NovelToon NovelToon
BEBEK GENDUT

BEBEK GENDUT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hyull

Setiap kali Yuto melihat bebek, ia akan teringat pada Fara, bocah gendut yang dulunya pernah memakai pakaian renang bergambar bebek, memperlihatkan perut buncitnya yang menggemaskan.
Setelah hampir 5 tahun merantau di Kyoto, Yuto kembali ke kampung halaman dan takdir mempertemukannya lagi dengan Bebek Gendut itu. Tanpa ragu, Yuto melamar Fara, kurang dari sebulan setelah mereka bertemu kembali.
Ia pikir Fara akan menolak, tapi Fara justru menerimanya.
Sejak saat itu hidup Fara berubah. Meski anak bungsu, Fara selalu memeluk lukanya sendiri. Tapi Yuto? Ia datang dan memeluk Fara, tanpa perlu diminta.
••• Follow IG aku, @hi_hyull

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 | Modus Yuto

“Kok basah kali, Pak? Nggak pake mantel?” tanya Fara saat mendapati Pak Andi masuk ke ruangan dengan punggung kemeja basah total.

Mendengar suaranya, Yuto refleks menoleh ke Fara sekilas, lalu beralih ke Pak Andi.

“Hah? Basah? Mana?” Pak Andi mencari-cari bagian pakaiannya yang dikatakan basah. “Nggak ada.”

“Itu punggung bapak,” Sisi yang menjawab, sambil menepuk punggung basah Pak Andi ketika melintas di belakangnya.

“Kek mana pake mantelnya? Apa bagian depan aja?” sambung Sisi.

“Pake mantel anak tadi. Kecil kali, cuma bisa tutup depan.” Dan begitu Pak Andi berdiri di depan pintu lemari yang ada kacanya, barulah tampak olehnya—punggung kemejanya basah total. “Owalah… pantes tadi rasanya kok dingin kali. Kirain ada hantu yang tiup-tiup dari belakang, sampai merinding juga mikirnya. Ternyata basah. Berarti hujannya ngeri kali. Hempas depan belakang.”

Tak lama kemudian, Imah juga masuk bersama Buk Lia. Sama seperti Pak Andi, mereka juga tampak basah. Basah ujung lengan baju dan ujung celana.

“Pada basah semua, kok? Kalau tahu gitu kan bisa bilang Sisi loh, Bu… biar Sisi jemput. Kalau hujan Sisi naik mobil papa soalnya.”

Bu Lia dan Imah bercermin lebih dulu. “Ngapain pula repotin orang, iya kan, Mah,” kata Buk Lia.

“Iya. Selagi bisa ke kantor, basah pun nggak masalah. Tapi betewe, kau kok kering kali, Dek? Biasanya kalau hujan jilbabmu pun bakal basah,” tanya Imah, sudah melihat ke arah Fara yang sedang mengeluarkan kotak bekalnya dari dalam ransel.

“Tadi numpang sama Bu Endah, Kak…” jawab Fara.

“Jadi, kok malah Pak Yuto yang basah? Bukannya naik mobil juga?” tanya Imah lagi, sudah melihat ke Yuto yang baru saja menyalakan laptop.

Tak hanya Imah, seluruh staf di ruangan itu kini memandang Yuto. Bahkan Fara, yang baru saja meletakkan bekalnya di atas meja, juga menoleh. Matanya menangkap bahu kanan Yuto yang basah, bahkan sebagian lengan kemejanya juga begitu.

Yuto menoleh perlahan, menyadari tatapan satu ruangan sedang mengarah padanya. Ia mengangkat bahunya sedikit, mencoba terlihat santai.

“Kena dikit waktu jalan dari mobil ke sini. Payungnya kekecilan untuk tubuh saya,” ujarnya pendek, matanya tidak sepenuhnya menatap siapa pun.

Jawaban yang terdengar cukup masuk akal, membuat sebagian staf mengangguk-angguk kecil. Tapi Fara, yang duduk tak jauh dari Yuto, justru menatapnya lebih lama. Ada kerutan kecil di alisnya, seperti sedang berpikir keras.

“*Bahu kanan*…” pikirnya.

Fara mengingat jelas. Waktu turun dari mobil, Ia memang terlindung dari hujan sepenuhnya, padahal payungnya digunakan oleh mereka berdua.

“*Basah karena payungi aku*?”

Pikiran itu melintas begitu saja, membuat perasaannya sedikit campur aduk. Ada rasa hangat, lalu langsung diikuti rasa tidak enak.

“*Aduh… kek mana ini*?”

Tangan Fara yang sedang membuka kotak bekalnya terhenti. Bibirnya sedikit terbuka, ingin bilang “maaf”, tapi suara itu tak kunjung keluar. Terlalu malu. Apalagi banyak orang di ruangan.

Ia hanya bisa melirik Yuto dari sudut matanya. Malu dan menyesal.

Yuto sendiri tak lagi menanggapi. Sudah fokus menatap layar laptopnya, meski jika diperhatikan baik-baik, telinganya agak merah. Ia juga malu, mendapati dirinya merelakan bajunya basah seperti itu demi seorang wanita.

Fara menunduk, lalu membatin, “*Makasih, Bang*…” bisiknya dalam hati.

Lalu, untuk mengalihkan rasa canggung yang mendadak datang, ia buru-buru membuka tutup bekal dan melahap nasi goreng cabai hijaunya dalam satu sendok penuh, bahkan ia sumpelkan lagi sepotong bakwan ke dalam mulutnya.

“Wih, harum kali. Pagi ini masak apa, Dek?” Tanya Sisi, mengintip ke sisi kirinya, di mana meja Fara berada.

“Nasi goreng cabe ijo, Kak. Mau coba?” tawar Fara, susah payah bersuara saking penuh mulutnya.

“Maulah. Kok kayaknya enak.”

Sisi menggeser kursinya. Roda kursinya meluncur pelan hingga menempel pada kursi Fara. Tanpa malu—karena memang sudah biasa seperti itu—Sisi menerima sesuap dari Fara.

“Eugh! Enak kali, Dek!”

Bu Lia dan Imah yang berada di meja seberang sontak duduk menegak, sudah melihat kea rah bekal Fara. “Kakak mau juga, Dek!” kata Imah yang kemudian Bu Lia juga mengatakan keinginan yang sama.

Mereka berdua bangkit dari kursi, berjalan ke depan meja Fara. Keduanya bergantian menerima suapan nasi goreng, juga menggigit satu potong kecil bakwan.

“Yaampun, enak kali ini, Dek… nanti bagi resepnya lah…” kata Bu Lia yang didukung anggukan dari Imah. Sambil mengunyah, mereka kembali ke meja masing-masing.

Dari meja lainnya, Pak Andi tampak juga melangkah mendekat, lalu menyerahkan satu potong emping kepada Fara. “Bapak mau coba juga. Tarokkan di emping.”

Fara tersenyum lucu. Sambil terus mengunyah sisa nasi goreng di dalam mulutnya, Fara meraih emping itu, lalu ia berikan satu sendok nasi goreng ke atasnya lengkap dengan bakwan. Begitu menerimanya, tanpa menunggu Pak Andi lekas melahapnya dan responnya sama seperti yang lainnya.

“Udah bisa buka restoran kalau seenak ini loh, Dek…” kata Pak Andi sembari kembali ke mejanya.

Semua staf sudah mencicipi nasi goreng buatan Fara. Mereka kagum, memuji, bahkan ada yang minta resepnya. Ruangan kerja itu jadi hangat oleh aroma nasi goreng cabai hijau dan suasana kekeluargaan yang cukup kentara.

Kecuali satu orang.

Fara melirik ke sebelah kanan.

Yuto.

Bosnya itu masih duduk tenang, seperti tak terusik berisiknya staf lain. Tatapannya tertuju ke layar laptop, tangan kanannya menggulir mouse perlahan. Pundaknya yang tadi basah belum juga mongering.

Fara menelan sisa makanan di mulutnya dengan susah payah.

“Masak semua udah nyicip, Bang Yuto enggak,” pikirnya.

Ada perasaan nggak enak, campur ragu. Mau nawarin, tapi...

“Aduh, segan kali. Nggak berani aku.”

Ia baru hendak menunduk lagi dan pura-pura sibuk dengan bekalnya saat tiba-tiba…

“Pak Yuto? Nggak mau coba?”

Bu Lia. Dengan suara lantangnya bertanya. Bahkan Pak Andi dan yang lainnya sampai menoleh.

Fara mendongak kaget, hampir tersedak udara. Matanya membulat, langsung melirik Yuto.

“Aduh, Bu Lia…” Malu kali si Fara.

Tapi di balik rasa malunya, ada juga sedikit rasa... lega. Seolah pertanyaan yang tak berani ia ucapkan akhirnya disuarakan orang lain.

Yuto akhirnya menoleh. Wajahnya tetap tenang, lalu tersenyum ramah ke arah Bu Lia.

“Nggak, Bu. Saya besok aja.”

Lalu ia menoleh ke Fara. Senyum itu masih menggantung di wajahnya. “Besok buatkan satu porsi untuk abang, ya.”

Fara membeku.

Mulutnya sedikit menganga, matanya berkedip pelan seolah butuh waktu untuk memproses kalimat itu.

“Buatkan? Satu porsi? Khusus untuk Bang Yuto?” Pikirnya dalam hati, mengulang perkataan Yuto.

Pipi Fara langsung memanas. Ia tak mengerti mengapa seperti itu. Hanya… memanas seketika. Ia refleks menunduk, pura-pura menaruh sendok ke dalam bekal.

“Oh… i-iya… boleh, Pak,” gumamnya, nyaris tak terdengar.

Sementara itu, Yuto kembali menatap laptopnya. Senyumnya masih ada, bahkan semakin melebar. Padahal tadinya ia menjawab spontan, tetapi tidak menyangka, jawaban spontannya ternyata membawa berkah.

.

.

.

.

.

Continued...

1
Kirey Ruby
Aku blm pernah merasakan ayam kukus loh Fara,boleh lah kirimkan 1 porsi buat icip2../Kiss/
Untung Yuto baru blgnya ke papanya Fara aja bkn ke mama nya,bisa heboh 1 komplek ntar sblm akad nikah,dasar ibu2 rumpi /Smug/
Kirey Ruby
Ucapan adl doa loh Fara,di aamiin kan aja lah dl /Chuckle//Proud/
~ Dyan Ramanda ~
lah asli modus kali bang yuto nih, 🤭🤭🤭....
sama kita fara, banyak yg ngira lagi hamil gara2 gendut, 🤣🤣🤣🤣
Ayu retonisa
yuto kalau belanja tiap minggu pasti di protes nek hani dan ruka /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Umi Jasmine
bukan sedang tpi lgi endut, spti saya byk yg mengira hamil
Hyull: /Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
total 1 replies
titissusilo
kode alam....istri alias otw istri ye kn fara
Tita Rosmiati
gitu amat yh orang tua nya Fara bikin emosi ,,,,duh modus terus nih Abang yuto 🤭🤭
Kirey Ruby
Yaah..10 org model kek Yuto,para pedagang bisa naik haji bbrp kali ini sih,faktor kasihan ama penjual,pembeli kek Fara lah yg rugi kali,secara uangnya pas2an /Grin//Grin/
EsTehPanas SENJA
hangat pasti dadamu 😌 bahagia pasti ya kaaaan ! 😁
EsTehPanas SENJA
kan orangnya yang ngomong sendiri far ....😅😭 dia bilang sendiri kan! ahh gemes aku sama si gendut ini 😭
magdalenad dewi simarmata
kenapa la Mak sama bapak Fara ngk perhatikan si Fara, aneh kalii
titissusilo
boleh gak Thor scene ortu nya Fara dkit aja,jd esmoni trs soal nya,prnh di posisi itu soal nya,perlakuan gak adil tuh membekas,gtu pun sampai Fara nikah msih di rongrong....klu Yuto gak tegas bsa jd keset....kmrn nenek Hani kurang garang ancaman nya
titissusilo: cman ntu yg msih minjem2 itu loh Thor yg bkin gedeg gmn pun anak klu sdh kluarga sndri udah gak jaman rongrong bgtu memang hrs di tegesin lagi
Hyull: Kalau udah nikah, Yuto bakal bawa Fara keluar dari rumah itu kok...
total 2 replies
Umi Jasmine
klu ke pasar sama bang yuto brtul fara bisa rugi, semua karena kasihan bang....
~ Dyan Ramanda ~
modusnya abang yuto boleh juga.. 🤭🤭🤭
Kirey Ruby: pasti Sora nih gurunya kak /Facepalm/
Hyull: Pasti ada yang ajarkan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Ikha Mangil
Yuto semangat buat luluhkan hati Fara🤗😌🥰
Ayu retonisa
🥰
Umi Jasmine
fara kelihatan org nya tenang damai dan penyabar
Hyull: Sama kayak Yuto /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Ikha Mangil
katakan cinta ala si Yuto,,😁
EsTehPanas SENJA
wakakaak salah tingkah dia 🤣🤣🤣
Tita Rosmiati
Fara masih ragu takut di bully dia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!