Sherly, gadis yang tiba-tiba merasuki seorang tuan putri yang berani dan blak-blakan. tapi sayang, baru pertama kali bertransmigrasi, dia sudah mendapatkan hukuman.
namun Sherly tidak merasa sedih, dia justru menyambut hukuman itu dan mendapatkan sebuah ruang yang penuh dengan bahan makanan atau sembako. sehingga dia tidak perlu susah lagi untuk memikirkan kehidupannya di zaman ini.
lalu bagaimanakah kehidupan Sherly yang merasuki putri dari kekaisaran Orion, yang bernama arela Arilea itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hayu Nissa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. penyerangan
masih berada di lingkungan istana dingin. melihat kondisi sudah aman dari para penyerang itu, Karel langsung maju menemui para majikannya.
"apakah hal ini perlu diselidiki Tuan ?" tanyanya kepada keduanya. Darrel pun langsung menganggukkan kepalanya.
"tidak perlu. aku sudah tahu siapa yang mengutus mereka datang." jawab Darwin membuat mereka semua langsung terdiam sejenak.
Darwin pun langsung menghilangkan pedang di tangannya dan menyimpannya dalam bayang-bayang. kemudian langsung berjalan mendekati tempat duduk di mana Di sana masih ada arela, Maya dan juga Mario.
"maksud Anda tuan.. ? anda sudah mengetahui dalangnya..?" tanya Mario yang langsung dibalas anggukan kepala dari Darwin. Darwin pun langsung mendudukkan tubuhnya kembali di tempat duduknya semula. kemudian diikuti oleh mereka semua.
"mereka adalah para pembunuh pembunuh bayaran yang memiliki tingkat ilmu bela diri terendah. tapi, mengingat kemampuan ilmu bela diri Tuan Mario dan juga nona arela, tentunya mereka masih jauh di atas kalian. dan para pembunuh bayaran ini diutus oleh saudara angkat kamu nona Ela."
DUAR!!
mendengar itu, arela dan Maya langsung mengangkat kepala mereka dengan mata yang dibuat terbelalak.
"MARISA!!" ujar Maya dan arela bersamaan. Tuan Darwin pun langsung menganggukkan kepalanya.
"betul sekali. dia adalah Marissa. dari dulu sampai sekarang, dia suka mencari perhatian keluarga kamu. bahkan dia tidak akan segan menyakiti dirinya sendiri hanya untuk bisa mendapatkan perhatian mereka. dan kamu nona Ela, kamu selalu di kambing hitamkan. Karena itulah, kamu dicap sebagai gadis yang nakal dan keras kepala." ujar Darwin membuat arela langsung menganggukkan kepala.
"tapi nona arela.. Saya tidak apa-apa kan memanggil anda dengan panggilan Ela..?" tanya Tuan Darwin. mendengar itu, arela tentu saja tidak berkeberatan.
"oh tentu saja tidak tuan.. panggil bagaimana nyamannya saja. saya tidak terlalu mempermasalahkan tentang panggilan nama. asalkan tidak memanggil nama binatang hehehe." ujarnya membuat semua orang di sana langsung mengangguk setuju.
"kalau begitu saya juga akan panggil anda nona Ela. nama itu jauh lebih mudah dan enak didengar." tutur Maya membuat Mario dan yang lainnya juga ikut mengangguk.
"jadi, apakah anda punya rencana nona..? menurut saya, ketika seminggu yang lalu saya datang ke tempat ini, Saya memang sudah melihat siapa perempuan itu dan sudah tahu perempuan mana yang dimaksud. dari tetapan mata dan auranya saja, sudah memperlihatkan kilatan kelicikan di sana." ujar Darrel dengan apa adanya. Maya yang mendengar itu langsung merasa takjub.
dia tidak tahu kalau ada kekuatan yang mengerikan seperti ini. yaitu kekuatan bisa menganalisa bagaimana sifat dan tingkah laku seseorang saat ini.
(mengerikan sekali.. kenapa para tuan muda ini bisa mengetahui sifat seorang putri Marissa. kalau seperti ini, dan kalau semua pangeran memiliki ilmu yang seperti ini, pasti tidak akan ada satupun yang tertipu dengan wajah polosnya itu ) gumamnya dengan sedikit mendengus karena tiba-tiba merasa kesal saat mengingat perempuan yang bernama Marisa itu.
"mm.. " arela pun menggarut-garut kepalanya. jujur saja, Dia pikir perempuan yang bernama Marisa itu tidak akan mengganggu lagi saat mereka berada dalam pengurungan di tempat ini. tapi sepertinya, perempuan itu memang tidak mau hidupnya menjadi tenang.
"ya mau gimana lagi.. kalau aku sudah keluar dari tempat ini, aku pasti akan langsung membalasnya. aku tidak akan membiarkan dia menindasku terus-menerus. tapi sekarang aku masih belum bisa membalaskan perbuatannya ini, aku sama sekali masih belum memiliki kemampuan ilmu bela diri." ujarnya dengan sedih.
mendengar itu Darwin, pangeran Darrel, Karel dan juga Mario hanya bisa menganggukkan kepala mereka.
di tempat ini, seorang perempuan dibatasi dalam mempelajari ilmu beladiri. kecuali memang orang-orang yang telah terpilih. kalaupun perempuan itu memiliki bakat dalam ilmu beladiri atau memperkaya kekuatannya, tetap saja dirinya akan dibatasi.
"anda tenang saja nona!! nona duduk diam saja di sini, biar saya yang akan bergerak untuk melawan ketidakadilan. nona tenang saja, Saya pasti akan bermain dengan rapi dan membuat perempuan itu menjadi kapok." entah mengapa Karel langsung bersemangat untuk membantu arela. Darrel dan Darwin yang melihat kelakuan Karel seperti itu hanya bisa mendengus kesal saja.
"betul nona.. kalau sudah dikirim pembunuh bayaran seperti ini di tempat kita, masalahnya sudah sangat sangat fatal sekali. Untung saja ada pangeran Darrel dan Tuan Darwin. kalau tidak kita benar-benar akan tinggal nama saja. hal ini harus nona pikirkan.. nanti saya juga akan ikut membantu nona." tutur Mario, membuat arela menganggukkan kepalanya lagi.
"kalian tidak perlu pusing memikirkan hal itu. nanti masalah ini akan saya urus. kebetulan saya juga tinggal di tempat ini, dan menemukan kenyamanan bersama dengan kalian. Saya juga tidak akan membiarkan saudara angkat mu itu berlaku semena-mena terhadap kita." tutur Darwin lagi.
Darrel dan Karel yang mendengar itu langsung saling memandang. kalau sudah rajanya turun, maka mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa. kalau sudah seperti ini, mereka yakin nasib perempuan itu pasti akan menjadi sial.
"jangan kasih ampun Tuan. perempuan itu ular berkepala 10. suka mencari perhatian dan sangat licik." mendengar itu Maya langsung melongo.
"emangnya ada ular yang berkepala 10 Tuan Karel..? ular berkepala dua saja, masih jarang ditemukan di tempat ini. memangnya, ular berkepala 10 itu bisa ditemukan tuan..?" tanya Maya dengan polos. saat itu juga tawa mereka langsung pecah mendengar ucapan polos Maya. padahal saat itu suasana sedang berada dalam titik ketegangan, karena mereka baru saja mendapatkan ancaman.
puk
Mario pun langsung memukul kening adiknya dengan telapak tangannya. namun tidak dipukul dengan menggunakan kekuatan.
"astaga dek!! memang tidak ada ular yang berkepala 10. itu hanya perumpamaan saja. begitu pula dengan ular yang berkepala dua. ada juga umpama yang mengatakan bermuka dua. bukan berarti dia memiliki muka dua..!! itu hanya perumpamaan aja sayang.." ucap Mario kepada adiknya dengan gemas. dia jadi malu sendiri karena adiknya ini benar-benar sangat polos.
"oh begitu.. ya maaf.. kan aku tidak tahu kak.. maaf ya tuan.." tutur Maya dengan sedikit merasa bersalah dan kikuk.
"ah sudah tidak apa-apa.. ini bukan masalah besar kok." sambung Karel yang masih sedikit-sedikit cekikikan merasa lucu dengan respon dari Maya. begitu pula dengan Darwin dan juga Darrel.
"nona tenang saja.. masalah ini akan kami urus. tapi nona, bolehkah setiap malam seperti ini kami datang ke tempat nona untuk makan malam bersama. tidak apa-apa kalau menu masakannya itu-itu aja, yang penting kami bisa makan dengan enak." ucap Darrel mencoba untuk bernegosiasi. mendengar itu Darwin langsung menggeplak sedikit punggung Darrel.
"tidak apa-apa tuan.. kalau mau makan di tempat ini, kami akan dengan senang hati menjamu kedatangan anda dan juga tuan Karel." jawab arela.
"ya. kalian boleh datang. tapi jangan datang dengan tangan kosong." mendengar itu, pangeran Darrel dan Karel tentu saja sudah paham maksud dari penuturannya.