Cinta kita berbeda seperti dua garis yang tidak pernah bertemu,namun tetap saling melengkapi. kita memiliki latar belakang, keyakinan, dan impian yang berbeda. Tapi cinta kita kuat dan tak tergoyahkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda permata Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Di pagi yang cerah secerah harapan Wulan untuk ketemu kembali dengan Kristian untuk mengembalikan jaket yang kemarin sempat Kristian pinjamkan kepada Wulan.
"Pagi bunda.. " Sapa Wulan kepada mama Rani
"Pagi sayang.. " kata mama Rani
"Bun, kok ayah nggak keliatan dari semalam? " Tanya Wulan
"Oh ayah kamu kemarin , berangkat ke luar kota ada pekerjaan yang tidak bisa di wakilkan " Ucap mama Rani.
"Oh... " Lanjut Wulan singkat.
Wulan duduk di meja makan, bersama sang bunda sesekali mereka bercerita dan tertawa bersama. Tiba-tiba terdengar suara motor berhenti di depan rumah.
"Assalamu'alaikum.. " Sapa evan
"WA Alaikumsalam" jawab Wulan dan mama Rani.
"Evan... " Ucap Wulan dengan kaget saat ia buka pintu rumah "Kok lo bisa tau rumah gue? " Tanya Wulan.
"Sayang suru tamu masuk dulu " Ucap mama Rani.
"Ayo masuk " Ucap Wulan.
"Halo tante " Sapa Evan sambil mencium telapak tangan mama Rani.
"Kalian jadi pindah? " Tanya mama Rani.
"Jadi tan, kemarin" Balas evan.
"Ohh... " Lanjut mama Rani.
"Emang lo pindah di mana? " Tanya Wulan dengan kepo.
"Kita tetanggaan sekarang, " Ucap Evan dengan bangga.
"Iya, sayang tante kamu mamanya Evan mereka baru pindah kemarin " Ucap mama Rani
"Oh... " Lanjut Wulan mengangguk.
"Ayo Evan sarapan" Tawar mama Rani.
"Nggak usah tante, sudah tadi di rumah" Lanjut Evan
"Terus lo bikin apa di sini? " Tanya Wulan.
"Ya ,jemput lo la. " Balas Evan dengan santai .
"Ya udah bun, kami berang dulu " Ucap Wulan sambil berpamitan kepada mama rani.
"Hati-hati sayang, Evan jangan ngebut-ngebut" Ucap mama Rani sambil mengingatkan kepada Evan.
"Siap tante" Lanjut Evan sambil memperlihatkan gigi nya yang rapi.
Deru mesin motor terdengar, mereka melaju pelan melewati gang kecil di depan rumah, angin pagi menyapu wajah mereka. Motor yang di kendarai Evan melambat , lalu berhenti ketika lampu lalu lintas menyala merah. Mereka berhenti di barisan depan , tepat di perempatan yang cukup ramai pagi itu.
Wulan memegang erat tasnya yang berisi salah satu barang berharga, ada jaket Kristian yang rencana akan ia kembalikan pulang sekolah nanti. Matanya menerawang, namun tiba-tiba pandangannya terpaku ke seberang jalan .
Di sebelah sana ada Kristian yang juga lagi menatap Wulan dan Evan dengan tatapan yang sulit di artikan, wulan yang gugup mencoba memalingkan tatapannya tapi tidak dengan Kristian tatapannya yang tajam tidak berpaling dari Wulan dan Evan. Lampu lalu lintas berganti hijau , Evan menarik gas perlahan menjauh.
Begitu sampai di parkiran sekolah Wulan langsung turun dari motor bahkan sebelum sempat Evan mematikannya.Ia melepas helem dengan cepat dan menyerahkan kepada Evan.
" Makasih ya, aku duluan "Ucap Wulan yang langsung pergi dari hadapan Evan.
Evan tampak hendak mengatakan sesuatu namun belum sempat ia membuka mulut, suara dari belakang mengagetkannya.
" EVAN... "Teriak santi kekasih Evan.
Gadis itu berjalan ke arah Evan, wajahnya merah padam menatap Evan dengan tajam.
" Jadi ini alasan kamu nggak jemput aku hari ini "Ucap santi dan melihat ke arah Wulan yang sudah tidak terlihat, " buat jemput dia yang kamu bilang sepupu , Sepupu yang mana Evan yang kamu boncengan sambil tertawa seperti pasangan kekasih tau nggak"Ucap santi dengan emosi.
Beberapa siswa yang melihat kejadian Evan berboncengan dengan Wulan, mulai berbisik bisik.