"Jika kau mau membantuku, Aku akan memberikan tubuhku padamu!" Liu Xian
Yin Hei Long yang sudah terkurung selama ribuan tahun merasa tertarik.
Berjumpa dengan berbagai macam orang hingga bertemu dengan Bai Caishen, pemimpin suku dewa dari dunia atas.
Iblis berdarah dingin yang kini menempati tubuh manusia mulai memiliki pandangan yang berbeda tentang seluruh dunia.
Mulai dari sini, kehidupannya akan berbalik arah sepenuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BaoshanSanren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. BAI CAISHEN
19
Jauh di jangkauan makhluk fana.
Dunia dengan keabadian menjulang di penuhi keindahan.
Bunga bermekaran mengeluarkan kilau cahaya. Kupu kupu berterbangan di mana mana.
Burung yang terbang tanpa mengeluarkan suara.
Mereka sangat indah saat di pandang mata.
Tidak ada hiruk pikuk, tidak ada keramaian yang mengganggu.
Keindahan yang penuh ketenangan.
Di aula besar di kelilingi awan, pria bersurai putih keperakan tengah duduk di kursi kebesaran.
Pria itu tampak mengenakan pakaian putih bersih dengan beberapa batu permata.
Mengenakan pakaian formal yang di penuhi wibawa.
Pembahasan dari banyak mulut tentang dunia manusia yang di Landa bencana tak ada habisnya.
Banjir, badai besar, hingga gelombang monster.
"Baiklah, tidak ada yang perlu di bahas lagi."
Wajahnya elok dengan suara yang halus ketika berbicara.
Alisnya tegas juga hidup yang tampak di pahat dengan sempurna.
Sungguh keindahan sang pencipta.
Pria itu tampak memimpin jalannya sebuah persidangan dengan banyak tokoh penting.
Bencana yang tak dapat di perkirakan melanda dunia manusia begitu saja.
Berbagai keluhan datang dari berbagai suku dewa dan jajarannya.
Pria dengan Surai putih keperakan tersebut tampak sedikit menimang nimang apa yang perlu mereka lakukan.
"Kalian semua bisa beristirahat." Kata pria bersurai perak tersebut lalu melangkah meninggalkan aula besar.
"Di berkati kaisar langit." Seru seisi aula secara bersamaan.
Begitu meninggalkan aula besar, pria dengan Surai perak tersebut tampak berjalan melewati taman penuh dengan ikan yang tampak sangat indah.
Saat melewati jembatan di tengah danau buatan di taman tersebut, pria bersurai perak melirik sebentar sebelum dua bayangan hitam muncul di belakangnya.
Dua sosok dengan pakaian hitam pekat persis seperti bayangan yang gelap.
Fu Shu, orang kepercayaan milik kaisar langit. Ia menolak bekerja dalam tim yang besar, namun selalu berkerja bersama dengan adik seperguruannya, Fu Shi.
Meski bukan saudara kandung, Ke dua nya saling menjaga dengan baik. Mereka berdua sudah menjalankan banyak sekali misi tak terhitung jumlahnya selama beberapa ratus tahun terakhir.
Mereka berlutut memberi salam lalu melaporkan hal yang di minta pemimpinnya.
"Salam pada yang mulia." Ucap Fu Shu di ikuti Fu Shi.
"Bagaimana?" Tanya pria dengan Surai perak tanpa mengalihkan pandangannya dari seekor ikan di danau.
"Segel di kuil sudah di pecahkan." kata Fu Shu melaporkan.
Pria yang kini menjabat sebagai kaisar langit, Ia yang memimpin dari banyaknya suku dewa di dunia atas. Bai Caishen.
"Dari kuil sekitar dua puluh lima langkah melingkar, tumbuhan kering juga tanahnya gersang." Jelas Fu Shi, satu satunya pengawal wanita yang dimiliki Bai Caishen.
Pria bersurai perak tersebut tampak berpikir sejenak.
Semua bencana yang menimpa dunia manusia jadi masuk akan sekarang.
Hujan mulai turun saat ada yang mendatangi kuil tempat tersegel nya pemimpin dari dunia bawah.
Hujan yang berlangsung selama berhari hari ini juga merupakan peringatan dari alam akan bahaya yang akan di bebaskan.
Begitu segelnya pecah, aliran energi menjadi tidak stabil dan memicu aliran air datang menimbulkan banjir.
Belum berhenti di situ, beberapa hari setelahnya juga terjadi gerhana bulan merah.
Gerhana bulan merah yang hanya terjadi selama seratus tahun sekali. Ini adalah puncak dari meluapnya energi Yin.
Situasi ini makin menguatkan pemimpin ras iblis yang baru saja mendapatkan pengganti tubuh.
Begitu mengenali pemimpinnya, jelas saja para ras iblis itu menggila hingga menimbulkan gelombang yang menyerang.
Pasti saat ini, pemimpin dunia bawah masih menetap di dunia manusia.
Namun jika di pikir lagi, energi spiritual di dunia manusia sangat tipis.
Jelas ia tidak akan menetap lama.
"Juga,," kata Fu Shi menggantung. Ia tampak melirik pria yang juga berlutut di sampingnya, Fu Shu.
Begitu Fu Shu mengangguk memberi isyarat, Fu Shu kemudian melanjutkan laporannya.
"Juga bunga merah daratan es di Utara tiba tiba menghilang."
Bai Caishen melihat Fu Shu dan Fu Shi yang tengah berlutut.
"Bunga merah iblis itu?" tanya Bai Caishen memastikan.
"Benar, yang mulia. Saat memeriksa ke sana, tidak ada tanda jika bunganya di petik." jelas Fu Shu menjelaskan.
Di sebelah Utara benua wuxia, ada daratan es beku yang tidak pernah mencari.
Setelah perang besar dua dunia menimbulkan kekacauan.
Muncul bunga merah di daratan es beku yang tidak pernah di tumbuhi tanaman spiritual maupun tanaman obat langka apapun.
Bai Caishen pernah datang untuk melihatnya sekali.
Bunga itu bahkan tidak pernah ia temui di dunia atas.
Meski sangat mencolok, bunga dengan warna merah tersebut seolah selalu menyembunyikan dirinya.
Meski tidak terlalu jelas bunga jenis apa itu, namun sangat ia yakini adalah bunga tersebut memiliki aroma dari ras iblis yang sangat kuat.
Bunga itu jelas bukan tanaman spiritual biasa.
Bunga merah yang terus mekar selama ribuan tahun tiba tiba menghilang begitu saja.
"Jika tidak di bawa pergi, apa mungkin bunga merah itu bisa pergi sendiri?" Ucapan Fu Shu juga masuk akal.
Tanpa perlu Fu Shu mengatakannya, Bai Caishen juga memikirkannya dalam diam.
Segel kuil yang hancur, gelombang monster juga menghilangnya bunga merah di daratan es beku.
Mungkin hal hal seperti ini juga saling berhubungan?
Memikirkan itu, Pria dengan Surai perak tersebut segera menyuruh ke dua pengawalnya itu melakukan persiapan.
"Fu Shu, Fu Shi. Kalian ber dua akan ikut dengan ku." Kata Bai Caishen kemudian.
"Kemana yang mulia?" tanya Fu Shi heran.
"Ke dunia manusia."
Hahhh? Ke dua pengawal tersebut sedikit keheranan. Untuk apa datang ke tempat kecil begitu.?
" Sudah, cepatlah siapkan apapun yang perlu di bawa." perintah Bai Caishen yang membuat Fu Shu dan Fu Shi segera bergegas melaksanakan yang di perintahkan.
Pria bersurai perak itu kembali melihat ke arah danau di bawahnya.
Seekor ikan dengan sisik hitam pekat tampak sangat menonjol di antara berbagai ikan berwarna indah.
Ia tampak memiliki tubuh paling besar, di sekitarnya tidak ada ikan yang berani mendekat.
Seperti membentuk sebuah pusaran, semua ikan di danau tampak menjaga diri darinya. Ikan dengan sisik hitam tersebut menjadi titik tengah di mana pun ia berenang.
Meski memiliki warna yang berbeda, ikan bersisik hitam itu tidak tampak buruk sama sekali.
Ia berenang ke sana ke mari dengan bebas di dalam danau tersebut.
Tanpa merasa berbeda, ikan hitam tersebut justru terlihat sangat unik.
Ikan itu juga berenang dengan gesit.
Melihat itu Bai Caishen tersenyum kecil.
"Sangat indah." kata kata pujiannya di ucapkan begitu saja.
Namun keindahan yang ia maksudkan bukanlah tentang ikan.
.
_TOLONG BERIKAN BANYAK NASEHAT DAN CINTA UNTUK MEREKA SEMUA_
*.*
_TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN PARA PEMBACA_