Bukan Antagonis

Asraf pun mulai membiarkan Leti beristirahat di sofa panjangnya, bahkan pria ini mulai menyiapkan kamar untuk Leti agar Leti bisa beristirahat dengan nyaman di kamar yang tidak terlalu besar ini.

  "Aku tidak tahu asal usulmu dari mana Leti yang jelas aku tahu kau wanita cerdas dan baik hati, kalau tidak mana mungkin anakku begitu menyukaimu," ujar Asraf sambil mengganti seprai ranjangnya.

  Sejenak Asraf mulai kembali ke ruang tamu, pria itu ingin sekali menyuruh Leti agar tidur di kamarnya saja, akan tetapi melihat Leti yang terlelap niatnya di urungkan begitu saja, bahkan dirinya memilih ke dapur untuk menyiapkan makan malamnya.

  Dengan cepat tangan Asraf mulai membuat hidangan malamnya yang simpel dan cepat yaitu Char Kway Teow Mie goreng khas Malaysia dengan rasa manis, gurih, dan pedas, biasanya disajikan dengan udang, cumi-cumi, dan telur. 

  Tidak membutuhkan waktu lama masakan pun sudah terhidang diatas meja, segera pria itu mulai memanggil anaknya untuk diajak makan, dan juga ingin membangunkan Leti.

  "Sayang, ayo makan dulu," ajak Asraf.

  "Papi, aku masih nunggu Mama Leti bangun," ujar putri kecilnya itu.

  "Sayang, kita bangunkan Mama Leti ya, biar dia ikut makan malam juga," ucap Asraf.

  Lalu pria itu dengan sopan membangunkan wanita hamil tersebut dengan lembut, bahkan ketika bangun pun Leti merasa ada yang beda dari Asraf pria yang selalu berbicara kasar tiba-tiba nadanya berubah menjadi halus.

  "Akhirnya kamu udah bangun, ayo kita makan malam," ajal Asraf.

  "Makan malam?" tanya Leti.

  "Iya, aku sudah selesai masak, ayo kita makan," ajaknya kembali.

  "I-iya," sahut Leti sambil beranjak dari kursinya.

  Entah kenapa mencium makanan yang dimasak oleh Asraf perut Leti tiba-tiba merasa lapar dan ingin sekali menyantap menu tersebut dengan lahap.

  "Leti, kenapa bengong ayo duduk," ajak Asraf yang melihat Leti masih berdiri di samping kursi makan.

  "Iya, Tuan. Makasih ya," ucap Leti.

  "Sama-sama, maaf ya hanya bisa masak mie saja," ungkap Asraf.

  "Gak apa-apa mie nya kelihatannya spesial aku suka," sahut Leti.

  "Mama, masakan Papi enak loh," timpal putri kecil itu.

  "Oh ya, kalau begitu Mama coba ya," sahut Leti lalu mulai mengambil mie tersebut.

Satu suapan, Leti mulai merasakan enak, lalu diapun mulai menambahkan kembali dan ternyata rasanya bikin nagih hingga tanpa sadar dia pun terlihat begitu lahap menikmati masakan ayah dari Emely tersebut.

"Tuan Asraf, masakanmu benar-benar enak apa aku boleh nambah lagi," ucap Leti yang menghalau rasa malunya.

"Oh ya, silahkan saja jika ingin nambah, ayo diambil lagi," ucap Asraf dengan begitu ramah.

Leti pun tak segan-segan menambahkan kembali mie tersebut diatas piringnya, lalu mulai memasukkan kembali ke mulutnya dengan penuh kelezatan akan citra rasa masakan Asraf tersebut.

"Leti kau nampak lahap, aku suka melihatmu makan seperti itu," ucap Asraf.

"Apa benar Tuan, sebenarnya aku yang malu, datang-datang langsung makan dengan lahap," ujar Leti.

"Tak jadi soal, yang penting makanannya habis tidak mubazir," timpal Asraf.

*******

Di Indonesia saat ini Latu sedang berkunjung ke rumah orang tuanya, wanita muda itu nampak begitu bahagia karena habis berlibur ke luar negeri, terpampang senyuman kebahagian yang terbesit dari sudut bibirnya, akan tetapi di balik senyuman itu Latu menyimpan sebuah rahasia besar yang saat ini sedang dia pendam.

Hanya di rumah orang tuanya Latu bisa leluasa berbicara dengan pria asing yang merupakan rekan kerja Latu di dunia modeling, bahkan tanpa ada yang tahu mereka berdua memiliki hubungan dekat layaknya seorang kekasih.

Deru handphone Latu mulai berdering segera wanita itu mulai mengangkatnya.

"Halo Dam," ucap Latu dengan suara manjanya.

"Halo juga cantik, oh ya gimana kabarnya habis jalan-jalan, sudah pasti menyenangkan ya," kata pria di seberang sana seolah menunjukkan sikap cemburunya kepada Latu.

"Seneng, sih seneng. Tapi sayangnya kau tidak bisa ikut," ucap Latu.

"Bagaimana mau ikut aku di sini banyak job," sahut Damian.

"Ye, banyak uang dong," goda Latu.

"Untuk apa uang banyak, jika tidak bisa mendapatkan wanita yang aku cintai, saat ini aku hanya menjalankan pekerjaanku sebagai formalitas saja," ungkap pria itu sambil menghembuskan nafas kesalnya.

"Ya habisnya bagaimana, kita sudah melakukan segala cara akan tetapi cara itu selalu gagal dan gagal lagi, mungkin sudah di takdirkan kalau kita lebih baik main belakang seperti ini saja lebih seru tau," imbuh Latu.

"Heeemb terserah kamu saja, akan tetapi suatu saat nanti aku akan merebut mu kembali," pungkas Damian.

Entah sampai mana obrolan mereka, hingga pada akhirnya merekapun saling menutup obrolannya.

"Hah! Dasar sepertinya sekarang aku sudah mulai merasakan hangatnya uang dari suamiku, jadi kita lihat saja ya, apa aku masih mau dengan dirimu yang jelas-jelas tidak ada apa-apanya dibanding suamiku," gumam Latu dengan seringai yang terukir di wajahnya.

Bersambung ....