NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah

Terpaksa Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Yatim Piatu
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Alice Alison adalah salah satu anak panti asuhan yang berada di bawah naungan keluarga Anderson.

Lucas Anderson merupakan ahli waris utama keluarga Anderson, namun sayang dia mengalami kecelakaan dan membutuhkan donor darah. Alice yang memiliki golongan darah yang sama dengan Lucas pun akhirnya mendonorkannya.

Sebagai balas budi, kakek Anderson menjodohkan Lucas dengan Alice.

Menikah dengan Lucas merupakan impian semua perempuan, tapi tidak dengan Alice. Gadis itu merasa tersiksa menjalani pernikahannya dengan pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

Pagi-pagi buta, Alice sudah duduk di depan canvas yang telah berubah menjadi karya seni. Keringat mengucur deras dari keningnya, sementara tangan kirinya memegang kuas dengan erat.

Sejak menerima pesanan dari tuan Cedrik, gadis itu tak henti-hentinya melukis, bahkan hingga larut malam. Mata Alice terasa berat, dan lingkaran hitam di bawah matanya menjadi semakin jelas. Namun, semangatnya tak pernah pudar, dia bertekad menyelesaikan lukisan ini tepat waktu.

Dan akhirnya, di hari ketiga, Alice menarik napas lega. "Akhirnya selesai juga. Semoga tuan Cedrik menyukai lukisannya," gumam Alice sambil tersenyum lelah.

Dia merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku dan letih. Dengan hati-hati, Alice merapihkan lukisan tersebut, mengecek setiap detail untuk memastikan tidak ada kesalahan.

Setelah puas, dia menarik napas dalam-dalam dan beranjak dari kursinya. Alice kemudian melangkah menuju kamar mandi, ingin membersihkan tubuh yang telah berkeringat dan kotor akibat cat lukis yang menempel.

Tiga puluh menit kemudian, Alice keluar dari dalam kamar mandi, dia sudah terlihat bersih dan segar. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju ke ruang ganti untuk memakai pakaiannya.

Setelah membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang rapi, Alice turun ke lantai bawah mencari penjaga untuk membantunya membawa lukisan yang baru saja selesai ia buat.

Dia berjalan menyusuri koridor panjang rumahnya hingga akhirnya menemukan penjaga yang sedang berdiri di dekat pintu utama.

"Ada apa, Nyonya? Memanggil saya?" tanya penjaga itu dengan sopan, mencoba menyembunyikan rasa penasaran yang mendalam.

"Saya mau minta tolong, bantu angkat lukisan saya di dalam kamar," pinta Alice dengan tatapan memohon yang tak bisa ditolak.

Matanya berbinar, menunjukkan betapa pentingnya bantuan penjaga tersebut.

"Baiklah, Nyonya," jawab penjaga itu sambil menganggukkan kepalanya, menunjukkan kesiapannya untuk membantu. Ia merasa terhormat bisa membantu Alice, gadis yang cantik dan berbakat itu.

Mereka berdua berjalan bersama menuju kamar pribadi Alice, penjaga itu mengikuti setiap langkah Alice dengan penuh perhatian. Ketika mereka tiba di kamar Alice, penjaga itu takjub melihat lukisan yang begitu indah terpampang di atas meja.

Wajah-wajah di dalam lukisan tampak begitu hidup, seolah-olah mereka sedang bercerita tentang kisah hidup mereka. Penjaga itu dengan hati-hati mengangkat lukisan tersebut, takut merusak karya seni yang begitu berharga. Alice menatapnya dengan cemas, tangannya gemetar sedikit, memegang ujung bawah lukisan itu.

"Terima kasih," ucap Alice dengan tulus saat penjaga itu berhasil membawa lukisan itu keluar dari kamar tanpa cacat.

Mereka berdua berjalan perlahan menuju teras rumah, tempat lukisan itu akan dipajang dengan bangga. Setiap langkah yang mereka ambil, Alice tak henti-hentinya memastikan bahwa lukisan itu tetap aman di tangan penjaga yang setia itu.

"Mau dibawa kemana lukisannya, nyonya?" tanya penjaga dengan rasa penasaran, melihat Alice yang tampak bersemangat membawa lukisan besar yang baru saja dibuatnya.

"Mau dibawa ke lokasi syuting, Pak. Kebetulan salah satu kru filmnya memesan lukisan ini untuk dijadikan properti," jawab Alice dengan wajah berbinar, antusiasme terpancar dari matanya yang berbinar.

Penjaga mengangguk paham, tersenyum melihat kegirangan Alice. Tak lama, taksi yang disewa Alice pun tiba. Penjaga dengan sigap membantu Alice mengangkat lukisan itu dan menaruhnya di dalam mobil dengan hati-hati. Keduanya memastikan bahwa lukisan tersebut terpasang dengan aman agar tidak tergores atau rusak selama perjalanan.

Setelah semuanya dipastikan aman, Alice mengucapkan terima kasih kepada penjaga dan segera masuk ke dalam mobil. Mobil yang ditumpangi Alice pun perlahan melaju, meninggalkan area rumah dengan hati penuh harap. Alice tak sabar untuk melihat reaksi kru film saat melihat lukisan tersebut di lokasi syuting, membayangkan betapa sempurnanya lukisan itu akan melengkapi adegan penting dalam film yang sedang mereka garap.

****

Lucas melangkah perlahan turun dari tangga rumahnya, mengenakan setelan jas dan kemeja kerjanya yang rapi. Dengan langkah pasti, ia menuju ke ruang makan, berharap menemui Alice yang biasanya menunggu di sana.

Namun, ketika memasuki ruangan, ia mengerutkan keningnya ketika tidak melihat sosok istri nya.

"Dimana Nyonya?" tanya Lucas pada maid yang sedang membereskan meja makan.

"Nyonya Alice sudah berangkat, Tuan," jawab maid tersebut dengan hormat.

Lucas mengangguk, lalu menarik kursi untuk duduk di meja makan. Ia mengamati hidangan yang telah disiapkan di atas meja, lalu mulai menyantapnya.

Tidak lama kemudian, ia mengernyitkan keningnya, merasakan sesuatu yang berbeda dari rasa makanan tersebut.

"Siapa yang masak hari ini,?" tanya Lucas, masih dengan kening yang berkerut.

"Saya, Tuan. Kenapa, ada yang kurang enak?" jawab pembantu itu, nampak khawatir.

Lucas menatapnya sejenak, kemudian menggeleng pelan. "Tidak, tidak apa-apa. Hanya saja, rasanya berbeda," ujarnya, tersenyum tipis.

Maid itu menghela napas lega, lalu mengangguk. "Baiklah, Tuan. Selamat menikmati," katanya, sebelum meninggalkan ruangan untuk melanjutkan pekerjaannya.

Sementara itu, Lucas terus menyantap makanannya, tetapi pikirannya melayang jauh. entah apa yang sedang ia  pikirkan, hanya dia sendiri yang tahu.

Pagi yang cerah, Jack bersemangat datang menjemput Lucas yang akan bertemu dengan kekasihnya yang baru pulang dari luar kota. Namun, rencana tersebut harus ditunda karena Lucas harus menghadiri pertemuan penting dengan salah satu kliennya.

"Kita langsung ke tempat meeting aja, Jack," perintah Lucas dengan nada sedikit kecewa.

"Baik tuan, kebetulan tuan Hiro juga sudah menunggu kita di hotel, tuan" jawab Jack, menyesuaikan kecepatan mobilnya.

Mereka pun segera menuju hotel mewah di ibu kota, tempat pertemuan dengan Tuan Hiro, klien Lucas yang berasal dari Jepang.

Di perjalanan, Lucas terus saja melihat ponselnya, mengecek pesan dari kekasihnya. Rasa cemas dan penasaran terlihat jelas di wajahnya.

Setibanya di hotel, Jack membuka pintu mobil untuk Lucas, sambil membungkukkan badan.

"Terima kasih, Jack. Aku berharap ini cepat selesai agar aku bisa segera bertemu dengannya," gumam Lucas sembari berjalan menuju ruang pertemuan.

Lucas menemui Tuan Hiro yang sudah menunggu di ruangan tersebut. Mereka saling berjabat tangan dan duduk berhadapan. Tuan Hiro mengajukan beberapa pertanyaan seputar proyek yang akan dikerjakan bersama.

Lucas menjawab dengan tenang dan percaya diri, namun dalam hatinya terus merasa gelisah. Pertemuan berlangsung lebih lama dari yang diharapkan. Lucas tak henti-hentinya melirik jam tangannya, berharap waktu berjalan lebih cepat.

Setelah pertemuan usai, Lucas bergegas keluar dari ruangan dan segera menghubungi kekasihnya. "Elena, aku akan segera ke lokasi syutingmu. Tunggu aku ya," ucap Lucas lembut.

Dengan langkah cepat, Lucas kembali ke mobil yang sudah menunggunya. "Ayo, Jack, kita ke lokasi syuting sekarang!" ucap Lucas bersemangat.

"Baik, Tuan. Semoga kali ini tidak ada halangan lagi," jawab Jack sambil menyalakan mesin mobil dan melaju menuju lokasi syuting.

1
Zian Putri
menarik cerita na,gak sabar nunggu up nya
partini
ini cerita mengsedihhhh luar binasa menyek menyek karakter cewek nya cuma bisa nangis doang,,be strong aihhh lama lama gumussss ini mah
partini
aihh di gatal Napa tuduh bini yg gatal behhhh saiko ni orang
Srie Handayantie
egoisss bgt kau Lucas , mau enak sendiri . Mun bisa ma asa hyang nyuntrungkeun da 😠
partini
mau menang sendiri ini Lucas ,perlu di Sentil ini Thor si Lucas
aihhh bikin lah Alice strong woman Thor jangan terlalu myek menyek
Ziezah Azizah
lawan elis...
partini
Lucas kamu ga ada otak
partini
👍👍👍
partini
ihhh cemburu ,,ga tau malu
Srie Handayantie: bodohh sekali yaa si lucass ini, liat istri sma orang lain marahh lah dia sndiri gak bisa ngacaa sama kelakuan dia 🤦
total 1 replies
Srie Handayantie
jangan mau lice , Lucas masih seenaknya bgtu kalau dia berubah sdikit2 sikap kasar nya baru dehh 🤭
Srie Handayantie
Alice yg slalu berusaha sndirian berjuang sndiri smoga akhirnya Lucas sadarr ya lice ..
partini
hadirkan karakter baru Thor yg ganteng pari purna yg dekat ma Alice
Srie Handayantie
makan aja tuh gengsii , stelah pergi baru kerasa nantii 😏
Srie Handayantie
kasih lucass pelajaran kek , biarr kapok
Srie Handayantie
rasanya aku ingin mengumpat😠😠
Srie Handayantie
ayoo tolongin Alice jgn sampe dia ternodaa . tpi jgn marah2 ya lucass
Srie Handayantie
kapan sadarrr atas kebodohan mu ini lucass 🤦
Srie Handayantie
lanjut lagi thorrr 💪
Srie Handayantie
harusnya kamu malu Lucas membiarkan istrimu bekerja sedangkan punya suami yg kaya raya 😏
Novi Pardosi
kita tunggu penyesalan Lukas ya
hadirkan juga laki² bertanggung jawab, mapan pokoknya impian para wanitalah untuk melindungi Alice
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!