NovelToon NovelToon
KAKEK PEMUAS

KAKEK PEMUAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Putri muda

seorang kakek yang awalnya di hina, namun mendapat kesaktian

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 1

Desa PALASARI.

Di waktu sore, di suatu hari tahun 1988.

Di tengah kemarau yang membakar segala harapan, terlihat sosok kakek Surya dengan langkah tegapnya yang bergetar di antara deru angin kering dan tanaman-tanaman yang layu meminta ampun pada matahari. Di usianya yang menginjak 70 tahun, ia masih kuat memanggul sak dan sabit, mencari rumput di tengah lahan kering yang mengeluhkan kehausan. Dengan sandal jepit yang setia menemani langkah-langkah lusuhnya, dan pakaian serba abu yang sudah pudar seiring waktu, kakek Surya tetap bertekad. Dia berjalan jauh, mencari-cari pakan untuk sapi kesayangannya yang juga sudah menahan lapar.

Matahari yang menggantung seperti bola api tak membuat semangatnya kendur. Si kakek Tiba di kebun tetangga yang tak terurus dan tak mempunyai ternak, senyum Kakek Surya merekah. Sinar senyumnya bagai rembulan di kegelapan, saat ia melihat ada rumput yang masih segar, menyisakan sedikit harapan di tengah panasnya musim kemarau ini . Setiap tangkai rumput yang berhasil dia kumpulkan adalah kemenangan kecil dalam perjuangan melawan musim yang kejam, buat para petani, juga peternak, seperti kakek Surya.

Dengan langkah gontai, Kakek Surya memasuki kebun Pak Sardi, penuh rasa terima kasih karena telah diberi izin mecari rumput untuk sapi-sapinya yang terancam kelaparan di musim kemarau ini.

"Silakan Mang, cari saja apa pun di kebunku, asal mau di makan sapi," begitulah kata Pak Sardi kemarin, dengan wajah lelahnya dia yang pulang dari pekerjaan keras sebagai kuli bangunan. Namun, suasana hening di kebun itu seketika pecah saat Kakek Surya melintas dekat gubuk berdinding anyaman bambu dan beratap seng milik Pak Sardi. Sebuah bisikan misterius mengalun pelan, diikuti oleh desahan lembut seorang perempuan yang seolah membawa pesan tersembunyi. Serentak, hati Kakek Surya berdesir, seakan-akan udara pagi yang dingin mendadak berubah menjadi sesak dengan rasa penasaran dan kekhawatiran yang menggelayut..

Kakek Surya pun menjadi curiga, lalu mencari celah di antara anyaman bambu untuk melihat siapa yang ada di dalam gubuk tersebut. Dia khawatir ada orang yang berniat jahat atau mencuri sesuatu di gubuk milik pak Sardi itu.

Alangkah terkejutnya Kakek Surya saat melihat dua orang yang tampaknya sedang berpelukan dengan erat. Dari tempat Kakek Surya berdiri, terlihat gerakan yang lembut dan penuh perasaan. Lelaki bertubuh buncit itu, yang ternyata adalah Pak Marwan, tetangga Kakek Surya, tampak berusaha menenangkan perempuan yang tak lain adalah istri Pak Sardi. Mereka berdua tampak masih berpakaian, hanya sebuah kain segitiga yang tergeletak di tanah. Dengan posisi yang penuh kelembutan, Pak Marwan berdiri di belakang istri Pak Sardi, keduanya tampak sangat fokus dan serius dalam apa yang mereka lakukan, hingga keringat membasahi pakaian mereka...

Suasana di ruangan itu menjadi semakin tegang saat Pak Marwan dengan lembut memainkan jemari tangannya di sekitar bahu Surti yang menunduk. Surti, yang biasanya tenang dan terkendali, tampak terhanyut dalam suasana yang diciptakan oleh Pak Marwan. Kakek Surya, yang secara tidak sengaja menyaksikan kejadian itu, merasa sangat terkejut. Surti, istri Pak Sardi yang dikenal baik dan jarang berbicara, kini terlibat dalam situasi yang tak terduga. Meskipun usianya hampir 40 tahun, Surti masih terlihat sangat muda dan penuh pesona, dengan kecantikan yang menawan dan postur tubuh yang menarik.

Kakek Surya cukup lama memperhatikan itu, di samping karena kaget, juga gugup karena seumur dia segitu, baru pertama menemukan hal itu. Juga kakek Surya sedikit terkesima pada tubuh Surti.

Lalu terlihat tangan gempal yang tadi menyentuh Surti sekarang berpindah, dengan menyisir rambut perempuan itu dari belakang. Dua insan itu terus bergerak dengan gerakan yang terlihat sangat akrab. Sepertinya pasangan ini sudah terbiasa berada bersama di gubuk kecil yang ada di ladang Pak Sardi ini..

Kakek Surya pun teringat akan kebaikan Pak Sardi, tetangganya itu, dan ingin membalasnya. Lalu, Kakek Surya mengitari gubuk itu, mencari pintu yang hanya terbuat dari tripleks saja.

Tanpa basa-basi, Kakek Surya langsung mendobrak pintu itu. dua Orang yang sedang melakukan penanaman benih itu sangat kaget, hingga gerakan mereka terhenti.

keduanya tampak terkejut saat ditemukan dalam situasi tersebut.

"Apa yang kalian lakukan?" Teriak Kakek Surya, setelah berhasil mendobrak pintu itu. Karena situasi yang mendadak, Pak Marwan yang hampir meraih puncak rasa tertinggi dari momen itu langsung berhenti. Pak Marwan segera menutup dirinya dengan menaikkan penutupnya saja, karena tadi memang tak dilepas sepenuhnya. Begitu juga Surti yang mengambil penutupnya dan langsung memakainya..

"Mengapa kamu ke sini?" gugat Pak Marwan dengan suara yang menggema penuh kemarahan kepada Kakek Surya. "Kalian berdua telah mencoreng marwah keluarga, aku tidak akan tinggal diam! Aku akan laporkan kejadian ini pada Sardi!" seru Kakek Surya dengan tegas dan lantang, membawa aura keberanian.

"Jangan berani-beraninya kau Surya! Kau pikir kau siapa, mengancamku?" balas Pak Marwan dengan nada yang lebih keras, serangan baliknya tidak kalah sengit. Situasi menjadi semakin tegang,

"Ayo, kita harus pergi sekarang," ujar Pak Marwan dengan nada mendesak. Ia cepat-cepat meraih tangan Surti dan menariknya keluar. Surti, dengan langkah gontai, hanya bisa pasrah mengikuti di belakangnya. Air mata yang jatuh dari kelopak matanya semakin memperjelas kekacauan batin yang ia rasakan. Rasa ketakutan dan kebingungan tergambar jelas di wajah pucatnya. Dalam keadaan tergesa-gesa, Surti tidak sempat memperbaiki penampilannya. Rambutnya terurai, pakaian yang biasanya terlihat rapi kini acak-acakan dan basah oleh keringat dingin yang membanjiri tubuhnya. Celana longgar selututnya tampak timpang dan tidak terurus. Saat mereka berlari menuju ke luar, suara langkah kaki mereka bergema menambah kesan drama dalam ladang yang penuh intrik ini..

"Aku akan beritahu Sardi, apa yang kalian sudah lakukan," teriak Kakek Surya, lalu berbalik dan melihat kepergian Marwan dan Surti.

Setelah cukup lama terdiam, Kakek Surya pun mulai menenangkan dirinya, lalu melangkah untuk mencari pakan ternak yang tak jauh dari gubuk itu.

Di tengah gemerisik daun yang bergoyang diterpa angin, Kakek Surya terkunci dalam dilema yang pelik. dia Jongkok memotong rumput, jarinya yang keriput bergerak cekatan, mengisi Sak hingga penuh, tetapi pikirannya melayang ke kejadian yang baru disaksikannya di gubuk Pak Sardi. Sesekali, kepalanya bergoyang pelan, tanda ketidakpercayaan dan kekecewaan mendalam. Bagaimana mungkin Surti, istri Sardi, bisa berlaku demikian dengan Pak Marwan? Mata kakek Surya yang sayu terpaku sejenak, ingatan akan tubuh Surti yang lentur dalam dekapan yang bukan milik suaminya, meninggalkan rasa yang campur aduk dalam dada. Ada ketertarikan yang tak bisa dipungkiri, namun jauh lebih besar adalah rasa kecewa dan pilu yang menerpa hatinya. Dengan langkah gontai dan bebannya yang kini penuh sesak bukan hanya oleh rumput tetapi juga oleh pikiran yang kelam, Kakek Surya pun meninggalkan kebun dengan rasa yang teramat berat.

Hari itu, ia menuju kandang sambil merenungkan kebenaran yang pahit, bahwa manusia kadang mendua, dan hati yang terluka mungkin tak akan pernah benar-benar pulih

Bersambung...

1
Haru Hatsune
Cerita yang bikin baper, deh!
Apaqelasyy
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!