NovelToon NovelToon
Di Nikahi Ayahnya Di Cintai Anaknya

Di Nikahi Ayahnya Di Cintai Anaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Poligami / Selingkuh / Obsesi / Beda Usia
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ncess Iren

Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana, baru saja lulus SMA. Namun tiba-tiba Ayahnya yang pemabok dan suka main judol, memaksanya untuk menikah dengan saudagar kaya yang memiliki 3 istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayo Dek

Pernikahan Sasa dengan Pak Yudi sudah hampir 1 tahun, sedangkan hubungannya dengan ayah mertuanya sudah berjalan 6 bulan.

Sampai suatu ketika Sasa mendapat kabar yang mengejutkan.

Pagi itu saat bangun dari tidur kepalanya terasa sangat pusing, ia juga merasakan mual. Dan ingin muntah, Sasa bergegas ke kamar mandi.

Pak Yudi yang melihat Sasa keluar dari kamar mandi bertanya kepadanya.

"Kamu kenapa?" tanya Pak Yudi datar, tidak ada raut khawatir.

"Ngga tau Mas, tiba-tiba saja mual." sahut Sasa

"Coba nanti minta Bibi temani kamu ke puskesmas." ucapnya lagi

"Iya Mas nanti aku minta Bi Inah, temenin aku mungkin cuma masuk angin sih." sahut Sasa lirih sambil meringis

"Masuk angin? atau mungkin kamu hamil? tapi kan aku baru sekali melakukannya." ucap Pak Yudi acuh, lalu dia berlalu begitu saja meninggalkan Sasa tanpa berkata apapun lagi.

DEG!

Mendengar ucapan Pak Yudi barusan, membuat Sasa tercekat bahkan nafasnya seperti berhenti seolah kehabisan oksigen.

"Apa benar aku hamil? lalu apa ini anak Sandy?" ucapnya dalam hati

Lalu Sasa keluar kamar untuk mencari Bi Inah, karena ia ingin menyuruh Bi Inah membelikan tespeck dulu sebelum ke klinik.

"Bii..." panggil Sasa

"Iya Bu, ada apa?" tanya Bi Inah tergopoh-gopoh

"Perut saya mual Bi, kepala juga pusing. Bahkan tadi muntah-muntah, kata Pak Yudi kemungkinan saya hamil. Tolong antarkan saya ya Bi." ucap Sasa

"Iya bu sebentar ya, Bibi selesaikan pekerjaan Bibi dulu." sahut Bi Inah, lalu ia pun pergi ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya yang belum beres.

Setelah Bi Inah pergi, Sasa pun kembali masuk ke kamarnya. Tapi ia di kagetkan oleh kedatangan Sandy, yang tiba-tiba dan sudah berdiri di belakangnya.

"Benar kamu hamil?" tanya Sandy

"Sandy, aku sampai kaget." ujar Sasa lalu menoleh ke arahnya

"Benar kamu hamil?" tanya Sandy lagi, bahkan dia tidak pakai embel-embel ibu atau tante.

"Belum tahu San, aku mau periksa sama Bi Inah." sahut Sasa

"Oh yaudah." ucap Sandy lalu ia pun pergi ke ruang tamu

Setelah Sasa mandi dan memakai baju memoles tipis wajah dan bibirnya, lalu ia pun menyambar tas nya yang tergeletak di atas meja rias. Tak lupa ia bawa dompet dan ponselnya, setelah di pastikan tidak ada yang lupa ia pun keluar dari kamar.

"Bu Sasa sudah siap berangkat?" tanya Bi Inah

"Iya Bi." sahut Sasa

"Tunggu ya Bu, Bibi mau ganti baju dulu." ucap Bi Inah

"Iya Bi." sahut Sasa lalu ia duduk di ruang tamu, menunggu Bi Inah.

Tiba-tiba saja Sandy menghampiri "Sudah mau berangkat?" tanya Sandy, yang duduk disamping Sasa.

"Iya."

"Adik sekaligus anakku." ucap Sandy, lalu mengusap perut datar Sasa.

Sasa hanya tersenyum, mendengar ucapan Sandy barusan.

"Kenapa kamu pegang perut Sasa?" tanya Pak Yudi, yang tiba-tiba saja muncul di ambang pintu.

"Aku senang akan mendapat adik." jawab Sandy dengan senyum bahagia

"Papa juga senang, tapi bukannya kamu gak mau Papa punya anak?" tanya Pak Yudi, Sandy hanya mengedikkan bahunya lalu naik ke lantai atas.

"Mari Bu, kita berangkat." ajak Bi Ina, yang di angguki Sasa.

Setelah itu Sasa naik becak bersama Bi Inah, kurang lebih 30 menit perjalanan mereka sampai di puskesmas.

Setelah Sasa di periksa oleh bidan desa di puskesmas, dan ternyata Sasa memang hamil.

"Selamat ya Bu, ibu positif hamil." ucap bidan Ine

Sesaat Sasa terdiam entahlah apakah ia harus bahagia, atau kah bersedih mendengar kabar ini. Ingin sekali Sasa mengabarkan kabar bahagia ini kepada ayahnya, tapi Sasa bahkan tidak mempunyai nomer ponsel bapaknya itu.

Sasa jadi tidak sabar ingin mengabarkan itu kepada suaminya, ia sengaja tidak menelponnya. Ia ingin mengatakan langsung, saat sampai rumah nanti.

Setelah itu Sasa dan Bi Inah pun pulang kerumah.

Setelah sampai dirumah, anak tirinya sudah menyambut mereka di pintu gerbang.

"Bagaimana hasilnya?" tanya Sandy tidak sabaran

"Ibumu hamil Mas." sahut Bi Inah tersenyum bahagia

"Alhamdulillah, Sandy senang sekali." ucap Sandy yang tersenyum lebar, ia tahu kalau yang ada di perut ibu tirinya itu adalah darah dagingnya.

"Mas Sandy akan punya adik." ucap Bi Inah, karena memang baru kali ini Pak Yudi memiliki anak lagi selain Sandy.

"Iya Bi." jawab Sandy bahagia

"Bu Sasa jangan terlalu capek ya, kalau ada apa-apa panggil Bibi aja." ucap Bi Inah

"Iya biar Sandy bantu juga." ucap Sandy

"Mas Sandy bisa apa? paling cuma bisa makan doang." ucap Bi Inah meledek, lalu ia terkekeh.

"Ha ha ha." tawa Sandy pecah

Sasa hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah Sandy. Lalu ia pergi meninggalkan ruang tamu, lalu menaiki anak tangga hendak menuju ke kamarnya.

"Dek, gimana hasilnya?" tanya Pak Yudi, setelah Sasa masuk ke dalam kamar.

"Aku telepon ngga di angkat." sambung Pak Yudi lagi

"Aku ingin mengatakannya langsung Mas." sahut Sasa, lalu ia meletakkan tasnya di atas meja rias.

"Positif Mas." jawab Sasa, dengan jantung yang berdegup kencang.

"Kamu yakin itu anakku?" tanya Pak Yudi datar tanpa ekspresi

"Maksud kamu Mas?" Sasa malah balik bertanya

"Sudahlah, engga usah di bahas aku mau keluar." pamit Pak Yudi, ia ingin mengabiskan malam ini ke cafe bertemu dengan teman seusianya.

Setelah Pak Yudi pergi, Sasa keluar dari kamar ia ke ruang tengah dan menyalakan televisi. Sasa masih ingat ucapan suaminya tadi, apakah suaminya mencurigainya.

Tiba-tiba ia mendengar langkah-langkah kaki, menuruni anak tangga ternyata itu adalah Sandy.

"Kamu belum tidur?" tanya Sandy berjalan kearahnya

"Belum." sahut Sasa singkat, lalu Sandy duduk di sampingnya.

"Aku pingin sayang." ucap Sandy dengan suara yang serak, membisikan di telinganya.

"Kamu pengen terus, aku sampai hamil sekarang." sahut Sasa, sambil mencubit lengan anak tirinya itu.

Tanpa banyak bicara Sandy menarik nya masuk ke kamarnya, ia menurut saja tanpa ada perlawanan saat Sandy mengajaknya ke kamar.

Setelah di kamar Sandy mengunci pintunya, dan akhirnya Sandy memulai aksinya.

"Sandy..." ucapnya menatap Sasa

Kemudian Sasa membawanya ke ranjang lalu merebahkannya di atas tempat tidur.

"Pelan-pelan San, aku lagi hamil." ucap Sasa

"Iya sayang." sahut Sandy lalu menindih tubuhnya

Sandy mulai mencium bibirnya dengan lembut dan penuh penghayatan, sedangkan tangannya sibuk melepaskan bajunya dan mengangkat dasternya.

Setelah Sandy menciumnya cukup lama, ia merasakan rasa hangat dan nikmat mulai terasa di tubuhnya.

Tangannya mencengkeram seprei dengan sangat kuat, merasakan bibir Sandy menjelajahi bibir dan lehernya.

"Sandyyyyy..." desahnya

Badannya bergetar hebat ia memeluk erat tubuh Sandy dengan erat, jantungnya berdetak cepat nafasnya tersengal. Sasa meletakkan kepalanya di dada Sandy, seakan tidak ingin melepas malam indah ini bersamanya.

Disaat mereka sedang mengatur nafas, tiba-tiba terdengar suara deru mobil di halaman rumahnya.

Sandy yang mendengar mobil ayahnya bergegas memakai baju, dan segera keluar dari kamar ibu tirinya langsung masuk ke kamarnya yang berada tepat di sebelahnya.

Sasa pun merapihkan pakaiannya, kemudian merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.

Ia bereskan dengan cepat karena Pak Yudi membawa kunci sendiri, sampai ia tidak sempat membereskan tempat tidurnya yang berantakan.

Sasa yang tiduran diatas ranjang, mendengar obrolan Pak Yudi dengan Sandy.

"Dari mana Pah?" tanya Sandy yang pura-pura fokus menonton tv

"Dari cafe." jawab Pak Yudi singkat, setelah itu naik ke lantai atas.

"Belum tidur dek?" tanya Pak Yudi

"Belum Mas, kok sudah pulang." sahut Sasa yang malah bertanya balik

"Iya ngantuk." jawab Pak Yudi, lalu ia memperhatikan keadaan kamarnya.

"Ini kasur kok acak-acakan?" tanya Pak Yudi, lalu menatap wajah Sasa.

"Terus ini kenapa daleman ada di bawah?" tanya Pak Yudi lagi

DEG!

Sontak saja jantung Sasa ingin melompat keluar, untuk suaminya tidak bertanya lagi.

"Panas banget, jadi di lepas." sahut Sasa dengan wajah bingung

Kemudian Pak Yudi memeluknya, dan menciuminya namun Sasa seperti menghindar.

"Ayo dek." pinta suaminya kearahnya

"Aku capek banget, panas lagi." sahut Sasa

"Oh yasudah." ucap Pak Yudi kesal, lalu dia membalikkan badannya memunggungi Sasa.

Sepertinya suaminya itu merasa kesal atas penolakan nya, Sasa tidak bisa memenuhi permintaan suaminya karena tenaganya terkuras habis bersama anak tirinya.

Saat suaminya tertidur ia menatap langit-langit kamar, ia merasa bersalah tapi Sasa tidak punya gairah karena ia sudah mencintai anak tirinya itu.

Memang ia sudah merasa tidak pantas di sebut sebagai istri baik, ia akui apa yang di lakukannya bersama Sandy adalah salah.

__Tbc__

1
🦀🪄𝒏𝒄𝒆𝒔𝒔𝒊𝒓𝒆𝒏 🪄🦀
Hai hai hai ayuk mampir para readers yang cantik" dan ganteng" di cerita baruku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!