"Ku pikir dengan menikah dengan mu hidup Ku akan bahagia, nyatanya Kau hanya memberikan Ku luka yang sedalam ini." Alisa
Alisa menikah dengan Fahmi putra pemilik pesantren tempat ia mengenyam pendidikan. Pada awalnya rumah tangga mereka begitu bahagia dan harmonis apalagi kini sudah hadir buah cinta mereka berdua, seorang anak yang masih bayi berusia dua bulan.
Namun ternyata kebahagiaan pernikahan itu tak bertahan lama. Fahmi tergoda akan tahta dan wanita, ia berselingkuh dengan saudari kembar Alisa sendiri. Hingga pada akhirnya mereka kehilangan buah cinta mereka.
Alisa merasa putus asa karena mendapatkan ujian yang bertubi-tubi. Ia merasa lelah dengan hidupnya, dan terus menginginkan Tuhan agar membawanya pergi ke sisi-Nya.
Simak ceritanya dalam judul "Tuhan Bawa Aku Pulang." Karya DEWI KD. Jangan lupa untuk mendukung Author dalam bentuk Like dan Komentar kalian ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Alisa melihat Alif tengah tenang bermain sendirian. Melihat Alif yang seperti itu, membuat Alisa leluasa bisa melakukan aktivitas di rumah, membersihkan rumah, dan mencuci pakaian.
Alisa mengambil pakaian Fahmi di keranjang baju kotor. Saat Alisa hendak memasukkannya ke dalam mesin cuci, Alisa mencium aroma pakaian di baju Fahmi yang semalam dipakai, aroma parfum yang bukan Fahmi pakai sehari-hari.
Alisa merasa aroma parfum tersebut persis seperti aroma parfum perempuan.
“Kenapa wanginya berbeda !” ucap Alisa dalam hati.
Alisa seperti familiar dengan aroma parfum tersebut, tapi dimana ia pernah menciumnya ? Alisa sendiri tak mengingatnya.
Alisa tak ingin ber suudzon namun ia sendiri menjadi penasaran. Alisa menggelengkan kepalanya, dan kemudian memasukkan pakaian Fahmi ke dalam mesin cuci dan mencucinya.
Malam harinya, Fahmi pulang ke rumah pada pukul delapan malam, begitupun dengan Anisa. Alisa menyambut Fahmi yang baru saja masuk ke dalam rumah.
“Alif mana, Sayang ?” tanya Fahmi
“Sudah tidur, Mas !” jawab Alisa pelan.
“Oh iya ? Tumben sekali !” kata Fahmi
“Iya, hari ini Alif terlihat tenang sekali. Tidak pakai drama nangis-nangis.” Kata Alisa tersenyum manis.
“Oh begitu.” Fahmi membuka jasnya dan hendak membersihkan dirinya, namun dengan cepat tubuhnya di peluk oleh Alisa.
Fahmi yang merasa Alisa begitu manja padanya langsung mengernyitkan dahinya.
“Kenapa, hem ?” tanya Fahmi dengan lembut.
“Tidak apa-apa, Alisa pengen peluk Mas Fahmi aja !” kata Alisa pelan, sebenarnya satu minggu yang lalu Alisa sudah selesai masa nifasnya. Ia ingin kembali menjadi istri yang siap memberikan kewajiban memenuhi kebutuhan biologis suaminya itu.
Fahmi mencium aroma parfum yang bagitu manis di tubuh Alisa. Yang membuat alam bawah sadar Fahmi menjadi tergoda.
Fahmi membalikkan tubuhnya, dan menatap Alisa.
“Sudah selesai masa nifasnya ?” tanya Fahmi dengan lembut.
Alisa menganggukkan kepalanya dengan pipi yang bersemu merah.
Fahmi tersenyum ia kemudian mencium bibir Alisa dengan lembut, dan Alisa kemudian membalasnya. Tak lama Fahmi menggendong tubuh Alisa hingga membuat Alisa terkejut.
“MAS !”
“Shuut…nanti Alif bangun !” bisik Fahmi
Fahmi menggendong Alisa masuk ke dalam kamar mandi. Pria itu semenjak berhubungan dengan Anisa, memiliki fantasi yang liar dalam berhubungan intim. Ia ingin melakukannya dimana pun yang menurutnya bisa menuntaskan hasratnya dengan baik.
Alisa sendiri menjadi bertanya-tanya dalam hatinya, mengapa suaminya tersebut seakan kini telah berbeda dalam menggaulinya. Dulu Fahmi menyentuhnya dengan begitu lembut tapi kini Fahmi menyentuhnya sesuka hatinya, dan terkesan kasar padanya.
“Aah…Mas Fahmi ! Alisa capek !” kata Alisa namun Fahmi tak memperdulikannya, setelah dari kamar mandi, Fahmi terus menggauli Alisa di sofa kamar mereka hingga tubuh keduanya banjir keringat.
“Ahh…Mas kangen kamu Sayang ! Rindu Kamu…!” racau Fahmi memberikan tanda di leher Alisa hingga memerah keunguan.
Anisa yang sejak tadi menunggu kedatangan Fahmi ke kamarnya, namun Fahmi tak kunjung datang merasa kesal dan frustasi. Ia kemudian keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah kamar Fahmi dan Alisa.
Anisa membuka pintu kamar Alisa sedikit ingin memastikan Fahmi sudah tidur atau belum. Namun sayangnya bukan itu yang Alisa dapatkan. Anisa malah melihat Fahmi tengah bercinta dengan Alisa begitu hebatnya.
Mata Anisa kian memanas, tangannya begitu kuat memegang gagang pintu. Anisa kemudian berlari ke kamarnya dan membanting apapun yang ada di hadapan matanya.
PRANG
“Mas Fahmi sialan !”
Anisa begitu marah besar, kala tahu ternyata Fahmi sudah kembali menyentuh Alisa. Padahal ia sudah mewanti-wanti Fahmi untuk tidak menyentuh Alisa lagi. Namun ternyata, Anisa salah.
Malam itu menjadi malam yang panjang untuk Fahmi dan Alisa yang sudah kembali bercinta.
Setelah kegiatan panas itu selesai, Alisa mengambil botol obat di dalam laci dan meminumnya.
“Itu obat apa, Sayang ?” tanya Fahmi disela rasa lelah setelah mendapatkan pelepasan berkali-kali dengan Alisa.
“Mas tidak marah kan, kalau Alisa menunda kehamilan ?” ucap Alisa dengan lembut.
Fahmi membuka kedua matanya dan menatap Alisa.
“Kamu minum obat KB ?” tanya Fahmi cepat.
Alisa menganggukkan kepalanya.
“Iya Mas !”
“Kenapa harus KB ? Kamu itu istri Aku, Lis ! Buang obat itu !” perintah Fahmi, tanpa berpikir lebih jauh.
“Tapi Mas…” belum sempat Alisa berbicara, Fahmi sudah memotong ucapannya.
“Kalau Kamu minum obat KB, itu artinya Kamu menghalangi benihku tumbuh ! Kamu itu istri Aku, sudah kodratnya Kamu mengandung dan melahirkan anak Ku !” bantah Fahmi.
Mata Alisa berkaca-kaca mendengarnya, ia pikir suaminya itu bisa berpikir lebih jauh mengapa Alisa sampai harus mengkonsumsi obat KB.
“Mas, dengarkan Aku dulu. Aku meminum ini, hanya untuk menundanya sebentar. Jika pun Mas ingin Aku hamil lagi, Aku pasti berhenti meminumnya. Lagi pula Alif masih terlalu kecil Mas !” kata Alisa menjelaskan alasannya.
“Alah, itu cuma alasan Kamu saja kan ? Kamu malas mengandung lagi ! Kamu itu belajar agama gak sih, Lis ! Dosa tahu gak minum obat KB seperti itu !” ucap Fahmi tanpa memperdulikan perasaan Alisa.
Hati Alisa begitu sakit mendengarnya, untuk pertama kalinya, suaminya itu menyakitinya lewat perkataannya yang terdengar cukup kasar baginya.
Alisa kemudian menaruh lagi obat tersebut ke dalam laci. Dan meminta maaf pada Fahmi, ia lebih baik mengalah dari pada harus berdebat berkepanjangan dengan suaminya.
“Ya sudah, Alisa minta maaf kalau Alisa salah ya, Mas ! Alisa tidak akan meminum obat itu.” Kata Alisa pelan.
“Bagus ! Jadilah istri yang penurut. Lagi pula, apa salahnya punya anak yang banyak. Toh selama ini Aku yang bekerja ! Kamu tinggal duduk diam di rumah mengurus anak-anak Kita !” ucap Fahmi lagi.
“Lalu, kuliah Alisa bagaimana, Mas ?” tanya Alisa pelan. Semenjak melahirkan Alisa mengambil cuti kuliah selama satu semester. Mendengar kata Fahmi menginginkan Alisa hanya dirumah dan mengurus anak saja dirumah, membuat Alisa berkecil hati mendengarnya.
“Kamu masih bicara tentang kuliah, Lis ?” Fahmi balik bertanya.
“Iya, Mas. Kan Aku cuti kuliah cuma satu semester.”
“Pilih kuliah tapi anak tidak terurus, atau menjadi ibu di rumah tapi anak-anaknya sukses ?”
Fahmi memberikan pilihan pada Alisa yang membuat Alisa kini kian bingung sendiri dengan pilihan yang Fahmi berikan padanya.
“Ayo jawab, Sayang !” tanya Fahmi lagi.
“Iya, Alisa akan jadi Ibu yang baik untuk anak-anak Kita, Mas ! Alisa akan di rumah mengurus anak-anak Kita !” pada akhirnya Alisa harus mengubur mimpinya, demi anaknya nanti bisa terawat dengan baik, dan menemani tumbuh kembangnya.
“Bagus, itu baru istri yang penurut !” kata Fahmi kemudian ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, tanpa memperdulikan perasaan Alisa yang merasa terluka dengan perkataan Fahmi barusan.
...****************...
cerita nya seru dan menarik
apa salah Alisa sama Anisa dan fahmi