Di Jodohkan Dengan Gadis SMA

Ke esokan hari nya, Raditya sudah bersiap akan kembali ke jakarta bersama papah nya.

Mamah Maureen tidak mau ikut pulang, karna mau membantu calon besan nya menyiapkan acara pernikahan.

"Mah, "Radit sama papah, "mau pergi sekarang."

"Setelah dari sini, "papah mau langsung ke kantor."

"Ya sudah papah sama Radit, "hati-hati di jalan."

"Mamah juga hati-hati di sini, "kalau ada apa-apa kabarin papah atau Radit."

"Siap komandan." Ucap mamah Maureen.

Radit sudah berada di dalam mobil, bersama pak Mahendra.

Perjalanan cukup lancar pagi ini, belum ada tanda-tanda kemacetan.

Mungkin dalam waktu dua jam, Radit sudah sampai di jakarta.

...****************...

Excel sudah berada di apartemen pribadinya.

Sejak mengetahui adik nya Ervina, punya rasa cemburu sama Kaka ipar nya.

Lelaki tampan itu memutuskan pindah dari rumah pak luis.

Excel tidak mau menyakiti hati Ervina, kalau setiap hari melihat perhatian Kaka laki-laki nya teralihkan.

Mungkin saat ini Ervina belum mengerti, kalau Kaka nya sudah menikah.

Dan perhatian Kaka nya akan beralih sama Azizah istri Excel.

Keadaan nya sudah berbeda Kaka nya bukan lagi laki-laki single.

Sekarang Zizi sudah terbiasa dengan keadaan Excel.

Tidak lagi punya rasa malu, kalau sedang berduaan di rumah atau di kamar pribadinya.

Panggilan untuk suami nya juga sudah berbeda.

"Mas Excel ayo bangun, "Zizi sudah masakin sarapan."

"Tunggu sayang, "mas masih ngantuk."

"Tapi ini sudah jam berapa, "memangnya enggak masuk kantor mas."

"Ayo mas, "keburu makanan nya dingin."

Excel membuka mata nya perlahan, terlihat Azizah yang tidak memakai kerudung.

Beda banget sama Azizah yang awal, mengenal Excel.

Di dalam kamar saja, harus memakai kerudung.

Excel menatap istrinya, yang terlihat malu-malu.

"Kenapa sayang." tanya Excel.

Azizah menggelengkan kepalanya.

Tanpa berbasa-basi Excel menarik Azizah ke pelukannya.

"Aw mas Excel apaan sih."

"Sudah diem, "tetap berada di pelukan mas."

"Tapi ini sudah siang, "nanti papah marah mas."

"Biarin saja sayang, "mas ingin kamu tetap seperti ini sayang."

Tidak lama pintu apartment di ketuk. Tok_tok_tok.

"Siapa sih, "ganggu saja." ucap Excel kesal.

Azizah terkekeh melihat wajah suami nya yang sedikit kecewa.

"Jangan ngetawain mas, "kualat nanti."

Azizah makin menertawai suaminya.

"Tunggu di sini, "biar mas saja yang liat."

Azizah masih tertawa.

Excel turun dari tempat tidur nya, berjalan keluar dari kamar nya.

Lelaki tampan itu sudah berada di pintu apartment.

Excel membuka pintu apartment nya perlahan.

"Mamah, "ayo masuk mah." ucap Excel.

"Jam segini baru bangun, "ngapain saja semalem cel."

Tanya mamah Herlina.

"Mmmm, "mamah nya saja kesini nya, "terlalu pagi."

"Terlalu pagi kamu bilang, "liat tuh jam berapa."

Mamah Herlina menunjuk jam yang berada di dinding.

Tidak lama Azizah keluar dari kamar nya.

"Assalamualaikum... Mah." Azizah mencium punggung tangan mertuanya.

"Waalaikumsalam..."sayang."

"Sayang kenapa suami kamu, "tidak di bangunin."

Tanya Herlina sama menantunya.

"Mamah, Zizi sudah berapa kali, "membangunkan mas Excel."

"Sampai masakan Zizi, "sudah tidak enak di makan."

"Masih saja tidur."

"Aduh Excel, "papah kamu pasti marah besar."

"Kamu tidak masuk kantor hari ini."

"Mamah mau minum apa, "biar Zizi ambilin."

"Tidak usah sayang, "mamah bisa ambil sendiri."

"Mamah ada apa kesini." tanya anak laki-laki nya.

"Tadi mamah habis dari supermarket, "terus mamah mampir kesini, "mamah kangen sama menantu mamah."

"Ya sudah, "mamah mau pulang dulu, "takut ganggu."

"Eh mah siapa yang ganggu, "kami sama sekali tidak merasa terganggu." "iya kan mas."

Excel ikut bicara.

"Bener sekali mah, "mamah sangat mengganggu sekali."

"Mas Excel apaan sih, "kok ngomong seperti itu."

"Tidak apa-apa sayang." jawab mamah Herlina lembut.

"Ya sudah mamah pulang dulu."

Setelah kepergian mamah Herlina, Excel kembali kedalam kamar pribadinya.

"Mas mau kemana." tanya Zizi.

"Mas mau tidur lagi sayang." ujar Excel.

Azizah geleng-geleng kepala, melihat tingkah suami nya.