Luka

Zalendra menatap penuh selidik wajah putra nya,pasal nya sudah sejak lama dia meminta putra nya untuk pindah ke pusat agar bisa mengontrol langsung perusahaan tanpa harus bolak-balik lagi yang akan menghabis kan banyak waktu, tetapi Bagas selalu menolak permintaan nya,dan pagi ini tidak ada angin atau hujan Bagas mengutarakan keinginannya tentu saja membuat Ale senang mendengarnya.

Eits tapi tunggu dulu, tidak mungkin Bagas mau pindah begitu saja kalau tidak ada apa-apa nya.

" Hari ini juga Kamu bisa pindah ke pusat,tapi beri Papa alasan atas permintaan mu ini?" desak Ale merasa ada yang di sembunyikan oleh putra nya dari mereka.

Anjani yang sudah lebih dulu tahu mengenai wanita yang di kejar oleh Bagas pun hanya mengulum senyum tipis,ia ingin melihat kejujuran Bagas.jangan tanya dari mana Anjani bisa tahu,informasi akurat ini ia dapat kan langsung dari sumber terpercaya hasil memaksa sekaligus sedikit mengancam.

Bagas diam tidak tahu harus mengatakan apa,sejujur nya selama di tinggal pergi menuntut ilmu oleh Naima,Bagas selalu uring-uringan.selama ini dia sudah berusaha mencari Naima tapi tidak pernah sampai bertemu karena sibuk dengan urusan pekerjaan.sekarang lah puncak nya,demi bisa mengejar cinta nya yang sudah habis di bawa oleh Naima,Bagas dengan berat hati merelakan profesi kebanggaan nya.tidak sepenuhnya meninggalkan, sesekali akan berkunjung ke rumah sakit tapi lebih ke sebagai pengawas saja.semua ini demi Naima,Bagas sudah bertekad akan mendapatkan hati Naima,jangan sampai pengorbanan nya ini sia-sia belaka.

" Bagas..." panggil Ale tetapi Bagas tetap membisu.

Hingga pada akhirnya Anjani terdengar membuka suara karena tidak tahan lagi ingin mengabarkan kepada suami nya apa yang sedang Bagas rasakan sekarang.

"Anak mu sedang berusaha mengejar seseorang yang sedang menimba ilmu di kota Pa,dia sedang jatuh cinta."kata Anjani membuat Bagas dan Ale menatap secara bersamaan kepada nya.

" Ma! Dari mana Mama tahu tentang itu?" tanya Bagas ,rasa nya dia tidak pernah menceritakan tentang Naima kepada orang lain,kecuali...

Dimas....Bagas mengumpat kesal dalam hati, asisten nya itu sangat tidak bisa di andalkan.bisa- bisa nya dia membocorkan tentang Naima kepada sang Mama, padahal Bagas akan memberikan kejutan kepada orang tua nya nanti setelah dia berhasil mendapatkan balasan cinta dari Naima.sekarang Bagas jadi bingung sendiri,mau menyangkal juga percuma karena sang Mama sudah mengetahui segala nya,kalau sampai dia gagal meraih cinta Naima pasti dia akan malu.

Dimas....Andai saja Dimas ada di hadapannya, sudah sejak tadi Bagas menyumpal mulut Dimas menggunakan sambal super pedas full cabe rawit.

Anjani tersenyum lebar sambil memegang tangan Bagas, sementara Ale langsung meletakkan cangkir teh ke meja dengan tatapan yang sulit untuk di baca.

" Maksud nya seseorang itu perempuan?" tanya Ale belum mengerti.

 Bagas berdecak kesal sedangkan Anjani langsung menepuk pundak suami nya cukup kencang,apa coba maksud dari pertanyaan suami nya? Apa selama ini dia mengira anak mereka....

" Ya iyalah lah Pa! Aneh deh Papa ini." sungut Anjani tak terima dengan pertanyaan suami nya.

Kali ini Ale yang tertawa kecil.membuat Anjani dan Bagas terheran-heran melihat kelakuan pria paruh baya ini.kehangatan keluarga yang sudah lama hilang kini kembali muncul ke permukaan,tanpa sadar itu semua karena seseorang yang memaksa Bagas harus kembali ke rumah orang tua nya.

" Anak Mama kan selama ini nggak pernah mau di jodohkan! Ya Mama pikir sendiri lah." balas Ale lagi masih belum percaya.

Sudah sejak lama Ale ingin melihat anak nya menikah, tetapi Bagas lebih memilih melanjutkan pendidikannya,usia Bagas sudah matang,mapan,tampan .siapapun itu pasti langsung setuju di ajak menikah oleh anak nya,sayang nya Bagus terlalu menutup diri dari hal itu.

Saat mendengar anak nya menyukai seseorang,Ale sangat bahagia tetapi gengsi untuk menunjukkan secara langsung.

" Kata Dimas,dia itu masih muda, cantik dan pintar loh Pa! Dia kuliah di kota karena mendapatkan beasiswa." begitu sadar sudah menyebut nama Dimas dalam pembicaraan ini,Anjani langsung membekap mulutnya.asyik bercerita malah lupa janji nya kepada Dimas.

Bagas menyeringai sinis, sesuai tebakan nya,Dimas lah yang membocorkan rahasia ini kepada sang Mama.

" Jangan kamu ganggu Dimas! Mama yang paksa dia untuk mengatakan semua nya kepada Mama." ucap Anjani memperingati putra nya.

" Awas ya Kamu! Kalau sampai memotong gaji atau menghukum Dimas,Mama akan paksa Kamu nikah sama pilihan Mama." sambung Anjani sedikit mengancam berhasil membuat Bagas syok tak berdaya

Bagas geleng-geleng kepala di buat Mama nya,tadi saja mendukung keinginan nya , tetapi sekarang malah sebaliknya.

" Baiklah! Papa setuju Kamu pindah ke pusat,bawa calon menantu Papa ke rumah ini,kalau dalam satu tahun Kamu belum juga mendapatkan hati nya.sesuai ucapan Mama mu tadi,Kamu harus menikah dengan pilihan kami." kali ini Ale juga ikut menyerang Bagas.

Tak mau kalah,Bagas langsung membalikkan keadaan,jangan sampai gara-gara perbedaan status sosial cinta nya tak mendapat restu,Bagas terkenal dengan ide yang brilian dan mampu membuat para investor terlena dengan bujukan nya.kali ini dia pun ingin menjerat kedua orang tua nya.

" Aku terima tantangan dari Papa! Apapun keadaan wanita itu dan bagaimana pun kondisinya,Papa harus tetap merestui pilihan ku." tantang Bagas dengan wajah datar nya.

"Jangan banyak bicara! Bawa saja dia kehadapan Papa dan Mama,Papa sudah tidak sabar lagi ingin menggendong cucu."pinta Ale dengan antusias.

Akhirnya dia pun akan memiliki menantu dengan bonus cucu lucu, pasti wanita yang berhasil membuat Bagas meninggal kan pekerjaan nya sangat spesial sekali bagi putra nya.dan wanita itu akan beruntung berhasil menaklukkan hati Bagas yang lama membeku.

" Siapa nama wanita yang ingin Kamu kejar?" tanya Ale semakin penasaran.

Kejar? Anjani kembali menimpuk bahu suami nya,bahasa apa itu? Memang nya calon kekasih hati Bagas hewan peliharaan apa sampai harus di kejar segala,Ale yang menyadari sudah salah berucap langsung memperbaiki bahasa yang di gunakan nya membuat sang istri langsung tersenyum manis.

" Naima..."

Setelah mengatakan itu Bagas langsung bangkit dari kursi karena satu jam dari sekarang dia harus menghadiri rapat penting tentang rumah sakit nya.Dimas sudah menunggu Bagas di depan rumah.

" Bugh..."

Dimas yang sedang asyik mengobrol dengan penjaga gerbang langsung menatap tajam Bagas yang sudah mengagetkan nya.

" Pagi-pagi udah cari masalah! Benar- benar ini orang." gerutu Dimas kesal membuat penjaga gerbang tertawa melihat tingkah mereka berdua.

" Maka nya punya mulut jangan lemes kayak perempuan! Kamu kan yang kasih tahu Mama tentang Naima." balas Bagas dengan tatapan mata membunuh membuat Dimas susah payah meneguk Saliva nya.

Bugh..

Bugh..

Bagas tak mengindahkan ancaman dari sang Mama, begitu melihat wajah Dimas emosi yang sejak tadi di tahan langsung meledak.

" Bagas!" teriak Anjani dari kejauhan.

" Ya Ma...Bagas berangkat sekarang." dia langsung menarik tangan Dimas masuk ke dalam mobil agar asisten nya ini tidak mengadu yang aneh-aneh kepada Mama nya.

Di dalam mobil tahu sendiri kan apa yang terjadi, sopir pribadi Bagas jadi kebingungan untuk memisahkan mereka berdua.

" Naima lagi di dekati sama Agam."

Bersambung.

Jangan lupa like dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya guys