Transmigrasi Istri Pemburu 2

Yuwen yang baru selesai mencuci piring di halaman belakang langsung pergi ke depan, dirinya terkejut saat sudah ramai sekali pembeli dan Yue yang melayani dengan gesit.

Yuwen datang dan berdiri di samping Yue, awalnya dia bingung ingin melakukan apa tapi untunglah Yue memberitahunya. Yuwen melayani penjualan bakpao, akhirnya antrian menjadi dua barisan.

"SUDAH HABIS, TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMBELI. YANG BELUM KEBAGIAN SILAHKAN DATANG LAGI BESOK, SELALU BUKA DI JAM 7 PAGI DENGAN STOK TERBATAS."

Yue memberitahu informasi jika dagangannya habis tak bersisa, para pembeli mendesah kecewa dan marah. Mereka bahkan meminta Yue membuat adonan lagi, mereka siap menunggu.

"Mohon maaf, kami hanya berdua saja jadi tenaga kami terbatas. Jika di paksakan maka kami bisa sakit dan kemungkinan besar tidak akan berjualan." Ucap Yue.

"Bagaimana jika pesanan, apa kau menerima pesanan nona?." Tanya pembeli di kerumunan.

"Untuk pesanan kami bisa terima jika di pesan dua minggu sebelum acara. Karena kami perlu mencari bahan premium yang segar dan terjamin, tidak bisa asal-asalan." Ucap Yue.

Para kerumunan mendesah kecewa, mereka terpaksa bubar dan akan kembali besok lagi. Sedangkan mereka yang berhasil membeli makan dengan pamer, mereka mengatakan jika rasanya sangat enak dan unik.

Berawal dari mulut ke mulut hingga kini dagangan Yue terkenal, banyak orang baru yang ikut tertarik. Mereka akan datang lebih pagi agar tidak kehabisan lagi, Yue tau ini kabar baik dan buruk secara bersamaan.

Yue dibantu Yuwen menutup kios dan membereskan semuanya. Setelah itu mereka makan bakpao dan sup tulang yang sengaja mereka sisakan, makan dengan lahap dan penuh syukur karena usaha mereka berjalan lancar.

"Aku terkejut karena seramai itu, pasti kau kelelahan. Maafkan aku." Ucap Yuwen.

"Lelah tapi menyenangkan karena laris." Yue tersenyum senang.

"Tapi kau terlihat khawatir." Ujar Yuwen.

"Yahh aku tau pelanggan akan semakin banyak, tapi mustahil bagi kita membuat banyak nugget dan bakpao di pagi hari kan?." Yue berucap lirih.

"Kenapa tidak membuat sejak sore atau malam saja?." Tanya Yuwen.

"Tentu saja bisa basi, kita bisa bangkrut jika bekerja asal-asalan." Ucap Yue.

"Begitu rupanya, apa tidak ada jalan keluar?." Yuwen tidak begitu mengerti soal seperti ini.

"Andai saja disini ada rak es yang bisa membekukan barang, pasti nugget tidak akan mudah basi." Yuwen mengeluh.

"Apa maksudmu peti pendingin?." Tanya Yuwen.

"Eh apa kau tau sesuatu?." Kaget Yue.

"Tentu saja, para penjagal atau penjual daging biasanya menggunakan peti pendingin untuk menyimpan stok dagangan." Ucap Yuwen polos.

"Ada yang seperti itu?!! Dimana kita bisa membelinya?." Yue berbinar-binar.

"Di toko perabotan, tapi harganya mahal." Ucap Yuwen.

"Kita coba tanya dulu, ayo kita hitung koin pendapatan kita hari ini dan pergi belanja lagi." Yue merasa senang karena menemukan jalan keluar.

Yuwen dan Yue menghitung koin pendapatan hari ini, Yuwen bisa berhitung sampai ratusan sedangkan Yue tentu saja sampai puluhan juta. Tapi uang nya kan hanya sedikit, meskipun laris dagangan yang dia jual tidak banyak.

"Wahhh lumayan juga, 3.600 koin tembaga untuk nugget. 500 koin tembaga untuk bakpao, ini lumayan banyak kan untuk mendapatan satu hari?." Yue berbinar cerah.

"Sangat banyak, 4 koin perak 100 koin tembaga." Ujar Yuwen.

"Hah? disini kan tidak ada koin perak." Heran Yue.

"1000 koin tembaga itu sama dengan 1 koin perak." Ucap Yuwen.

"Ohhh apa 1000 koin perak itu 1 tael emas?." Yue menebak.

"Tentu saja bukan, 1000 koin perak itu 1 koin emas." Ralat Yuwen.

"Apa bedanya koin dan tael?." Bingung Yue.

"1 tael emas itu bisa 100 sampai 1000 koin emas, tergantung besar dan beratnya." Ucap Yuwen.

"Wah itu mata uang orang kaya ya? semoga di masa depan kita bisa memilikinya." Yue tersenyum optimis.

Yuwen hanya tersenyum, dia kini percaya dengan kepintaran Yue. Karena sudah terbukti secara nyata, makanan yang pernah dirinya remehkan ternyata bisa memberikan uang sebanyak ini dalam satu hari.

Selesai makan, mereka mengunci pintu depan dan keluar melalui pintu belakang. Mereka pergi ke toko perabotan, mencari peti pendingin dan perabotan lainnya yang di perlukan.

Berjalan kaki dengan santai, sampai akhirnya mereka sampai di toko perabotan besar. Yuwen menemani Yue, Visualnya yang tampan mencuri perhatian meskipun Hanfu yang di kenakan sederhana.

"Selamat datang Tuan dan Nona, apa yang kalian cari?." Sapa pegawai dengan ramah.

"Kami mencari peti pendingin, jika harganya cocok kami akan membeli." Ucap Yue.

"Tentu, di sebelah sini." Ucap pegawai itu.

Yue dan Yuwen mengikuti, Yue bisa melihat ada banyak peti kayu besar yang ukurannya seperti kolam ikan atau bahkan kolam renang. Ada banyak ukuran, Yue merasa sangat tertarik karena peti pendingin ini bisa digunakan sebagai penyimpan makanan.

"Yang ukuran sedang ini harganya berapa?." Tanya Yue.

Menujuk ke sebuah peti dengan ukuran P×L sekitar 100cm × 100cm. Terdapat dua rak di dalamnya, seperti oven di dunia modern.

"Yang ini hanya 5 koin perak." Jawab pegawai.

"Aku ingin ini satu dan yang besar itu satu, apa bisa di kirim ke alamat *****." Tanya Yue.

"Tentu nona." Pegawai itu mengangguk.

Yue membayar semua tagihan, setelah itu pergi menuju penjagal daging. Kali ini Yuwen yang akan membeli, karena dia lebih paham soal daging segar.

"Berapa yang kau inginkan?." Tanya Penjagal.

"Kirimkan 10 kati daging segar yang paling empuk, kirimkan setiap hari ke alamat **** apa bisa?." Tanya Yuwen.

"Ada biaya transportasi karena pengiriman menggunakan peti pendingin." Ucap Penjagal.

"Berapa?." Tanya Yuwen.

"Harga per kati daging sapi 100 koin tembaga, untuk biaya pengiriman 50 koin tembaga." Jawab Penjagal.

"Aku juga akan membeli semua tulang segar yang ada, apa bisa memberikan diskon. Aku akan menjadi pelanggan setelah ini." Ucap Yuwen.

"Bukan masalah, aku akan menghilangkan biaya pengiriman untukmu." Ucap Penjagal.

"Aku akan membayar saat barang diantarkan, hari ini berikan 10 kati daging segar dan 10 kati tulang yang masih baru dan segar." Ucap Yuwen.

"Baiklah, apa kau hanya ingin daging sapi? babi di sini juga bagus, aku akan memberikan diskon." Ucap Penjagal.

"Istriku memiliki resep makanan yang mengharuskan menggunakan daging sapi, lain kali kami akan membeli babinya." Tolak Yuwen dengan sopan.

"Bukan masalah, ambil ini." Penjagal memberikan daging yang sudah di ikat dan satu karung tulang sapi.

"Berapa harga tulangnya?." Tanya Yuwen.

"Ambil saja, disini tidak berguna." Ucap Penjagal.

"Aku akan tetap membelinya, ambil ini." Yuwen memberikan 130 koin tembaga, 30 koin untuk tulang.

"Apa kau serius?." Kaget penjagal.

"Paman, karena kau baik hati aku akan membagikan resep rahasia. Tulang itu jangan di buang, meskipun bukan tulang yang memiliki sumsum mereka masih bisa di buat sup........." Yue memberitahu resep sup.

Apa Yue tidak takut resepnya di tiru? Yue tidak bodoh, dia hanya memberikan resep dasarnya tanpa memberitahu tentang penyedap atau bumbu rahasia lainnya.

"Aku akan mencobanya, jika berhasil aku akan memberikan diskon untukmu." Penjagal itu nampak tertarik.

"Kami menantikannya paman." Yue tersenyum dan pergi bersama Yuwen.

Mereka kembali ke kios, barang yang perlu di beli setiap hari memang daging dan tulang. karena harus dijamin fresh, sampai di rumah mereka juga berpapasan dengan gerobak pengiriman yang mengirimkan peti pendingin.

Kuli pengiriman barang memberitahu jika batu mana yang ada di sudut peti, harus diganti selama 6 bulan sekali untuk mempertahankan suhu dingin maksimal. Yue mendengarkan dengan seksama dan mengangguk mengerti.