NovelToon NovelToon
Dari Babu Jadi Mantu

Dari Babu Jadi Mantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Bagaimana caranya Hanum si preman pasar yang bar- bar seketika menjadi anggun saat dia harus menikah dengan anak majikannya.

"Ada uang Abang kucinta. Gak ada uang Abang kusita."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tawaran Ningsih

"Bapak kamu harus segera di bawa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Melihat kondisinya yang belum sadar juga, saya khawatir pasien mengalami koma." Hanum merasa tubuhnya tiba-tiba lemas andai Jono tidak segera menahannya mungkin dia akan terjatuh di lantai.

"Num, jangan pingsan dulu. Kita bawa bapak lo ke rumah sakit dulu ini," ucapnya mengguncang bahu Hanum.

Hanum memejamkan matanya lalu mengangguk. "Kalau gitu, bantu saya bawa Bapak saya, dokter."

"Baik, saya persiapkan ambulans-nya, ya?" Hanum kembali mengangguk dan membiarkan dokter pergi.

....

Sambil menunggu hasil pemeriksaan yang di lakukan dokter. Hanum menunggu di ruang rawat di mana bapaknya terbaring tak sadarkan diri.

"Num." Hanum mendongak saat mendengar suara lirih Bapaknya.

"Pak, Bapak udah sadar? Syukurlah, Hanum khawatir banget, Pak." Hanum memeluk Bapaknya.

"Bapak kenapa bisa pingsan sih, Pak. Bapak kecapean? Pak udah Hanum bilang sekarang Hanum yang kerja. Kenapa Bapak masih kerja aja, sekarang liat Bapak sakit kan, apa uang gaji Hanum kurang?" Hanum berkata sedikit kesal.

Suryanto menghela nafasnya. "Maafin Bapak, Num. Bapak salah." Suryanto berkata lirih.

Hanum menggeleng. "Hanum yang salah. Hanum belum bisa bahagiain, Bapak." Hanum meneteskan air matanya.

Kali ini Suryanto yang menggeleng. "Harusnya gaji kamu sudah cukup. Tapi Bapak justru bayarin itu untuk hutang Bapak. Orang-orang tahu kamu kerja sama orang kaya, sampe tersebar ke Bang Anji. Dia tagih hutang Bapak yang biaya pengobatan Reva dulu. Bang Anji ambil semuanya, dan dia bilang kita baru bayar bunganya aja." Harum memejamkan matanya saat Suryanto menangis. Dulu saat usia Reva 5 tahun anak itu sakit panas yang mengharuskan mereka membawanya ke rumah sakit. Suryanto yang tak memiliki uang meminjam pada rentenir di kampung mereka. Hingga kini hutang mereka belum terbayar dan justru bunganya semakin besar.

"Kenapa Bapak gak ngomong sama Hanum, Pak?"

Suryanto menggeleng. "Bapak gak mau kamu khawatir, Num. Apalagi kamu baru mulai kerja." ucap Suryanto dengan terbatuk.

Hanum mengusap dada Suryanto. "Hanum ngerti, Bapak jangan ngomong lagi. Bapak istirahat aja."

"Maafin Bapak, Hanum." Hanum mengangguk dan merapikan selimut Suryanto.

Melihat bapaknya yang menangis Hanum tak bisa membendung tangisnya, tapi dia juga tak boleh menunjukkan kelemahannya di depan Suryanto, jadi Hanum memilih berdiri dari duduknya dan berkata, "Hanum mau ketemu dokter dulu buat tanya kondisi bapak." Suryanto mengangguk dan membiarkan Hanum pergi.

Selain untuk menghindari Suryanto, Hanum memang benar-benar harus menanyakan kondisi bapaknya pada dokter.

Jadi Hanum memasuki ruangan dokter yang menangani bapaknya setelah mengetuk pintu.

"Silakan duduk ... Hanum." Dokter menunjuk kursi di depannya setelah membaca nama Hanum dalam berkas perawatan Suryanto. "Hanum ini, putrinya Pak Suryanto, ya?"

"Ya, dok."

"Ada, wali lain gak? Mungkin bisa om atau tante?"

Hanum menggeleng. "Saya sendiri."

Dokter menghela nafasnya. "Kalau gitu saya cuma bisa ngomong sama kamu."

Hanum mendengarkan dengan serius.

"Bapak kamu terkena gagal ginjal."

Hanum menelan ludahnya kasar. Kepalanya mendadak pening, telinganya terasa berdengung dan seluruh perasaannya menjadi sakit, seolah apa yang dia dengar adalah seburuk-buruknya berita. Bagaimana tidak, bapaknya adalah sandaran hidupnya, bagaimana bisa dia tetap tenang saat terjadi sesuatu pada bapakanya.

"Gak mungkin," gumam Hanum dengan tatap kosong

Hanum merasakan tangannya di sentuh, Dokter perempuan itu menatap Hanum iba, tapi bagaimana pun dia harus menyampaikan kondisi pasien yang sebenarnya. "Kondisi, Bapak kamu sudah kronis. Ginjalnya rusak parah."

Hanum menahan air matanya agar tak mengalir namun dia tetap tak bisa membendungnya. Seberapa kuat Hanum menghadapi kenyataan, kali ini kenyataan di depannya terasa sangat menyakitkan. "Apa yang harus saya lakukan, Dokter?" Hanum berkata dengan nada yang sengau.

"Pertama kita harus mendapatkan donor ginjal buat Bapak kamu."

"Saya, saya bisa donorin ginjal saya, Dok?" Hanum menunjuk dirinya.

"Bisa, asalkan ginjal kalian cocok."

"Saya anaknya?"

"Itu bukan patokan ginjal kalian bisa cocok atau tidak, Hanum. Kita harus melakukan serangkaian pemeriksaan dan memastikan kalau ginjal kalian cocok."

Hanum terdiam. "Dan yang paling penting adalah biaya yang tidak sedikit yang harus kamu tanggung." Wajah Hanum menunduk lemas.

"Berapa kira- kira biayanya, dokter?"

"Kamu bisa tanyakan sama resepsionis untuk lebih detailnya." Hanum mengangguk. "Maafkan saya, Hanum. Tapi saya harus menjelaskan semuanya." Dokter mengusap pundak Hanum yang justru semakin ingin menangis.

"Saya akan berusaha cari uangnya Dokter. Saya mohon rawat Bapak saya."

...

Hanum menghela nafasnya saat berdiri di depan kamar Ningsih. Dia datang berharap mendapat belas kasihan dari wanita anggun itu. Dan memberikan sedikit uangnya untuk dia pinjam. Tentu saja uang 500 juta itu sedikit untuk orang sekaya Ningsih.

Hanum sudah datang ke resepsionis rumah sakit, dan kisaran biaya operasi yang harus dilakukan bapaknya sekitar 500 juta, atau bisa lebih.

Saat Hanum melihat nota di depannya dia langsung teringat majikannya, dan harapan muncul saat merasa majikannya itu cukup baik untuk meminjamkan uang padanya.

"Ratna bilang kamu mau ketemu saya?" Begitu Hanum masuk dia melihat wanita paruh baya yang masih cantik itu duduk di meja kerjanya. Nampak sibuk dengan beberapa berkas dan kaca mata baca yang bertengger di atas hidungnya.

"Iya, Nyonya."

"Ada apa?" Ningsih menatap dengan tenang bahkan tanpa kerutan di dahinya.

"Saya mau pinjam uang, Nyonya."

Kali ini dahi Ningsih sedikit berkerut. "Kamu butuh uang?" Hanum mengangguk. "Kamu bisa bicara sama Ratna, dia akan kasih kamu pinjaman dan potong dari gaji kamu setiap bulannya." Ningsih kembali menunduk dan memfokuskan dirinya pada pekerjaannya.

Hanum meremas tangannya. "Sa—ya, udah bilang sama Bu Ratna, tapi Bu Ratna minta saya bilang ke Nyonya."

Ningsih kembali menatap Hanum yang berdiri di depannya. "Itu artinya yang kamu pinjam cukup banyak?" Ningsih menyerahkan uang gaji yang akan dia berikan pada para pembantu rumahnya untuk Ratna atur sebagai kepala pembantu di rumahnya. Juga menangani jika ada para pekerjanya yang membutuhkan uang pinjaman, dan akan dia potong lewat gaji setiap bulan. Tanpa bunga dan mereka bisa mencicilnya berapapun selama mereka masih bekerja dan tentu saja setia padanya.

"Berapa yang kamu perlukan?"

Hanum masih menundukkan wajahnya tak berani mendongak sedikit pun. Dan dengan bibir bergetar Hanum berkata, "500 juta, Nyonya."

Ningsih berdiam cukup lama lalu menutup berkas di depannya. "Saya bisa kasih kamu. Tapi uang itu harus jelas akan pergi kemana?" Ningsih menyatukan kedua tangannya di atas meja, tatapannya mengarah serius kepada Hanum.

"Bapak saya sakit Nyonya. Dan perlu di operasi—"

"Saya bisa lihat buktinya." Belum selesai Hanum bicara Ningsih menyela hingga Hanum mendongak menatap Ningsih. "Kamu punya bukti kalau kamu gak berbohong dan bapak kamu benar-benar sakit?"

"Saya gak mungkin bohong soal Bapak saya." Hanum mengepalkan tangannya merasa tersinggung. Apa maksud Ningsih bicara begitu. Dia pikir Hanum akan berbohong dan membawa nama ayahnya, hanya karena ingin uang?

"Hanum, di dunia ini gak ada yang gak mungkin. Pengalaman hidup saya mengatakan jangan terlalu percaya pada orang lain. Karena saya bisa saja tertipu. Begitupun kamu, jangan percaya pada orang yang akan dengan mudah meminjamkan uang sama kamu, lalu tiba-tiba hutang kamu akan membengkak karena kamu gak tahu bunga yang kamu tanggung."

Hanum melemaskan kepalan tangannya. Benar, seperti bapaknya yang meminjam pada renternir. Hutang yang awalanya hanya 5 juta, berubah jadi berpuluh-puluh juta karena bunga yang tidak masuk akal.

Hanum merogoh sakunya saat teringat dia memiliki nota yang harus dia bayarkan untuk operasi bapaknya. "Bapak saya lagi di rawat di rumah sakit, Nyonya." Hanum memberikan lembar kertas di tangannya dan langsung menjadi fokus perhatian Ningsih. Hanum benar-benar berharap dengan bukti di tangannya wanita itu bisa memberinya pinjaman.

Ningsih membaca kertas di tangannya beberapa saat, lalu melepas kaca mata bacanya dan mendongak kembali menatap Hanum. "Saya lihat ini cuma biaya operasi. Bagaimana dengan biaya sebelum dan sesudah operasi?" Hanum mengerjapkan matanya. "Kamu sudah mendapatkan donor?" Hanum menggeleng.

"Saya yang akan menjadi donor buat Bapak saya, Nyonya."

"Sudah di pastikan cocok?"

Hanum belum tahu. "Kamu tahu melakukan pemeriksaan kecocokan juga memerlukan biaya yang gak sedikit. Dan kamu tahu orang yang sudah mendapatkan donor ginjal harus mengkonsumsi obat seumur hidupnya. Bagaimana dengan itu? Sudah kamu pikirkan berapa totalnya?"

Hanum terdiam.

Ningsih menatap lekat Hanum yang melamun dengan tatapan kosong. "Saya bisa kasih uang itu. Mulai dari pemeriksaan kecocokan sampai perawatan pasca operasi, bahkan obat untuk seumur hidup." Mata Hanum kini kembali terisi dan menatap dengan berbinar.

"Tapi, Hanum berapa lama kamu akan melunasinya kalau hutang kamu sebanyak itu?"

Mata Hanum kembali layu. Namun dia benar-benar harus mendapatkan uang itu. "Saya bisa kerja sama Nyonya seumur hidup saya," ucapnya ragu.

Ningsih menggeleng, berdiri dari duduknya dan mencondongkan tubuhnya ke arah Hanum. "Atau kamu bisa terima solusi dari saya."

"Terima tawaran menikah kontrak dengan Arya."

1
Patrish
melihat karakter Hanum... sepertinya akan mudah dia melalui drama drama lanjutan....
Nana Colen
iya Hanum pasti akan banyak drama karena orang kaya itu rumit 🤣🤣🤣🤣
Patrish
susah banget ya mau dapat 20M...
Patrish
Arya... ingat.. jangan mengingkari suara hati..... pamali boz
Patrish
apakah dulu setelah diculik sudah ditangani psikiater? sampai se dewasa ini Arya tidak bisa mengendalikan diri...
Patrish
gubraaakkk.... bagaimana cara ngajaknya... 🤔🤔🤔🤔😮😮😮
Patrish
calon mantu orang kayaahh ... pengamanan tingkat premium
Patrish
cari donor ginjal di mana Num... 😢😢😢😢
Patrish
welcome to the jungle .. Hanum.... akan banyak semak belukar yang akan menghadang jalanmu... semangat... niat baik akan berakhir baik...
Patrish
sudahlah Num... 20 M.... semua aman...
Patrish
SAKRAL.... kalo SAKLAR itu sumber aliran listrik🤭🤭🤭😃😃😃😃
nenah adja: 🤣🤣🤣 baru liat maaf, typo ternyata 🙏
total 1 replies
Patrish
💪💪💪💪💪💪💪💪
Patrish
pastinkerasa juga pas tangannya dibalut... makanya pura2 tidur... denger juga dia gumannan si Hanum
Patrish
pelatihan teori.. prakteknya jauuh.... 😄😄😄
Patrish
baru ketemu malam ini... langsung cuuzz.. sampai part ini aku syuuka.... bahasanya enak dinikmati.... terus menulis ya.... semangaat.. 💪💪💪
partini
siap kan lidah tajamu Hanum sebentar lagi Ketemu para Kunti
Amidah Anhar
Up lagi donk,...
Doble Up kalau boleh kak
Amidah Anhar
terimakasih Upnya
💗vanilla💗🎶
duh si ibu bs aja modus nya maksa si hanum
partini
kalau mulut tajam nya jangan di latih jadi lembut kaya lelembut yg satu itu di butuhkan untuk menghajar lawan nanti di pesta
Amidah Anhar: Up lagi donk...
Jangan buat Hanum kehilangan jati dirinya untuk melawan dengan kata kata yg elegan
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!