Kisah sepasang CEO yang merintis bisnis mereka dari nol dan pernah berkecimpung di dunia bawah, keduanya memiliki masalah dengan keluarga dan hubungan toxic mereka masing masing sehingga mereka sulit untuk mempercayai orang orang di sekitar mereka.
Mereka menggunakan dua nama, nama untuk di dunia bisnis sebagai CEO dan nama untuk kehidupan pribadi mereka. Mereka juga memilih hidup sederhana dan mengerjakan pekerjaan yang menjadi hobi mereka. Namun keduanya ternyata tinggal di sebuah apartemen dan unit mereka persis bersebelahan.
Tanpa mereka sadari, mereka ternyata klik dan saling jatuh cinta, namun mereka memakai identitas kehidupan pribadi mereka, tanpa mengetahui sisi kehidupan bisnis mereka satu sama lain walau perusahaan mereka bekerja sama. Walau saling mencintai, keduanya menyimpan rahasia terhadap satu sama lain sampai terbongkar suatu hari nanti.
Akankah mereka bahagia atau malah sebaliknya ?
Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, sedikit action, psikologi
100% dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33
Musik pun kembali mengalun setelah para pemain musik dan DJ kembali dari istirahat nya, MC mengumumkan bagi para tamu yang ingin berdansa di persilahkan turun di lantai dansa yang berada di depan podium. Brady langsung menarik Lily untuk mengawali agar para tamu maju berdansa bersama mereka. Dia memanggil Ethan dan Elena maju ke depan. Ethan dan Elena saling menoleh melihat satu sama lain, kemudian Ethan berdiri menjulurkan tangannya dan Elena langsung memegang tangan Ethan, mereka pun berjalan masuk ke lantai dansa danmenjadi pasangan kedua yang turun di lantai dansa setelah mempelai. Setelah berdiri berhadapan,
“Mohon bantuannya ya bu Emily,” ujar Ethan.
“Iya pak Eric, mohon bantuannya juga,” balas Elena.
Elena merentangkan tangannya, Ethan maju melangkah dan langsung memegang tangan Ethan, tangan sebelahnya melingkar di pinggang Elena kemudian Elena menurunkan tangan sebelahnya memegang lengan atas Ethan, mereka mulai berdansa waltz (jenis dansa) karena menyesuaikan musik nya. Brady dan Lily pun tidak mau kalah, mereka langsung berdansa waltz. Mereka bergerak dengan indah dan berputar putar di lantai dansa memukau para tamu yang mengelilingi melihat mereka.
Setelah musik selesai dan berpindah ke musik yang lebih cepat, mereka mengganti gaya berdansa menjadi vinesse waltz (jenis dansa) di susul oleh tango. Ethan menoleh melihat Brady yang mengangguk, tiba tiba mereka melempar pasangan mereka dan bertukar, kemudian melanjutkan dansa, “plok...plok,” tepuk tangan para tamu undangan pun mulai menggema. Setelah beberapa saat, mereka bertukar lagi dan meneruskan dansa nya.
Beberapa tamu yang sudah gerah dan bergoyang, mulai turun ke tengah, akhirnya lantai dansa pun penuh. “Duk,” seorang tamu tidak sengaja mendorong Elena sehingga Elena memeluk Ethan di depannya dan kacamatanya terlepas, Ethan menangkap kacamata Elena dan mengembalikannya, tapi wajah Ethan mendadak kaku seketika ketika melihat wajah Emily,
“E...Elena ?” tanya Ethan.
“Huh ?” tanya Elena yang memeluk Ethan.
Ethan akhirnya tidak jadi mengembalikan kacamata Elena, dia malah memakai kacamatanya dan ketika Elena melihat wajah Eric, wajahnya menjadi kaku,
“Loh...E...Ethan ?” tanya Elena.
Keduanya pun terdiam saling menatap satu sama lain, kemudian mereka melihat sekelilingnya, tiba tiba, “tap,” Brad menepuk pundak Ethan dan Lily menepuk pundak Elena.
“Duduk yuk,” ajak keduanya.
Mereka pun berjalan keluar dari lantai dansa karena sudah ramai dan kembali duduk di meja bundar tempat mereka duduk sebelumnya. Ethan dan Elena masih tertegun sambil melihat satu sama lain seakan akan tidak percaya dengan yang mereka lihat,
“Ternyata perlu dua lagu buat sadar,” ujar Brad.
“Yap, berarti aku menang kan, kamu bilang satu lagu saja mereka akan sadar,” balas Lily sambil membuka telapaknya.
“Ok ok nanti ku bayar,” balas Brad.
Ethan dan Elena langsung menoleh melihat Brad dan Lily di seberang mereka yang sekarang sedang tersenyum lebar.
“Kalian...sudah tahu sebelumnya ?” tanya Ethan.
“Begitulah,” jawab Brad santai.
“Kenapa kamu tidak bilang pada ku Lil ?” tanya Elena.
“Aku tidak mau merusak yang alami, biarkan semua terbuka dengan sendirinya, kita hanya memberi dorongan,” jawab Lily.
“Tapi kamu kan perawat,” ujar Ethan yang tiba tiba menoleh melihat Elena.
“Kamu sendiri montir kan,” balas Elena sambil menatap Ethan.
“Kenapa kamu ga ngomong sih kalau kamu Emily,” ujar Ethan.
“Kamu sendiri kenapa ga cerita kalau kamu Eric,” balas Elena.
“Huh,” ujar keduanya sambil berbalik saling membelakangi dan menyilangkan lengan mereka.
Wajah keduanya menjadi sangat merah karena malu, marah dan bingung yang jadi satu. Brad dan Lily tersenyum senyum saja di seberang mereka sambil berpegangan tangan di meja,
“So, kapan kalian menikah ?” tanya Brad.
Ethan dan Emily langsung menoleh melihat Brad dan Lily di seberang mereka, wajah mereka nampak geram namun tidak berkata apa apa.
“Oi jangan marah,” ujar Brad.
“Iya, maaf ya kalau kita ikut campur, aku dan Brad hanya ingin kalian bahagia,” ujar Lily.
Tiba tiba Ethan berdiri, kemudian dia menarik tangan Elena yang juga menjadi berdiri, setelah itu, keduanya kembali menatap Brad dan Lily,
“Kita mau ke toilet,” ujar Ethan.
“Iya, banyak yang musti di....atur,” balas Elena.
“Ok ok, daripada toilet, nih,”
Brad melempar sebuah kunci kepada Ethan yang langsung menangkapnya. Ethan melihat kunci di tangannya, bandulnya bertuliskan ruang rias pengantin,
“Ok, thanks,” balas Ethan.
“Jangan lama lama ya hehe,” balas Brad.
“Huh,” keduanya langsung berjalan bergandengan keluar dari hall untuk menuju ke ruang rias yang berada di sisi kanan gedung. Ketika masuk ke dalam, “braaak,” Ethan langsung menutup pintunya,
“Ok jelaskan,” ujar Ethan.
“Kamu dulu,” balas Elena sambil menyilangkan lengannya.
“Kamu....CEO Good Eye’s dan perawat, lalu apa lagi,” ujar Ethan.
“Kamu sendiri CEO Reed’s Garage dan montir, trus ?” tanya Elena.
“Ini ga kelar kelar kalau ga ada yang mulai,” ujar Ethan.
“Ok, silahkan mulai,” balas Elena.
“Kenapa kamu tinggal di apartemen tua itu ?” tanya Ethan.
“Kamu sendiri kenapa tinggal di sebelah ku ?” tanya Elena.
“Grrrr....jawab aja napa,” balas Ethan.
“Grrrr kamu sendiri ga mau menjelaskan kan,” balas Elena.
Ethan terduduk di kursi, dia mengusap kepalanya, Elena juga duduk di sebelahnya kemudian dia membuka tasnya dan menaruh kacamata di dalam tas nya. Keduanya terdiam dan tidak bicara apa apa, tapi mereka saling melirik dan menoleh ke arah lain kalau mata mereka bertemu. Akhirnya Ethan menarik nafas panjang dan menghembuskan nya,
“Ok, aku kerja sebagai montir karena aku suka dan hobi, aku juga ingin meneruskan warisan dari om Paul, orang yang menolong ku ketika aku di luar negeri dan mengajari ku menjadi montir,” ujar Ethan yang akhirnya cerita.
“Aku kerja jadi perawat karena aku punya ijazah perawat dan aku suka pekerjaan nya,” balas Elena.
“Jadi setelah kamu pergi dari rumah, kamu sempat meneruskan sma dan berkuliah ?” tanya Ethan.
“Iya, kamu juga keluar negeri ya begitu berhenti sekolah ?” tanya Elena.
“Iya, aku lama di luar negeri, aku sudah cerita kan waktu itu,” jawab Ethan.
“Aku tahu, aku cuman kaget, ternyata kamu Eric Reed, nama mu yang sebenarnya Ethan Norton ?” ujar Elena.
“Benar, alasan aku mengganti nama karena aku tidak mau ada hubungan lagi dengan keluarga ku, cuma kamu, Brad, Lily dan asisten ku di kantor yang tahu aku sebenarnya Ethan Norton, kalau kamu ?” tanya Ethan.
“Kamu sudah dengar cerita ku kan, aku di fitnah oleh adik ku sebagai pelacur, nama asli ku Elena Brown, aku memakai nama nenek buyut dari papa ku, Emily dan nama belakang kakek dari mama ku, West, alasan nya karena nama asli ku sudah tercemar dan aku menghindari keluarga ku juga,” jawab Elena.
“Maafkan aku yang baru cerita sekarang walau kita sudah bersama selama enam bulan, aku sebenarnya tidak ingin membohongi mu, tapi setelah apa yang terjadi dengan keluarga ku, aku sulit mempercayai orang lain,” ujar Ethan.
“Aku mengerti karena aku juga sama, aku juga minta maaf, aku tidak ingin menutupinya, aku ingin jujur sama kamu tapi aku tidak bisa, aku masih takut percaya dengan orang lain,” balas Elena.
Tangan Ethan memegang tangan Elena, kemudian keduanya saling melihat satu sama lain sambil tersenyum, setelah itu keduanya berpelukan dan langsung berciuman, “klek,” tiba tiba pintu terbuka dan seorang wanita yang seperti nya penata rias masuk ke dalam, dia langsung terkejut melihat Ethan dan Elena yang sedang berciuman namun langsung terhenti karena dia hadir.
“Um...maaf,” balas sang penata rias.
“Klap,” pintu kembali di tutup, wajah Ethan dan Elena menjadi merah padam, kemudian keduanya saling melirik dan tersenyum, kemudian keduanya tertawa.
“Ayo kita kembali,” ajak Ethan berdiri sambil menjulurkan tangannya.
“Ok, tidak enak kita lama lama di sini,” balas Elena menyambut tangan Ethan dan berdiri.
Mereka keluar dari ruang riang kemudian kembali masuk ke dalam hall (ballroom), mereka langsung kembali ke tempat duduk mereka, Brad dan Lily masih duduk di sana dengan senyum lebar menghiasi wajah mereka,
“Sudah ?” tanya Lily.
Ethan dan Elena mengangguk, kemudian Brad menjulurkan kepalanya ke depan keduanya dan tersenyum lebar,
“So, jadi kapan kalian nikah ?” tanyanya dengan senyuman yang lebar.