LEGENDA LAUT TIMUR
Kerajaan Vielstead
Para guru spiritual terlihat sangat damai dan sejahtera. Beberapa prajurit terlihat gembira sembari menunggu hasil pemenang kompetisi antara Tuan Muda dan Guru Spiritual.
Siluman burung sedang menyamar sebagai nenek tua untuk mencari tumbuhan obat-obatan. Ia berkelana di sekitar lembah bunga dekat Kerajaan Vielstead. Senyumnya mengembang melihat tanaman yang ia cari selama ini.
"Pohon cornus." Senyuman bahagia terukir jelas di wajahnya. Ia mengambil tumbuhan cornus tersebut dengan tertawa kecil. Tawa itu seketika hilang bersamaan tumbuhan cornus yang lenyap secara tiba-tiba.
Seseorang keluar dari persembunyiannya dan menyerang siluman burung membuat siluman burung tersebut terpental. "Kamu tidak bisa mengelabui ku, Ubumi." Ahli spiritual menginjakkan kakinya di tanah.
Ubumi ( siluman burung ) merubah dirinya pada wujud aslinya. Matanya menatap tajam ke arah ahli spiritual. Merenggangkan otot-otot tangannya, mengepal kuat.
"Ubumi, akhirnya kamu muncul juga. Saya sudah menunggu kamu lama di sini. Lebih baik kamu menyerah. Pertarungan sangatlah membosankan." Ucap Ahli Spiritual Kerajaan Vielstead ( Jesly ) dengan angkuh.
"Ahli Spiritual, saya khawatir anda tidak cukup mampu untuk menangkap Saya." Tantang Ubumi. Ubumi bergerak cepat menyerang, Jesly dengan cepat menghindar.
Seekor kupu-kupu cantik berwarna biru terbang mendekatinya. "Jesly, aku tidak bisa menerawang sebesar apa kekuatannya. Pancing dia ke penyergapan kita."
"Hmmm..."
Kupu-kupu tersebut terbang pergi menjauh.
"Oohhh.. saya lupa. Saya baru saja mendapatkan telur ini." Jesly memperlihatkan cangkang telur di dalamnya terdapat anak burung. Kepala anak burung itu menyembul keluar.
Ubumi terkejut melihat anaknya berada di tangan Ahli spiritual. "Yoona, Yoona. Kembalikan pada saya!"
"Tangkap saya dulu." Tantang Jesly. Ia melayang membawa anak burung tersebut. Ubumi mengejar Jesly tanpa disadari bahwa ia sedang di jebak.
Panglima Juan Kerajaan Vielstead bersama Guard Adelio asisten Peri Ruby, mereka tak sengaja melihat Ubumi mengejar Jesly. "Apa yang kamu lihat? Ubumi telah melanggar hukum, Peri Ruby memintanya sendiri Panglima Juan." Ucap Guard utusan Peri Ruby.
"Jika dia kabur, kamu akan di hukum!" Sambungnya lagi.
"Utusan Guard, menurut aturan kami, kami tidak bisa bergerak secara gegabah sebelum ada sinyal dari pemiliknya." ucap Juan santai menunggu aba-aba.
"Tapi bagaimanapun juga.." ucapannya terhenti saat Ubumi dan Jesly berkelahi di dekat mereka.
"Sebelah sini," ucap Juan menunjukkan jalan.
Jesly dan Ubumi berkelahi memperebutkan anak burung. "Juan, sekarang!" Perintah Jesly. Juan dan beberapa pasukannya langsung mengurung Ubumi dalam sangkar emas.
"Kami menangkapnya, Utusan Guard." Ucap Juan tersenyum bangga. Guard Adelio mengelus-elus kumisnya yang panjang. Matanya menyipit ke arah Juan.
"Hei, apa yang kamu lakukan? Bulunya bisa hancur! Peri memperingatkan saya bahwa bulu Ubumi adalah hal yang sangat penting. Kamu..." Utusan Guard membuka sangkar emas karena itu bisa merusak bulu Ubumi.
Jesly terkejut dengan tindakan Utusan Guard yang secara gegabah. Dengan cepat ia menghindar saat Ubumi siap-siap melepaskan spiritualnya untuk menyerang mereka.
"Aaakkhh..." Mereka semua terpental akibat serangan Ubumi kecuali Jesly.
Ubumi hendak menyerang, dengan cepat Jesly memperlihatkan anak burung tersebut. "Kamu akan menyakiti dia!" Membuat Ubumi mengurungkan niatnya.
"Sialan!" Umpat Ubumi kesal. Jesly mengancamnya menggunakan anaknya.
"Kamu mencari tumbuhan cornus untuk budidayanya, bukan?" Jesly mengelus-elus kepala anak burung.
"Bukan urusan anda! Jika anda berani menyakitinya, saya tidak akan pernah memaafkannya!" Ia tidak bisa bertindak gegabah.
"Cinta ibu! Saya sangat tersentuh. Namun, anak ini bukan anak kamu."
"Apa yang anda bicarakan, hahh?" Ubumi tersulut emosi. Ia menyembunyikan kebenaran namun kenapa orang didepannya ini bisa mengetahuinya?
"Seperti yang tercatat dalam buku sejarah 100 tahun yang lalu, kebakaran hutan barat berlangsung selama tiga bulan. Anak kamu meninggal dalam kebakaran tersebut."
Ubumi mengingat kebakaran 100 tahun yang lalu yang mengakibatkan Yoona anaknya meninggal di tempat. Netranya berkaca-kaca mengingat itu.
"Anak burung ini milik Guan. Kamu mencurinya."
"Tutup mulut anda!"
"Saya mengerti bahwa kamu menggunakannya untuk keterikatan emosionalmu. Berhentilah berbohong pada diri sendiri. Apakah kamu tau, bagaimana rasanya terpisah dari keluarga? Kenapa kamu harus membiarkannya menderita?"
Kata-kata Jesly membuatnya tersentuh. Ia menatap anak burung Guan dengan tatapan sedih. Ia mencoba menahan air matanya agar tidak tumpah.
"Ubumi, hentikan! Dosa-dosa kamu sudah cukup banyak."
"Dosa?" Ubumi tersenyum tipis, tertawa kecil. Menertawakan dirinya sendiri. "Sudah terlalu banyak untuk diperbaiki."
"Saya mengerti! Kamu menyalahkan diri mu sendiri. Tantangan kamu adalah akar penyebab kebakaran hutan. Kamu menyalahkan diri sendiri karena membunuh Yoona. Inilah sebabnya kamu melanjutkan budidayanya untuk mengenangnya. Apakah benar?" Jesly perlahan berjalan mendekati Ubumi. Tatapan Ubumi sudah tidak seganas tadi. Demi apa yang harus ia dapatkan, ia harus menggunakan cara halus.
Ubumi menatap anak burung Guan dengan tatapan sendu, air matanya perlahan mengalir. "Setelah hidup, anak saya belum pernah melihat seperti apa dunia ini. Anak saya meninggal akibat kecerobohan ibunya. Dia tidak akan memaafkan saya, tidak akan!" Ucap Ubumi sembari menangis tersedu-sedu.
"Kamu adalah salah satunya orang yang terus menerus menghukum diri sendiri."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
iqbal nasution
keren..
2025-06-19
1