Zee dan Zia adalah saudara kembar tak identik yang bersekolah di tempat berbeda. Zia, sang adik, bersekolah di asrama milik keluarganya, namun identitasnya sebagai pemilik asrama dirahasiakan. Sementara Zee, si kakak, bersekolah di sekolah internasional yang juga dikelola keluarganya.
Suatu hari, Zee menerima kabar bahwa Zia meninggal dunia setelah jatuh dari rooftop. Kabar itu menghancurkan dunianya. Namun, kematian Zia menyimpan misteri yang perlahan terungkap...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jejak di Perpustakaan
Zee memilih keluar kelas lebih dulu. Bukan karena benci dengan geng Serigala-justru sebaliknya. Ia ingin lebih dekat, terutama dengan Rey, Raka, dan Radit. Tapi dia tahu, langkah gegabah hanya akan dapat menimbulkan kecurigaan."
“Kantin, yuk, geys,” ajak Raka antusias.
“Ayo! Cacing di perut gue udah konser dari tadi,” sahut Leo cepat.
“Buset, cacing lo doyan banget. Padahal tadi sebelum masuk kelas lo habis makan nasi goreng dua porsi,” ujar Raka sambil geleng-geleng kepala.
“Ya suka-suka gue, dong! Duit-duit gue!” kesal Leo, memelototi Raka.
Perdebatan konyol pun di mulai seperti biasa. Rey dan Radit hanya bisa menghela napas bersamaan. Mereka saling pandang dan langsung sepakat meninggalkan kelas tanpa sepatah kata.
“Diam, lo, anak babi!” semprot Raka.
“Lo tuh anak monyet!” balas Leo cepat.
Raka menoleh cepat. Tapi Rey dan Radit sudah menghilang entah ke mana. Hanya mereka berdua yang tersisa di kelas.
“Gara-gara lo nih, si manusia beku udah pergi,” dengus Raka, lalu bangkit meninggalkan kelas. Leo buru-buru menyusul dari belakang.
•••
Zee melangkah pelan ke Perpustakaan-tempat pelariannya dari keramaian.Sepanjang perjalanan, ekspresinya tetap datar. Aneh, pikirnya. Di asrama ini tak ada satu pun yang membahas soal Zia, seolah adiknya tidak pernah ada.
Sesampainya di depan ruang perpustakaan, Zee berhenti sejenak. Ia menatap sekeliling, memastikan situasi tenang, lalu masuk.
Seperti biasa, suasana sunyi dan damai menyambut. Hanya beberapa siswa terlihat duduk dan membaca. Ketika matanya menyapu ruangan, Zee melihat seorang cowok sedang memilih buku di rak. Cowok itu berkulit bersih,berkacamata bulat, dengan ekspresi tenang. Meski berkacamata, ia tidak terlihat culun.
Tatapan mereka sempat bertemu. Cowok itu terdiam sesaat. Tatapan Zee yang datar dan tajam membuatnya sedikit merinding. Ia segera mengambil buku dan duduk membaca—berusaha menghindari kontak lebih jauh.
Zee ikut memilih buku, lalu duduk di salah satu sudut. Hening kembali menguasai ruangan. Hingga…
Ting!
Suara notifikasi ponsel terdengar pelan. Petugas perpustakaan segera memperingatkan, “Tolong jangan ada suara.”
Zee mengenali arah suara itu—dari belakang bangkunya. Tepat dari arah si cowok berkacamata tadi. Sepertinya dia tak sadar kalau zee duduk tak jauh di belakangnya,tersembunyi di balik rak buku.
“Aku di perpustakaan, Kak…” suara cowok itu terdengar sangat pelan, nyaris berbisik. Tapi Zee masih bisa mendengarnya.
“Kakak tenang aja… Aku bakal rahasiakan semua ini. Tapi aku nggak bisa lupain Zia…”
Deg.
Zee menegang. Telinganya menangkap nama itu dengan jelas—Zia.
••
Zee menegang di tempat. Matanya terpaku pada halaman buku yang tiba-tiba terasa buram. Napasnya teratur, tapi ada sesuatu di dalam dadanya yang bergetar. Nama itu—Zia. Baru kali ini dia mendengarnya disebut dengan jelas, dari mulut orang lain, di tempat yang tak terduga.
Siapa cowok itu? Dan kenapa dia bicara soal Zia?
Zee menoleh perlahan, seolah tak sengaja. Tak ingin menarik perhatian, tapi cukup untuk mengintip dari balik rak. Cowok berkacamata itu masih menunduk, kini membolak-balik halaman bukunya, tapi matanya tak benar-benar membaca.
Zee mencuri pandang ke arah wajahnya. Tak ada yang mencurigakan-justru terlihat sedih. Hati Zee mendadak terasa aneh. Ada dorongan untuk bertanya. Tapi ia menahan diri.
Belum saatnya.
Zee menunduk kembali ke bukunya,tapi pikirannya sudah terbang ke tempat lain. Nama Zia menggema di telinganya, menyatu dengan pertanyaan yang belum terjawab.
Siapa dia… dan apa yang dia tahu tentang Zia?