.
"Nyaris saja," Ji-woo menyeka keringat dingin. "Kau wanita yang berbahaya. Tipe yang kalau salaman, tanganku harus diamputasi."
Lady Aurum tertawa kecil. Dia melepas sarung tangan kanannya, memperlihatkan kulit tangannya yang bersinar keemasan.
"Kau cepat juga untuk ukuran orang miskin. Tapi bisakah kau memukulku?"
Dia merentangkan tangan.
"Ayo, Warlord. Pukul aku. Sentuh kulitku. Detik tinjumu menyentuh wajahku, tinjumu akan jadi emas. Dan emas itu akan menjalar ke seluruh tubuhmu."
Ji-woo terdiam.
Ini masalah besar. Dia petarung jarak dekat.
Jika dia memukul, dia jadi emas (Kaya \= Lemah/Mati).
Jika dia menendang, kakinya jadi emas.
Dia tidak bisa menyentuh musuhnya sama sekali.
"Valerius!" teriak Ji-woo dari atas tiang listrik. "Apa kelemahan wanita ini?!"
Valerius bersembunyi di balik tong sampah (yang untungnya belum jadi emas).
"Dia tidak bisa mengubah Benda Organik Mati menjadi emas! Hanya benda anorganik (logam, batu) atau benda hidup yang memiliki 'Nilai Jiwa'!"
"Benda organik mati?" Ji-woo berpikir. "Seperti kayu? Tulang?"
"Atau sampah busuk!"
Mata Ji-woo berbinar. Dia melihat truk sampah yang kebetulan lewat di jalan raya tak jauh dari sana.
PERTARUNGAN HARGA DIRI (DAN SAMPAH)
Lady Aurum bosan menunggu. Dia menyentuh tiang listrik tempat Ji-woo bertengger.
Srrrt!
Tiang beton itu berubah menjadi emas murni dari bawah ke atas dengan kecepatan kilat.
"Turunlah, Sayang."
Ji-woo melompat tepat sebelum kakinya berubah jadi logam mulia. Dia mendarat di aspal, berguling, dan berlari menuju tumpukan kantong sampah di pinggir jalan.
"Kau mau apa? Melempar tisu bekas padaku?" ejek Aurum. Dia menjentikkan jari, mengirimkan gelombang kejut emas yang mengubah aspal menjadi gelombang pasang logam cair.
Ji-woo merobek kantong sampah hitam besar. Isinya sisa makanan restoran, tulang ayam, dan sayur busuk. Baunya luar biasa.
"Maaf, Nyonya," Ji-woo menyeringai sambil melumuri kedua tangannya dengan sampah busuk itu. "Tapi orang kaya sepertimu pasti benci kotoran, kan?"
"Menjijikkan!" Aurum mundur selangkah, wajahnya berkerut.
"Ini bukan kotoran," kata Ji-woo, memasang kuda-kuda tinju. "Ini adalah Aset Bernilai Negatif. Benda yang tidak punya harga jual. Benda yang bahkan kau tidak sudi menyentuhnya."
Ji-woo melesat maju.
SKILL: FILTHY STRIKE (Pukulan Dekil).
Aurum mencoba menangkis dengan tangan emasnya.
Tapi saat tinju Ji-woo yang berlumuran sampah busuk itu bersentuhan dengan kulit Aurum...
Tidak terjadi transmutasi emas.
Sampah itu memblokir efek sihirnya!
PLAK!
Ji-woo menampar wajah mulus Lady Aurum dengan sisa kimtchi basi.
"KYAAAAA!" Aurum menjerit histeris. Bukan karena sakit, tapi karena penghinaan estetika yang luar biasa. "Wajahku! Wajah mahalku bau terasi!"
"Serangan mental berhasil!" sorak Valerius.
Ji-woo tidak berhenti. Dia menggunakan kesempatan itu untuk melancarkan serangan bertubi-tubi.
Setiap pukulan dilapisi sampah.
Buk! (Tulang Ayam)
Brak! (Kulit Pisang)
Dugh! (Nasi Basi)
Lady Aurum, sang Hunter elit yang selalu tampil sempurna, kini babak belur dan berlumuran limbah dapur. Dia tidak bisa fokus menggunakan kekuatannya karena rasa jijik yang meluap-luap.
"CUKUP!" Aurum meledakkan aura emasnya, memukul mundur Ji-woo.
Dia terengah-engah, gaun emasnya kotor. Matanya menyala penuh kebencian murni.
"Aku akan membunuhmu," desisnya. "Aku tidak akan mengubahmu jadi emas lagi. Aku akan mengubah udara di paru-parumu menjadi uap merkuri!"
Aura di sekitar Aurum berubah menjadi ungu beracun. Ini adalah tahap kedua kekuatannya: Toksisitas Logam Berat.
Ji-woo sadar stok sampahnya habis. Dan sekarang musuhnya tidak lagi main-main dengan estetika.
"Yuna, Valerius, lari!"
Tapi sebelum Aurum bisa melepaskan racunnya, sebuah suara klakson nyaring terdengar.
TIN! TIIIN!
Sebuah skuter butut (Vespa tua yang karatan) berhenti di antara Ji-woo dan Aurum.
Pengendaranya adalah seorang pria tua kurus dengan jaket ojek online.
"Paket atas nama Han Ji-woo?" tanya tukang ojek itu santai, mengabaikan fakta bahwa jalanan terbuat dari emas dan ada wanita gila yang mau meledak.
Ji-woo bingung. "Sa-saya?"
Tukang ojek itu melempar sebuah kotak kardus kecil.
"Ongkir belum dibayar. COD ya."
Ji-woo menangkap kotak itu.
Saat kotak itu menyentuh tangannya, notifikasi sistem berbunyi berbeda. Bukan dari sistemnya sendiri, tapi dari benda di dalam kotak itu.
[ITEM LEGENDARIS TERDETEKSI]
Nama: Sarung Tangan Penagih Pajak (The Taxman's Glove).
Pengirim: Anonim (Diduga 'Master Kang' dari Guild Defisit).
EFEK: Benda apapun yang disentuh sarung tangan ini akan mengalami "Penyitaan Aset".
COUNTERS: Midas Touch (Sentuhan Emas).
Ji-woo tersenyum lebar. Dia membuka kotak itu dan mengenakan sarung tangan kulit hitam yang terlihat tua dan usang.
"Nyonya Aurum," panggil Ji-woo.
Dia mengepalkan tangan kanannya yang kini bersarung.
"Kau bisa membuat segalanya jadi emas. Tapi sarung tangan ini... bisa menyita emas itu atas nama negara."
Aurum melotot. "Itu... Relik Kuno Guild Defisit? Mustahil!"
"Mari kita lihat mana yang lebih kuat," Ji-woo memasang kuda-kuda. "Keserakahanmu... atau Pajak Progresif."