Berbentuk rumah biasa namun memiliki banyak kamar, karena rumah ini memang untuk kamar kost khusus untuk wanita saja. entah itu mahasiswi atau wanita yang sudah selesai kuliah, harga yang murah membuat banyak yang antri di kost milik Pak Manto.
Namun di balik itu semua ada misteri, sebab satu persatu banyak anak kost yang menghilang entah kemana dan tidak bisa untuk di temukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 02. Lantai yang penuh darah
"Git, aku mau keluar dulu cari makan di depan." Luna berdiri di ambang pintu kamar Gita.
"Titip juga sekalian, aku masih mau menata baju ini." Gita memang masih sibuk walau sekarang sudah jam tujuh malam.
"Aku mau bakso yang di depan itu, kau mau apa?" Luna memang sudah mencium aroma sedap sejak pertama kali datang.
"Samain aja lah." sahut Gita tanpa menoleh.
"Oke." Luna segera keluar dari rumah untuk membeli bakso depan kost mereka yang sangat ramai sekali tadi.
"Hai, aku penghuni baru." Luna sempat kenalan dengan seorang gadis cantik yang masih muda.
"Salam kenal juga, Kakak." Rena tersenyum dan segera keluar dari rumah karena memang lagi buru buru.
Luna memahami karena mungkin saja gadis itu sudah telat sehingga kurang beramah tamah, keadaan kost ternyata agak sepi walau bisa di katakan kalau ini masih sore, entah mereka semua berangkat kerja atau sudah mendekam dalam kamar sehingga tidak ada yang keluar.
Kalau sepi begini Luna merasa merinding juga karena rumah Pak Manto sangat besar dengan nuansa yang agak horor juga, namun perasaan takut itu segera Luna tepis karena dia juga tidak mungkin baru pindah tapi sudah takut seperti ini, maka Luna segera mempercepat langkah agar segera bertemu dengan orang lain sekarang.
"Gadis itu yang tadi siang, malam juga masih main ayunan." batin Luna.
Gadis yang ada di ayunan tadi siang masih duduk di sana dengan gaya yang sama, namun kali ini dia sudah tidak membaca buku lagi. Luna mengatakan itu gadis yang sama, sebab gadis itu memakai baju tadi siang sehingga jelas Luna masih mengenali dengan cermat juga pasti nya.
Walau memang di depan sana sangat ramai dengan orang yang lewat, tapi main ayunan malam malam dan juga sendirian tentu membuat siapa saja merasa agak merinding. mana bagian sini sama sekali tidak ada lampu, sehingga murni gelap gulita sehingga Luna agak merinding juga untuk menegur.
"Tapi kok ya tidak sopan kalau tidak negur dia." batin Luna.
Perasaan yang bimbang karena entah mengapa Luna seolah tidak ingin dekat dengan gadis ini, seolah dia menyimpan ketakutan yang besar di dalam hati. tapi Luna sendiri tidak tau itu luka apa, namun yang jelas dia memang takut dengan gadis ini.
"Malam Kakak, sendirian saja?" Luna mendekat dengan senyum ramah.
"Ya Allah pucat sekali dia!" pekik Luna dalam hati.
Walau dalam kegelapan malam pun tapi masih bisa Luna melihat bahwa wajah gadis ini begitu pucat dan terlihat seperti sedang sakit, hati Luna jadi tersentak karena dia merasa gadis ini memang menyimpan sesuatu yang tidak beres sehingga bahaya bila terlalu dekat dengan dia. emang terasa begitu aneh dan Luna memang memiliki firasat bahwa gadis ini menyimpan sesuatu, entah karena Luna yang terlalu takut atau memang firasat itu benar karena kadang kala firasat manusia ada yang tidak meleset.
Bahkan saat Luna sudah menegur seperti itu tapi gadis tersebut sama sekali tidak ada respon dan kembali diam sambil mengayunkan diri di atas ayunan, Luna yang sudah berhenti jadi agak malu dan kikuk namun dia segera pergi karena merasa gadis itu tidak ingin di tegur sehingga lebih baik bila segera menyingkir saja.
"Sombong sekali, apa karena sehingga tidak mood mau menegur orang?" Luna merutuk kecil dan membuka pintu pagar.
"Ih apa ini yang basah?" Luna memegang pagar yang terasa basah.
"Mau kemana, Non?" penjaga pintu gerbang yang cukup tua menegur Luna yang segera keluar dari sana.
"Mau beli makan ini di depan sana, Pak." jawab Luna segera mengusap tangan yang terkena cairan basah dan lembab itu.
Pak Anwar segera membuka pintu karena dia memang berjaga bila sudah malam seperti ini, ternyata peraturan di kost Pak Manto pun sangat ketat sehingga bila sudah malam tidak ada yang boleh membawa pacar atau teman pria. jadi memang tidak ada yang sampai melakukan perbuatan zina, karena mereka di jaga ketat oleh Pak Anwar.
...****************...
"Lama sekali Luna beli makan, kata nya cuma di depan saja." Gita mengintip dari pintu kamar.
"Ternyata sepi juga ini kalau malam!" lirih Gita yang lebih berani dari Luna.
Klotaaaaaak.
Klotaaaaaak.
Gita menoleh memperhatikan kamar sebelah yang barusan bersuara berisik seperti ada sesuatu barang yang jatuh dari sana, ada rasa kepo dan kalau memang ada penghuni maka dia ingin berkenalan karena sekarang sudah tinggal di kos ini sehingga membutuhkan banyak teman dan akan lebih mudah bila mereka semua saling mengenal satu sama lain.
"Hening lagi, tapi tadi agak berisik." batin Gita melihat nomor kamar.
"Oh ada nomor kamar nya, berarti punya ku nomor tiga puluh kalau ini dua sembilan." Gita memperhatikan dengan seksama.
Glodaaaaaak.
"Suara lagi, tapi bukan dari kamar ini." batin Gita mulai penasaran.
Perlahan langkah Gita meninggalkan kamar karena dia penasaran dengan suara yang sangat berisik dari kamar lain, tadi suara itu berasal dari kamar sebelah dan saat ini sudah tidak ada suara lagi alias hanya keheningan yang ada di kamar tersebut. Gita berjalan dan sambil ingin mencari teman karena sejak tadi siang selalu sibuk dengan pindahan, jadi belum mengenal satu sama lain.
"Wah sampai belakang juga ini kost Bu Dewi." Gita berdecak kagum.
"Tapi lorong ini kok tidak ada di pasang lampu, apa karena belum siap ya?" Gita agak mundur karena sebelah sini sangat gelap.
"JANGAN DATANG KESINI!"
"Allahu Akbar!" Gita berteriak kaget ketika mendengar ada orang yang membentak dia.
Namun ketika menoleh sama sekali tidak ada orang sehingga membuat Gita merasa heran, padahal tadi sangat jelas suara itu begitu nyaring di dalam telinga Gita, namun saat dia mencari kesana kemari tidak dia temukan di mana keberadaan orang yang baru saja membentak dengan suara sangat besar itu barusan.
"Apa ini?!" Gita mulai panik karena lantai yang dia pijak seolah banyak air yang datang.
"Amis?" Gita kaget mencium aroma dari air yang ada di lantai itu.
"Aku pergi saja dari sini, bau apa dan ini air apa yang sedang keluar!" Gita bergegas untuk pergi dari sana.
Namun langkah ini tertahan karena seolah ada tangan yang berusaha menahan agar Gita tidak melangkah pergi dari kawasan ini, memang seperti ada sesuatu yang sangat kuat menahan kaki sehingga Gita jatuh telungkup di atas lantai yang penuh dengan air, saat jatuh maka Gita baru menyadari bahwa itu darah yang sangat banyak dan asal nya entah dari mana.
Selamat pagi besti, jangan lupa like dan komen nya ya.
ini kalo mas Zidan lihat bisa bikin klepek-klepek