NovelToon NovelToon
LEGENDA LAUT TIMUR

LEGENDA LAUT TIMUR

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur
Popularitas:596
Nilai: 5
Nama Author: Fii Cholby

Ini adalah kisah Guru Spiritual dan Seorang Duyung yang mencoba menerobos perbudakan melalui segala macam kesulitan dan bahaya. akhirnya menjadi sebuah keluarga dan bergandengan tangan untuk melindungi rakyat jelata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 11

Duyung mengalihkan pandangannya yang bersemu merah, malu.

Jesly memberi stelan baju untuk duyung, meletakan di pojok. "Aku membawakan stelan baju untukmu sebagai hadiah pertemanan kita. Bagaimana menurutmu?"

"Sebagai teman, izinkan aku melepas panah emas ini, okey?" Jesly meminta izin untuk melepaskan anak panah yang masih menancap di ekor duyung.

Duyung memperhatikan Jesly yang seperti ragu untuk mencabut panah emas. Jesly mengelus pelan panah emas tersebut lalu menariknya. Seketika ujung panah mengeluarkan tali perlahan.

Jesly dan duyung sama terkejut. "Aku tidak bisa menarik panah ini."

Duyung mengibaskan ekornya sehingga Jesly sedikit terpental. "Tidak!" Pekik Jesly saat perlahan tali mulai menjalar pada ekor duyung.

Duyung memberontak tetapi tetap tidak bisa merubah segalanya. Dengan cepat Jesly mengeluarkan segel pelindung abadinya untuk menyegel kembali panah emas tersebut.

Sekuat tenaga Jesly mengeluarkan kekuatannya agar anak panah tersebut tidak melukai duyung. Duyung melihat ketulusan di mata Jesly, bahkan ia merasa Jesly adalah orang yang baik.

Panah emas kembali tersegel, tali yang semula menjalar kini menghilang perlahan. "Uhhuukk..." Jesly batuk darah, dengan cepat ia mengusap ujung bibirnya.

Di luar gua, Lily dan kedua prajurit mendengar suara dari dalam. "Jesly," Lily khawatir hendak masuk namun kedua prajurit menghalanginya.

Tuan Muda Alaric datang untuk melihat karena anak panah miliknya memberi sinyal. "Tuan Muda," kedua prajurit menunduk hormat.

"Alaric, apa yang anda lakukan?" Tanya Lily dengan raut wajah kebingungan.

Tuan Muda Alaric tak merespon, ekspresinya dingin. Lily ikut masuk bersama Tuan Muda Alaric dan juga Sisy.

"Aku sudah memintamu agar tidak bergerak tapi kamu tidak mendengarkanku. Panah emas ini di mantrai dengan matra tersembunyi oleh Tuan Muda. Begitu kamu bergerak untuk melepaskannya, panah ini akan menyerangmu. Jika bukan karena segel pelindung abadiku, ekormu yang cantik ini pasti akan hancur."

Jesly menghela nafas. "Kita kehabisan waktu. Tuan Muda akan datang kemari. Aku hanya bisa membantumu sejauh ini. Jika kamu tidak mau terus-menerus terpaku di dinding, orang yang bisa membantumu adalah dirimu sendiri. Ingat, perlawanan tidak pernah sembrono dan sembarangan! Kamu juga bisa menggunakan kekuatan mereka untuk melawan."

Ekspresi duyung yang semula lembut kini berubah bringas saat melihat kedatangan Tuan Muda Alaric bersama yang lainnya. Jesly mengerti dengan perubahan duyung. Ia keluar dari pelindung yang melindungi duyung.

Lily berlari mendekati Jesly karena ia merasa khawatir dengannya.

"Sepertinya anda sudah menyia-nyiakan upaya anda hari ini." Tuan Muda Alaric berhenti tepat di hadapan Jesly.

"Jesly, kamu baik-baik saja?" Tanya Lily khawatir.

Jesly hanya menganggukkan kepala.

"Selamat untuk anda dan menggali lobang untuk anda sendiri. Ini jauh lebih halus di bandingkan dengan apa yang anda lakukan sebelumnya." Sisy berkata dingin.

Tuan Muda tersenyum tipis. "Saya takut anda salah paham. Mantra panah emas tidak untuk melawan anda tapi melawan mereka yang datang untuk merampok tahanan. Saya tidak menyangka anda akan melakukannya. Anda ingin memberikan belas kasihan padanya, tapi dia ganas. Hal yang perlu dia ingat adalah siapa tuannya."

Mata Tuan Muda menyorot tajam. Ia mengeluarkan spiritual petir untuk menyiksa duyung seperti yang dilakukannya sebelumnya.

Sambaran petir menyambar duyung berkali. "Aaakkhh... Aaakkhh..." Duyung mencoba menahan rasa sakit yang amat luar biasa.

Lily merasa ngeri melihat penyiksaan yang Tuan Muda Alaric lakukan. Duyung menatap Jesly sembari menggigit bibirnya menahan sakit. Jesly mengangguk pelan.

'Ingat, perlawanan tidak pernah sembrono dan sembarangan! Kamu juga bisa menggunakan kekuatan mereka untuk melawan.' perkataan Jesly terngiang-ngiang di kepala duyung.

Duyung memejamkan mata mencoba untuk menyerap energi petir. Bibirnya berubah pucat, tubuhnya perlahan tidak merasakan sakit dan mampu menyerap energi petir.

Tuan Muda menatap Jesly tajam, ia mengerti apa yang terjadi dengan duyung saat ini pasti akibat ulah Jesly.. Jesly menatap Tuan Muda dengan senyuman smirk.

Duyung membuka mata. Matanya yang semula biru kini berubah menjadi emas. "Aaarrrrggghhh..." Gerangnya keras. Panah emas terlepas dari ekornya dan melesat menuju Tuan Muda.

Dengan gerakan cepat, Tuan Muda menghindar sehingga panah emas tertancap di dinding gua. Walaupun berhasil menghindar akan tetapi wajah Tuan Muda tergores sedikit. Tuan Muda menyentuh pipinya, darah segar sedikit keluar dari pipinya.

Bibir Jesly membentuk huruf O seolah terkejut. Sisy memasang wajah khawatir karena Tuannya terluka. Duyung pingsan setelah menyerap energi petir.

"Apakah anda yang mengajarkannya? Menyingkirkan panah emas dengan kekuatan petir?" Tanya Tuan Muda tanpa ekspresi.

"Duyung seperti esensi dari jiwa laut yang tidak bisa dikalahkan. Mantra panah emas sangatlah kuat. Anda lebih baik secepatnya di obati sebelum segala sesuatunya semakin memburuk." Dingin Jesly menatap Tuan Muda.

"Tuan, anda harus secepatnya menyembuhkan lukanya. Panah emas mengandung racun di dalamnya." ucap Sisy mengingatkan.

Tuan Muda Alaric menatap Jesly dan duyung secara bergantian. Duyung sudah sadar dari pingsannya. Nafasnya masih ngos-ngosan belum stabil.

"Baiklah. Kita masih punya banyak waktu. Adik, hati-hati."

Jesly mengangguk pelan. Ia menoleh ke arah duyung sebelum mengantarkan Tuan Muda.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!