NovelToon NovelToon
Putra Sang Letnan Kolonel

Putra Sang Letnan Kolonel

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Cinta Lansia
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dini ratna

Malam tragis, telah merenggut masa depan Zoya. Menyisakan trauma mendalam, yang memisahkannya dari keluarga dan cinta.
Zoya, mengasingkan diri yang kembali dengan dua anak kembarnya, anak rahasia yang belum terungkap siapa ayahnya. Namun, siapa sangka mereka di pertemukan dengan sosok pria yang di yakini ayah mereka?
Siapakah ayah mereka?
Akankah pria itu mengakuinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kau Menculik Anakku?

“Stop, Pak!” teriak Zoya, setelah tiba di depan gerbang sekolah. Zoya, langsung turun lantas berlari ke arah gerbang, tapi langkahnya terhenti ketika si tukang ojek memanggil. 

Saking terburu-burunya Zoya, lupa membayar ongkos ojeknya. Zoya kembali dengan raut wajah yang menahan malu, sambil nyengir kuda ia memberikan selembar uang dua puluh ribu kepada tukang ojek itu. 

“Sungguh memalukan, aku jadi lupa membayar ongkos. Eh, anak-anak!” Sejenak ia lupa, tapi langsung teringat kembali pada putranya. 

Zoya, berbalik lagi menuju gerbang, ketika hendak masuk ia berpapasan dengan security penjaga sekolah. Dan, tentunya Zoya langsung menanyakan putranya.

“Pak, maaf. Apa anakku masih ada di dalam?” tanya Zoya, celingukan memindai sekeliling gerbang.  

“Maaf, Bu, tapi semua murid sudah pulang tiga jam yang lalu. Kalau boleh tahu anak ibu namanya siapa?” 

Security itu belum mengenal betul siapa Zoya, mungkin karena anaknya murid baru dan Zoya, jarang terlihat mengantar dan menjemput anaknya, mungkin karena Zoya jarang lama diam di depan sekolah. Karena ketika mengantar si kembar, Zoya langsung pergi ke rumah sakit.

“Zayden dan Zayda, Pak. Mereka anak baru.”

“Oh, anak pindahan dari timur tengah itu, ya?” 

“Iya.” Zoya, mengangguk. “Apa, Bapak melihatnya?” tanya Zoya.

“Perasaan tadi mereka sudah pulang. Menaiki mobil, bersama unclenya.” 

“Uncle? Uncle dari mana?” tanya Zoya, dalam hati. Zoya, semakin cemas mengingat si kembar baru beberapa hari di Indonesia, mereka tidak mengenal siapapun selain dirinya.

Tetapi, di lain tempat, si kembar asyik memakan ice cream dengan seorang pria yang sangat akrab dan dekat dengan mereka. Raut wajahnya begitu happy tanpa rasa takut sama sekali. 

“Apa kalian sudah bertemu dengan Papa, kalian?” tanya seorang pria yang tidak lain Ardian. 

Zayden dan Zayda tidak mengenal siapapun selain Ardian. Itu sebabnya mereka dengan mudah pergi ketika diajak Ardian.

Hari ini kepulangannya dari Qodroh, di pertengahan jalan saat melewati Novatera Global School, Ardian tidak sengaja melihat Zayden dan Zayda yang tengah duduk menunggu kedatangan Zoya, sikap Zayden saat itu begitu lucu—menyandarkan tubuhnya pada tembok di belakang, sambil memejamkan matanya bak sedang tertidur. 

Posisi menggemaskan itu membuat Ardian, tersenyum sampai menghentikan mobilnya yang dikendarai Candra hanya untuk menghampiri si kembar. Candra, yang terheran-heran hanya diam sambil melihat anak bosnya itu menyebrang jalan mendekati Zayden dan Zayda. 

Candra, semakin menyipitkan matanya ketika melihat Zayden dan Ardian begitu akrab, bahkan jika ditelisik wajah keduanya sangat mirip. Zayden, seperti bayangan masa kecil Ardian. 

“Belum, Pak Letnan. Mama, belum juga menemukan kami dengan papa,” jawab Zayda sambil menikmati ice cream strawberry. 

“Aku juga kesal, setiap kali bertanya tentang keberadaan papa selalu tidak ada jawaban,” jelas Zayden sambil menikmati bakso bakarnya.

“Pak, Letnan kenapa tidak makan ice cream?” tanya Zayda.

“Saya tidak begitu menyukai manis,” jawab Ardian yang tersenyum ke arah Zayda.

“O ….” Mulut Zayda, membentuk bulat. “Pak, Letnan ternyata sama dengan Zayden, dia juga tidak begitu menyukai manis.” 

“O, ya?” Ardian, tampak terkejut. Lalu menatap Zayden, yang tampak tenang mengunyah bakso bakarnya. Pantas, saja Zayden, memilih bakso daripada ice cream, ternyata ini alasannya. 

Namun, tiba-tiba mulut Zayden terasa tercekat. Dia memuntahkan semua bakso dalam mulutnya, nafasnya terasa sesak sambil memegang dadanya.

“Zayden!” Zayda, dan Ardian panik. 

“Zayden, kau kenapa?” 

“Pak Letnan, tolong Zayden pak Letnan.” Zayda, menangis dengan cemas. Tidak berselang lama Candra, datang setelah melihat keadaan panik di luar cafe. 

“Ada, apa ini Ardian?” 

“Aku tidak tahu, dia tiba-tiba seperti ini.” 

“Sebentar, apa dia alergi?” Candra hanya mengira.

Ardian, langsung memanggil pelayan cafe dengan sangat keras. Satu pelayan datang dengan panik, Ardian, bertanya apa kandungan dalam baksonya? Dan si pelayan berkata, jika bakso yang dipesan Zayden mengandung udang. 

Sontak, Ardian terbelalak. Zayda, menangis sambil mengatakan jika saudaranya alergi udang. Dan, itu benar, gejala yang Zayden, alami seperti dirinya. Ardian, juga memiliki alergi terhadap udang.

“Candra, bawa Zayda ke mobil sekarang! Kita harus ke rumah sakit.” 

Candra, yang tersentak hanya diam. Setelah itu ia langsung menuntun Zayda, ketika Ardian pergi membawa Zayden. Beruntung, Candra tidak mengunci pintunya sehingga Ardian, bisa langsung menidurkan Zayden di kursi samping kemudi. 

“Mana, kunci mobilnya!” pinta Ardian, dengan tegas. Candra, yang bingung langsung memberikan kuncinya. Lantas, segera masuk membawa Zayda, dan Ardian yang mengambil kemudi.

Candra yang merasa heran hanya diam. Tingkah laku Ardian, memang aneh. Membantu sesama memang sudah tugasnya sebagai angkatan militer, tetapi kecemasan yang ditunjukkannya tidak masuk akal. Ardian, begitu panik seperti seorang ayah yang merasa cemas kepada anaknya ketika, sang anak dalam kondisi sakit. 

Berulang kali ponsel Candra, berdering. Candra, hanya bisa mengabaikannya daripada harus dicecar ribuan pertanyaan oleh Tuan besarnya. Kepulangan Ardian, pasti sudah ditunggu oleh keluarganya tapi Ardian, malah pergi menemani anak yang tidak diketahui orang tuanya daripada mengunjungi ayahnya. 

Mobil Ardian memasuki Astracare, beberapa perawat dan dokter langsung mendekat ketika tahu siapa yang datang. Arga, juga ada di sana menyambutnya dia terheran, ketika melihat saudaranya ada di sana. 

“Ardian,” lirih Arga.

“Arga, cepat bawa dia! Dia, mengalami alergi, nafasnya terasa sesak juga kulitnya memerah tolong segera tangani.” 

“Tapi Ardian, ini ….” 

“CEPAT! aku bilang cepat tangani anak ini!” bentak Ardian, mengejutkan Arga, yang menatap ke arah Candra. Candra yang ditatap hanya mengedikkan kedua bahunya.

Tidak ingin berdebat dengan sang adik, Arga, langsung membawa Zayden ke UGD. Ardian, yang masih panik langsung mengikuti Zayden, yang dibawa Arga.

Candra, lupa jika ada Zayda yang harus dia tenangkan. Namun, di saat Candra, bingung Zoya, datang yang langsung memeluk putrinya.

“Zayda!” 

“Mama!”

Zoya, hampir putus asa menemukan putra-putrinya. Ia kembali ke rumah sakit untuk meminta izin kepada Arga, tapi yang tak disangka dia bertemu Zayda. Sontak, Zoya, langsung berlari dan memeluknya. 

“Zayda, dari mana saja kamu? Mama mencarimu lalu, di mana Zayden?” 

“Zayden di dalam Ma.” 

“Di dalam?” Zoya, terdiam. Seketika dia panik menanyakan kabar Zayden, “Apa yang terjadi pada Zayden kenapa Zayden?” 

“Permisi, kamu ibunya?” tanya Candra, yang sedari tadi memperhatikan Zoya. “Siapa kamu?” Zoya, bertanya dengan ketus, yang langsung menarik Zayda dari tangan Candra. 

“Anda jangan salah paham dulu, putra Anda kena alergi, dia sudah ditangani dokter sekarang.” 

“Apa! Alergi.” 

“Iya, Mama, Zayden memakan bakso udang.” 

Zoya, masih bingung dengan semua ini. Tapi dia memilih untuk menyimpan pertanyaan itu sementara, karena masih ada yang lebih penting daripada ini, yaitu Zayden. Zoya, segera berlari sambil menuntun Zayda, ke ruang UGD. Di dalam sana terlihat Arga sedang mengobati Zayden, Zoya langsung menghampirinya.

“Zayden! Zayden, sayang kamu tidak apa-apa? Dokter Arga bagaimana keadaan putraku?” 

Arga, mengerutkan keningnya. Kenapa Ardian bisa membawa anak Zoya, dan apa hubungan mereka. Walau sebelumnya Arga tahu, Zoya sedang pergi mencari anaknya.

“Ini anakmu?” 

“Arga, bagaimana keadaannya?” 

Suara Ardian, mengalihkan pandangan Arga dan Zoya. Baru saja Arga ingin memastikan apa benar mereka anak Zoya, tapi kenapa Ardian juga terlihat panik. Sementara Zoya, dia terpaku melihat Ardian, di sana.

“Apa kau yang menculik anakku?” tanyanya menatap Ardian, tajam.

1
zh4insu
Kasian, Zoya di buat sibuk di RS, Ardian di tugaskan ke luar negeri, dan mereka punya niat terselubung untuk si kembar,,,,
Ya Allah, semoga kembar gak akan kenapa-napa...
Endang 💖
ini laki2 tegas...GX banyak omong langsung bertindak
zh4insu
Semoga yang masuk Adrian dan kembar
Endang 💖
kok radit jht bgt SM Zoya
up LG nnti thor
Reenyy Yuny Setianie
jahat banget radit 😠
zh4insu
Ya Allah, Radit kamu sungguh tega...
Pak Letnan, yang pintar kenapa sih gak liat itu anak-anak ada kemiripan gak sama dia, dan tas DNA. Apalagi punya rumah sakit sendiri... Gereget aku...
Endang 💖
ya ampun Radit tega bgt sama zoya
zh4insu
Si pak kolonel kah?
Endang 💖
hebat anak2 Zoya
Rozh
semngat kak, ceritanya seru😻🌹
Endang 💖
masih penasaran sama kelanjutNnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!