Diandra Aksara adalah seorang putri dari pemilik Tara Bumi Grup yang kaya dan terpandang, karena sibuk mengurus bisnisnya di luar negeri, Diandra mengambil alih tanggung jawab yang diberikan oleh ayahnya untuk mengurus kediaman dan juga perusahaan milik keluarga mereka.
Dibawah tekanan dan iri hati sang ibu tiri dan juga saudari tirinya, Diandra berusaha menjalankan tugas yang diberikan oleh ayahnya dengan baik meskipun sebenarnya ia kerapkali menghadapi rintangan dan juga bahaya yang diciptakan oleh dua orang yang sangat membencinya.
Namun kehidupan Diandra yang penuh rintangan dan juga bahaya pelan pelan sirna ketika ia bertemu dan mengenal Abimana Narendra, Seorang CEO yang dikenal jujur,berani, dan juga tajir melintir.
Penasaran dengan ceritanya? Ikuti terus kisahnya hanya di novel Gadis Kecil Kesayangan Sang CEO.
noted🚨🚨🚨
dilarang baca lompat dan komentar jelek.
Yang suka boleh like, yang tidak suka, semoga suka.
Ingat dosa ditanggung pembaca☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Karena merasa malu dengan kecerobohannya sendiri, Diandra memutar tubuhnya dengan wajah memerah, tapi perbuatannya itu bahkan makin mendekatkan tubuhnya pada Abimana hingga membuat paha mereka bersentuhan. Waktu Diandra berusaha menjauh, Abimana memegang tangannya dengan cukup erat.
"Diandra, kenapa aku merasa kalau kau mencoba menghindar dariku? Apakah aku telah melakukan sesuatu yang membuatmu merasa tidak nyaman?" tanya Abimana sembari menatap wajah Diandra lekat lekat.
Duarrr! Hasrat dan rasa gugup Diandra meledak serentak. Dengan wajahnya yang terasa memanas, Diandra akhirnya menjawab, "S- saya tidak mencoba untuk menghindari anda, pak Abimana. Hanya saja kecerobohan saya membuat saya merasa malu dihadapan anda. Saya berulang kali telah membuat anda menyelamatkan saya setiap kali saya dalam bahaya."
"Lagipula aku merasa tidak keberatan jika harus menyelamatkanmu berulang kali." gumam Abimana dengan pelan dan hal itu sempat di dengar oleh Diandra.
"Anda bilang apa tadi?" tanya Diandra
"Oh tidak, tidak ada apa apa." ucap Abimana dengan sedikit panik karena gumaman pelannya masih bisa di dengar oleh Diandra.
Diandra mengangguk sembari menahan napasnya karena aroma parfum yang memancar dari tubuh Abimana yang berdiri terlalu dekat dengannya.
"Kau tidak perlu merasa malu untuk apa yang terjadi, Diandra. Kejadian barusan terjadi diluar kendalimu. Lebih baik kita kembali sekarang, sudah siang." ucap Abimana
Dalam keadaan terbius akan pesona yang dimiliki oleh Abimana, Diandra merasa tubuhnya mati rasa saat Abimana menggandeng tangannya, menuntunnya untuk berjalan ke halaman depan panti, hingga ia merasakan kasarnya kulit Abimana pada ujung jemarinya yang penuh hasrat.
Apakah laki laki itu tidak tahu bahwa ia sudah membuat seorang gadis tergoda oleh fisik gagah, tinggi, dan wajah tampan yang dimilikinya? Bagaimana bisa seorang laki laki mampu membuat wanita yang dikenal tidak mudah jatuh cinta ataupun tergoda oleh laki laki, takluk bahkan di pertemuan pertama mereka.
Diandra yang merasa khawatir kalau ia akan dibuat gila oleh pesona Abimana, akhirnya langsung mengajak Santi untuk segera pamit pulang kepada ibu Rina, setibanya ia dan Abimana di halaman depan panti.
Meskipun pada awalnya ibu Rina meminta Diandra untuk tinggal selama beberapa saat untuk makan siang bersama, Diandra memilih menolaknya dan tetap memutuskan untuk secepatnya pulang ke rumah. Alhasil, ibu Rina pun mau tidak mau mengijinkan Diandra untuk segera pulang.
Kepergian Diandra tidak lepas dari perhatian Abimana, Abimana merasa sedih karena Diandra memutuskan untuk pulang lebih cepat.
"Bagaimana tadi perkenalannya nak?Lancar?" tanya ibu Rina pada Abimana beberapa saat setelah mobil yang dikendarai oleh Diandra pergi meninggalkan panti asuhan kasih bunda.
"Lancar Bu, tapi aku merasa kalau pertemuan kami terasa sangat singkat. Aku berharap agar tuhan mau memberiku kesempatan untuk bertemu dengannya lagi." ucap Abimana yang pandangannya tidak pernah lepas dari gerbang.
"Aamiin, kamu tidak perlu khawatir Abi. Jika tuhan memang menakdirkan kamu untuk menjadi pasangan Diandra, dia pasti akan memberimu kesempatan untuk bisa bertemu dengannya lagi." ucap Bu Rina sembari mengusap punggung Abimana dengan lembut.
Sementara itu di perjalanan pulang, Diandra.mencoba menenangkan perasaannya yang kacau dan tidak bisa ia kendalikan pasca pertemuannya dengan Abimana. Santi yang melihat kalau nona nya itu terlihat tidak tenang dan pendiam sejak meninggalkan panti asuhan, akhirnya memutuskan untuk bertanya kepadanya.