NovelToon NovelToon
Marriage Without Love

Marriage Without Love

Status: tamat
Genre:CEO / Tamat
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Queisha Calandra

Trauma masa lalu, membuat Sean Alarick Aldino enggan mengulangi hal yang dianggapnya sebagai suatu kebodohannya. Karena desakan dari ibundanya yang terus memaksanya untuk menikah dan bahkan berencana menjodohkannya, Sean terpaksa menarik seorang gadis yang tidak lain adalah sekretarisnya dan mengakuinya sebagai calon istri pilihannya.
Di mata Fany, Sean adalah CEO muda dan tampan yang mesum, sehingga ia merasa keberatan untuk pengakuan Sean yang berujung pernikahan dadakan mereka.
Tidak mampu menolak karena sebuah alasan, Fany akhirnya menikah dengan Sean. Meskipun sudah menikah, Fany tetap saja tidak ingin berdekatan dengan Sean selain urusan pekerjaan. Karena trauma di masa lalunya, Sean tidak merasa keberatan dengan keinginan Fany yang tidak ingin berdekatan dengannya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka akan berjalan? Trauma apakah yang membuat Sean menahan diri untuk menjauhi Fany?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queisha Calandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 11.

Fany's Pov.

Sejak peristiwa di ruang rapat itu, Sean tidak terlihat senang sama sekali, bahkan ia selalu pulang lewat tengah malam setiap hari. Bukan hanya itu saja, dari raut wajahnya, sangat jelas bahwa Sean sangat butuh istrahat. Hal itu diperkuat dengan tebalnya lingkaran hitam di kedua kantung matanya.

Meskipun selama ini Sean tidak pernah menyakitiku acara fisik, tapi entah kenapa rasanya aku takut sekali. Apa Sean sedang merencanakan sesuatu tanpa ku ketahui? Kemana pria itu sebenarnya?

Aku tidak peduli dia kemana, tapi yang ku pedulikan adalah apa yang akan ia rencanakan untuk ku. Kenapa dia tidak pernah melukai fisikku meskipun aku terus saja melawannya? Bukannya aku berharap Sean akan membunuhku, tapi aku bisa menjadikan hal itu sebagai alasan untuk menggugat nya ke pengadilan. Dengan begitu aku akan bisa bebas dari pernikahan ini.

Aku sudah menyiapkan sarapan pagi ini, ku lihat Sean sudah bangun sejak tadi dan sudah rapi dengan kemeja kerjanya. Hanya saja sepertinya ia malas untuk segera pergi ke kantor. Ini jelas bukan Sean. Sean biasanya akan pergi ke kantor dengan cepat seakan ia tidak betah berada di rumah.

"Sarapannya sudah siap. Aku akan berangkat lebih dulu." Ucapku setelah melihat suamiku itu baru keluar dari ruang kerjanya yang selama ini menjadi kamar tidurnya.

"Tunggu sebentar saja. Kau akan berangkat bersamaku!" Ujarnya. Karena hubungan kami yang tidak baik selama ini, dan juga perasaanku yang masih membenci Sean, tentu saja aku menolak. Aku tidak ingin terlihat bersama dengan Sean meskipun itu hanya sekedar berangkat dan pulang bersama. Orang lain akan menyangka bahwa kami memiliki hubungan khusus meskipun sebenarnya kami memang sudah menikah. Dan aku tidak suka jika ada orang lain yang tahu.

"Tidak. Aku bisa berangkat sendiri. Kau sarapan saja." Tolak ku.

"Fan, jangan menentangku! " Ucapnya terdengar memperingati ku.

"Menentang apanya? Bukankah kita sudah sepakat untuk merahasiakan pernikahan kita dari publik? Jika aku berangkat bersamamu, apakah hubungan kita tidak akan dicurigai?

" Sebenarnya ada masalah apa dibalik keinginanmu menutupi pernikahan kita dari publik?" Tanyanya.

"Karena aku tidak ingin menikah denganmu. Kau yang memaksaku tanpa ingin mendengar penolakanku. Apa kau pernah menanyakan bagaimana perasaanku? Apa kau pernah peduli soal itu?"

"Tidak bisakah sedikit saja kau mencoba menerima keadaan? Aku sudah mengatakan sesuatu padamu, bahwa aku memiliki alasan sendiri kenapa aku menikahimu." Ucapnya.

"Ya tentu aku tahu. Itu semua karena hutang budiku pada keluargamu yang sudah menyelamatkan hidupku. Kau memanfaatkan keadaan untuk menjebakku. " Kataku.

Memang begitu yang kutahu, dia memang memanfaatkan ini semua. Bukannya merasa bersalah, wajah Sean terlihat merah padam menahan amarah, tapi aku tidak tahu dengan siapa ia marah. Dia tidak melampiaskan kemarahannya padaku dan pergi begitu saja ke kamarnya, dan tampak ingin menelfon seseorang.

Ah, aku tidak peduli, lebih baik sekarang aku berangkat ke kantor, taksi online langgananku pasti sudah menungguku di depan. Aku harus segera berangkat, jika tidak Sean akan mengulur waktuku hanya untuk berdebat.

Aku keluar dari apartemen pribadi milik Sean, kulihat taksi yang biasanya menjemputku sudah siap. Aku segera masuk ke dalam taksi.

"Pak, agak cepat ya!" Ucapku karena merasa hari sudah semakin siang. Ini semua gara-gara Sean yang mengajakku berdebat. Coba saja jika ia menurut apa yang kukatakan tanpa membuat suasana menjadi gaduh.

"Baik Nyonya." Jawab sopir taksi itu seperti biasa.

Aku menatap ke luar jendela, jalanan memang sudah begitu padat, dan mungkin jika aku telat beberapa menit lagi, bisa saja aku akan terjebak macet selama berjam-jam di sini.

"Pak, hati-hati!" Ucapku saat merasakan pergerakan mobil taksi yang ku tumpangi agak aneh.

"Maaf, nyonya. Saya akan berusaha." Jawaban sopir itu jelas membuatku bingung sekaligus penasaran. Kenapa ia meminta maaf? Dan berusaha untuk apa?

Aku baru menyadari apa yang sedang terjadi saat jarak taksi yang ku tumpangi saat ini sangat berdekatan dengan kendaraan lain di depan sedangkan sopir taksi ini sepertinya kesulitan untuk mengerem atau mengurangi kecepatan mobilnya. Atau jangan - jangan ada masalah dengan remnya.

Belum sempat aku menanyakan apa yang sedang terjadi, Tiba-tiba saja mobil taksi yang ku tumpangi oleng ke sisi kanan hingga menabrak pembatas jalan, suara hantaman benda keras pun terdengar, aku yang sama sekali tidak bersiap pun merasa kepalaku sakit karena terbentur sisi badan mobil. Aku menoleh pada sopir taksi yang duduk tepat di depanku. Aku merasa shok begitu menyadari keadaannya. Sopir itu terluka begitu parah dengan kepala yang berdarah-darah. Apa dia meninggal?

Tidak, aku tidak bisa melihat ini. Aku tidak memiliki cukup nyali untuk menyaksikan kejadian ngeri seperti ini. Kepalaku mendadak menjadi tambah sakit dan kesadaranku perlahan memudar. Tapi, aku sempat melihat Sean yang membuka dengan paksa pintu mobil di sampingku dengan wajah cemas, entah apa yang ia cemaskan, setelah itu semuanya gelap. Aku tidak tahu apakah aku akan selamat atau mati.

........

Kepalaku terasa agak berat, dan juga kedua lenganku terasa seperti tertusuk jarum. Aku merasa malas membuka mataku sekarang meskipun aku mungkin sudah berjam-jam tertidur. Dari aroma yang kucium dari ruangan ini, aku tahu bahwa sekarang aku sedang berbaring di salah satu kamar rumah sakit.

"Apa yang terjadi? Kenapa Fany bisa kecelakaan? Kenapa kalian tidak berangkat bersama? Kenapa membiarkan Fany pergi menggunakan Taksi?" Suara mom Keysha lebih dulu terdengar seperti sedang menghakimi seseorang yang kuyakini itu adalah Sean, anak kandungnya.

"Maaf ma. Aku yang menyuruhnya naik taksi." Jawaban Sean berujung pada suara tamparan yang amat keras terdengar di telingaku.

Kenapa Sean melakukan itu? Kenapa Sean mengatakan hal yang sebaliknya? Apa ini untuk melindungiku? Ah, mana mungkin dia ingin melindungiku, sedangkan dia sendiri yang menarikku secara paksa ke dalam masalah ini.

"Apa kau bilang? Kau menyuruhnya naik taksi, sedangkan kalian bekerja di perusahaan yang sama? Suami macam apa kamu, Sean? Katakan kenapa kau tidak melakukan itu?" Tanya mom Keysha.

"Karena aku tidak ingin pernikahan kami diketahui oleh semua orang termasuk pegawai dan juga teman bisnisku." Lagi, jawaban yang Sean katakan adalah kebalikan dari apa yang sebenarnya. Sebenarnya apa motif Sean dibalik ini semua.

Plak..!

Lagi, suara tamparan itu pasti mendarat mulus di pipi kiri Sean.

"Pergi!" Usir mom Keysha. "Pergi!" Ulangnya, mungkin Sean tidak bergerak dari tempatnya.

"Mommy." Aku mendengar Sean bergumam lirih sebelum terdengar langkah kaki menjauh.

Apa benar Sean melakukan ini semua, mengakui hal yang sebaliknya demi melindungiku? Tapi kenapa? Kenapa dia melakukan ini? Kenapa semua ini membuatku bingung? Harus apa aku sekarang? Apakah aku harus senang, meskipun bukan dari tanganku sendiri, aku bisa membuat Sean merasakan tamparan panas itu?

Bersambung....

1
Drezzlle
aku mampir nih kak
Queisha Calandra: terimakasih....!❣️❣️❣️❣️
total 1 replies
iqbal nasution
menarrikk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!