Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ditinggal Di Rumah Singa
Kenzo pergi lebih dulu karena memang ada kuliah pagi hari ini seperti yang cowok itu katakan tadi malam. Ia sudah mengirimkan pesan kepada Lova jika ia sendiri kesiangan dan buru-buru untuk pergi, meski begitu Lova sudah ia titipkan kepada eyangnya, dan Kenzo berjanji akan menjemputnya setelah mata kuliah pertama selesai.
"Eyang, Ken pergi ya? Titip Lova," ujarnya mencium sekilas pipi wanita tua itu.
"Biarkan Lova istirahat dulu, hati-hati kamu," balas beliau mendapat senyum dan anggukan dari Kenzo.
Sebelum akhirnya cowok itu pergi dan melajukan mobilnya meninggalkan Lova di rumah eyangnya.
"Sorry bebe, gue buru-buru, tapi gue yakin eyang pasti jagain lo," gumam Kenzo seraya menyetir.
"Mama," sapa Serina duduk di depan eyang Sema atau ibu martuanya.
"Apa Jeriko sudah bangun?" tanya beliau hanya dibalas anggukan kepala oleh Serina.
"Aku akan memanggilnya."
"Tidak perlu, aku mau ke kamar Lova dulu." Eyang Sema beranjak dari duduknya.
"Apa dia masih di sini ma? Bukan nya Kenzo sudah pergi?"
"Kenzo tidak tega membangunkan nya, ia menitipkan nya padaku," jelas beliau hanya dibalas anggukan kepala oleh Serina.
Namun dalam hati Serina mengumpat keberadaan Lova yang masih saja belum pergi dari rumah suaminya. Bahkan Serina kesal setelah mendengar jika Lova menginap di rumah itu, dan itu yang membuat Serina melakukan hal nekat meski pada akhirnya kembali gagal.
Sementara Lova. Gadis itu masih memejamkan matanya karena tubuhnya yang lelah dan juga terasa remuk. Jeriko benar-benar meneruskan kegiatan intim padanya, meski sudah tahu yang ia gauli itu bukan lah Serina istrinya, tetapi Lova, pacar dari keponakan nya.
Ceklek
Pintu kamar yang Lova tempati terbuka, eyang Sema dapat melihat wajah gadis itu yang masih tertidur pulas. Ia mendekat untuk membangunkan Lova, berniat mengajak sarapan bersama.
"Lova, apa kamu belum bangun nak?" tanya beliau mendekat.
Dari wajahnya Lova terlihat sangat damai sekali ketika sedang tertidur, terlihat sedikit lelah meski dengan wajah terpejam.
"Ini seperti," ujar beliau terhenti.
Eyang Sema bukanlah wanita bodoh. Beliau sangat paham sekali dengan anak laki-laki satu-satunya itu. Bahkan hal sekecil seperti parfum pun beliau hafal, dan aroma parfum milik Jeriko memang berbeda, wangi cendana yang susah untuk hilang itu bisa menempel sampai berjam-jam dan bahkan seharian.
"Eugh." Lova melenguh dan mulai membuka matanya.
Seketika ia melebarkan matanya melihat eyang Sema yang sudah berdiri di depan nya. Lova takut dan salah paham jika ia akan disidang.
Secepat itukah?
"Sudah bangun kamu?"
Lova duduk dan mengangguk dengan sopan. "Selamat pagi eyang," sapa Lova ramah, juga sedikit takut.
"Kenzo, sudah pergi, dia buru-buru tadi karena kesiangan, nanti dia akan kembali untuk menjemputmu, siap-siap Lova. Dan setelah itu kita sarapan bersama."
Lova kembali mengangguk, bedanya Lova terus menunduk pagi hari ini.
"Kamu sakit?"
"Ah, tidak eyang," balasnya tersenyum canggung. "Maaf Lova kesiangan dan merepotkan."
"Tidak masalah, eyang juga pernah muda," balas beliau keluar dari kamar Lova.
Setelah kepergian eyang Sema, Lova baru bisa bernapas dengan lega. Ia cukup gugup tadi hanya dengak bertemu dengan wanita tua itu, lalu bagaimana jika ia bertemu dengan Kenzo? Pastinya Lova akan merasa bersalah sekali.
Jika bertemu dengan Jeriko? Beda, Lova sudah memikirkan untuk itu.
"Aw," ringisnya saat Lova berusaha untuk turun dari ranjang.
"Sakit banget gila, dia main nya udah kaya singa buas yang haus belaian wanita," komentar Lova mengingat kejadian tadi malam.
Dimana Lova terus ditumbuk oleh Jeriko tanpa ampun. Bahkan Lova sendiri tidak ingat apapun selain kenikmatan yang diberikan oleh Jeriko sampai membuatnya pingsan, lebih anehnya lagi, Lova bangun sudah kembali berada di kamar tamu, kamar yang memang ia tempati.
"Apa dia yang bawa gue ke sini?" gumamnya lagi.
Jelas saja Jeriko, memangnya siapa lagi yang akan membawa wanita pingsan karena ulahnya sendiri, juga tanpa busana yang melekat sama sekali di kulit mulus itu. Pasti Jeriko yang telah melakukan semuanya, termasuk memasang kembali baju milik Lova.
Sialan, harusnya Lova rekam saja kejadian itu. Pastinya akan ada wanita yang nangis darah dan stres melihat kegiatan panas mereka tadi malam.
Berjalan dengan perlahan, Lova sudah melihat adanya eyang Sema, Serina dan juga Jeriko di sana.
"Lova, sini nak, kita sarapan bareng," panggil eyang Sema dibalas senyum juga anggukan kepala oleh Lova.
Jeriko yang melihat Lova menatap Lova untuk beberapa saat, membuat keduanya sama-sama saling melempar pandang, sebelum akhirnya Lova memutuskan pandangan mata keduanya dan kembali berjalan dengan pelan.
"Apa kamu sakit?" tanya eyang Sema lagi.
Melihat cara jalan Lova yang pelan tidak seperti biasa membiat beliau khawatir. Mungkin saja Lova sedang sakit.
Sebelum menjawab, Lova sempat melirik ke arah Jeriko. Laki-laki itu seperti tidak nyaman mendengar pertanyaan dari mamanya.
"Nggak tahu ini eyang, tiba-tiba kaki Lova pegal pas bangun tidur."
"Perlu diurut?"
Lova langsung menggeleng. "Enggak usah eyang, mungkin nanti juga akan sembuh."
"Apa Kenzo melakukan sesuatu denganmu? Kamu harus hati-hati Lova, mau bagaimanapun Kenzo juga cowok normal yang jika disuguhi daging pastinya akan dimakan juga, aku harap kamu bisa jaga kepercayaan keluarga ini, terutama kak Yesi."
Lova mengepalkan tangan nya kuat, kata-kata Serina jelas memojokkan nya, seakan jika Lova menggoda Kenzo agar Kenzo mencicipinya.
Cih, tidak tahu saja Serina, jika orang yang sudah membuat Lova kehilangan keperawanan nya itu suaminya sendiri, laki-laki tampan yang berada di sebelahnya.
"Serin, jaga bicaramu."
"Aku cuma mengingatkan nya ma," belanya.
Setelah sarapan. Lova kembali ke kamarnya. Ia harus mulai dengan rencananya, melihat sikap acuh Jeriko tadi jelas membuat Lova merasa kesal. Ia tidak mau rugi dalam hal ini.
Tepat ketika Lova keluar dari kamarnya. Ia melihat Jeriko yang sudah rapih dengan setelan kemeja putih yang ditekuk sampai siku, jas yang ia sampirkan di tangan nya, juga ponsel yang sedang ia mainkan.
Lova tertegun beberapa saat melihat itu, Jeriko terlihat seperti CEO-CEO di film yang ditonton nya.
'Nggak bisa, dia harus jadi suami gue, enak aja' gumam Lova dalam hatinya.
"Om," panggilnya menghentikan langkah Jeriko.
Laki-laki itu menoleh padanya. Membuat semua yang ingin Lova katakan seketika buyar begitu saja.
Sialan, Jeriko terlalu menawan. Lova yang tengilnya minta ampun saja bisa sampai bungkam dan gugup hanya dengan mendapat tatapan mata darinya. Kalau sudah begini, Lova butuh bantuan Belvi, ia akan menceritakan kepada Belvi dan langkah apa yang harus ia lakukan, agar ia tidak terus merasa gugup juga bisa menaklukan singa yang pandai bermain di atas ranjang itu.
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
senang baca setiap karya2nya kak Riri👍🏻