NovelToon NovelToon
Hipotermilove

Hipotermilove

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Chicklit
Popularitas:46.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

"Kamu bisa nggak jalan pake mata?!"

Tisya mengerang kesal saat bertabrakan dengan Den yang juga sama terkejutnya jujur aja, dia nggak ada niat sebelumnya buat nabrakin diri pada wanita di depannya itu.

"Biasanya saya jalan pakai kaki Bu. Ya maaf, tapi bukan cuma Bu Tisya aja yang jadi korban di sini, aku juga gitu." Den terus mengusap dadanya yang terhantam tubuh Tisya.

"Masa bodoh! Awas!" Tisya mengibaskan rambutnya ke samping.

"Khodam nya pasti Squidward bestinya Plankton tetangganya Hulk suhunya Angry bird! Galak banget jadi betina!" Keluh Den masih diam di tempat karena masih memungut tas kerjanya yang sempat terjatuh.

"Apa?? Ngomong sekali lagi, kamu ngatain aku apa???" Tisya berbalik memegang lengan Den.

"Ti-ati, nanti jatuh cinta. Nggak usah ngereog mulu kayak gitu kalo ketemu aku. Hipotermilove nanti lama-lama sama ku."
Den sudah pergi, Dan lihat.. Betina itu langsung ngowoh di tempatnya.

Hipotermilove? Apa itu?? Temukan jawabannya di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sayang kamu juga

"Den, ini beneran nanti malam kita mau ke rumah Ara buat lamar dia?" Tanya Sundari memastikan.

"Iya buk." Jawab Den singkat.

Bukan malas menjawab, tapi dia sendiri lagi di posisi grogi-groginya. Baru tadi pagi Tisya memberi tahu jika orang tua Tisya ingin bertemu dengan Sundari, emaknya. Selain untuk silaturahmi juga untuk memastikan jika Den nggak main-main ketika bilang mau menikahi anak mereka, si Tiysa itu.

"Tapi, ibuk belum ngasih tau saudara kita yang di kampung Den. Pakde kamu, bulek-bulek mu, tetangga deket rumah kita juga.. Hiiih kamu ini lho kalau punya kemauan kok mesti dadakan ini ya gimana?! Ibuk belum bikin gemblong, mendut, ampyang--"

"Nggak usah buk. Cukup bawa diri aja udah."

Bukan nggak modal, tapi keluarga Tisya yang meminta agar Den datang bersama orang tuanya saja. Nggak usah bawain ini itu, atau ngajak si A si U, ya seperti yang dibilang Den.. Cukup bawa diri aja, udah!

"Mulutmu itu lho enak bener ngomongnya.. Meski bilang nggak usah bawa apa-apa, tapi kita juga harus menghargai mereka Den. Apalagi ini pertama kalinya ibuk ketemu sama keluarga calon besan, kamu mana ngerti itu?! Taunya minta kawin aja!" Sewot Sundari pusing sendiri.

Bagaimana nggak pusing, beberapa jam lagi dirinya akan bertemu calon besan tapi tidak ada persiapan apa-apa.

"Ibuk jual kalung ini aja apa ya Den? Buat beliin Ara cincin. Seenggaknya kita bawa apa gitu buat dikasih ke calon mu." Sundari memegang kalung di lehernya.

"Apa sih buk? Nggak ada jual jualan ini itu. Lagian jam segini nggak ada toko mas buka! Aku udah ngasih Ara cincin buk. Kita cuma mau silaturahmi, masalah ke sana bawa apa nggak usah dipikirin. Itu urusan ku buk." Den menghela nafas berat.

Tabungan Den tinggal dua puluh juta, udah Den ambil untuk beli cincin buat Tisya kemarin. Itu juga paling bakal habis buat bayar baju pengantin, kartu undangan, nyicil catering, oh my.. Napa kawin aja segini banyak dana yang keluar?

Sebenarnya, semua itu sudah dibayar lunas sama emak bapaknya Tisya. Wong yang ngebet punya mantu itu mereka, jadi ya semua yang jadi printilan pernikahan anaknya udah jadi tanggung jawab mereka. Hanya, mereka belum ngasih tau Den dan Tisya. Waktu Tisya bilang mau nikah aja mereka udah heboh sendiri, saking senengnya mau punya mantu dan otewe punya cucu.

"Urusan mu gimana? Kamu uang dari mana Den? Mau jual motor? Jual ginjal? Jual jantung? Jual diri??"

"Gusti Allah.. Aku punya tabungan buk. Ibuk kayak nggak percaya amat sama anak sendiri."

Sundari bukan tak percaya jika anaknya punya uang, tapi dari mukanya aja nggak meyakinkan jika Den punya tabungan. Kerja cuma jadi pengacara, itu pun masih magang, duit dari mana coba?

"Ibu nggak usah mikir aku bisa dapet duit dari mana, yang penting itu uang halal. Aku nggak jual motor, jual ginjal, jual jantung, apalagi jual diri. Enggak. Percaya ya. Anakmu masih dalam jalur yang benar, masih tau batasan. Aku juga nggak bakal ngotot minta nikah kalo nggak ada persiapan apa-apa buk. Ibuk, tenang aja. Slow ngono lho buk, slow!"

Mau kembali berkomentar, tapi Den kadung pergi ke kamarnya. Mengambil baju kebaya untuk Sundari, sudah satu set sama kerudungnya. Ada sepatu selop tanpa hak warna hitam yang juga Den berikan pada wanita yang melahirkannya itu.

Den meminta Sundari untuk duduk. Dia lalu berjongkok di depan ibunya, dengan telaten Den pakaikan sepatu itu di kaki Sundari.

"Alhamdulillah, pas Buk. Makin cantik aja sih, ibunya siapa sih ini.." Den berusaha mencairkan ketegangan tadi.

"Kamu ini.. Kalau ibuk ngomong pasti dipotong terus. Ini lagi, baju sama sepatu kayak gini, belinya kapan? Boros kamu Den." Padahal Sundari sudah ingin menangis.

Sundari mengusap kepala Den pelan. "Udah besar anak ibuk.. Udah mau nikah aja.."

"Maaf ya buk.. Aku belum bisa bahagiain ibuk, tapi malah udah mau ninggalin ibuk.. Maaf.."

"Apa sih kamu ini. Nggak usah cengeng gini, biasanya juga ceplas-ceplos. Udah ayo. Ibuk mau dandan, mau pakai baju baru dari kamu ini. Awas." Sundari berniat berdiri, tapi Den menahan Sundari dengan memeluk perempuan di depannya itu.

"Makasih ya buk.. Aku beruntung banget terlahir jadi anak ibuk. Misalkan aku anak orang lain, dan mendadak minta nikah, posisi kita kayak gini.. Persiapan nggak ada sama sekali, pasti aku udah diracun pakai susu UHT kadaluarsa." Ucap Den memeluk ibunya.

"Ngawur! Ngapain ngeracun anak pakai susu UHT kadaluarsa, petelin lagi ke perut bumi lah, biar nggak lama nyusahin orang tua." Sundari kocak!

"Buuk..." Ambyar sudah momen haru barusan, tergerus cita-cita ibu yang akan metelin anaknya ke dalam perut bumi!

Sundari melanjutkan nangis di kamar. Bagaimanapun juga, Den anak semata wayangnya, meski gesrek dan rada sableng, tapi Sundari sayang sekali pada kloningannya itu. Ya, Den amat mirip dengan Sundari. Tapi, tinggi badan Den menurun pada almarhum bapaknya. Tinggi menjulang ke angkasa!

"Den, kita ke rumah Ara pakai motor?" Tanya Sundari yang sudah cantik sekali.

Den tersenyum sumringah melihat ibunya yang biasanya cuma pakai daster kembang-kembang segede wajan, kini berubah cantik jelita. Aura emak-emak sosialita muncul begitu saja.

"Aura ibu pejabat langsung keluar buk. Mantab jiwa!" Den menyanjung ibunya terang-terangan.

"Ibu pejabat? Ibu penjahat kali."

"Astaghfirullah buk ibuuuk.. Ngikut Nunung Srimulat sana jadi pelawak. Kok gemes jadinya."

"Tapi ini lho kita naik apa? Masa iya udah dandan kayak begini naik motor mu yang nungging nanggung itu!" Kembali membahas kendaraan yang akan mereka pakai untuk berkumpul ke rumah Tisya.

"Nungging nanggung, itu maksudnya gimana ya buk? Asyem... Otakku.." Den malah ngakak oleh ucapan ibunya yang nyeleneh.

"Kita naik mobil buk." Jawab Den sekenanya.

"Buka bajumu sekarang coba." Ucap Sundari dengan alis bertaut.

"Ngapain? Udah makai kemeja gini suruh buka-bukaan lagi."

"Mau ngecek aja, kamu beneran nggak abis jual ginjal kan?"

"Ya Rasulullah salamun alaik... Ibu ini mikirnya. Enggak buk, enggak. Masih utuh dua bijik ginjalku. Aku pinjem mobil temen kerjaku buk. Aman!"

Ya begitulah drama yang terjadi di rumah kecil sederhana milik Den dan Sundari, mereka se effort itu ingin bertemu dengan keluarga Tisya. Sampai Den pinjem mobil punya Abhi segala, iya yang dipinjam adalah mobil milik Abhi.

Sedangkan di rumah Tisya, sengaja Jiwan dan Btari tidak memberitahu tentang pertemuan mereka dengan calon besannya pada para saudara toxicnya. Cukup dulu aja mereka melihat Den terpojokkan oleh kelakuan Pras dan saudaranya yang lain, kali ini mereka hanya akan bertemu secara pribadi. Benar-benar tertutup dari pihak luar.

Den : Mamas otewe dek.

Ara : Muntah mas, adek muntah.

Den : I love you too, babe.

Ara : Sinting! Udah nyetir yang bener, fokus jangan meleng! Mama papa udah nungguin kamu sama ibu dari tadi.

Den : Kamu? Kamu nggak nungguin aku? Nggak kangen gitu?

Ara : Setiap hari kita ketemu Den, plis deh nggak usah ngelawak.

Den : Ra.. Aku sayang kamu.

Hanya dibaca, centang biru. Tapi nggak dibales Tisya. Dia diam sesaat. Lalu jarinya menekan tanda mic. Dia kirim pesan suara.

"Sayang kamu juga..."

Den memutar pesan suara itu sampai menginjak rem saking syoknya. Apa?? Bentar.. Diputer lagi, 'Sayang kamu juga'

"Astaghfirullah hal adzim. Kamu nggak bisa nyetir ya Den? Nubruk apa kita?!" Sundari kaget bukan main. Dia sampai takut jika anaknya nabrak sesuatu di luar sana.

"Buuuuk.. Ya Allah buuuk.. Hahaha.. Dia sayang aku katanya buk.. Ya Allah..."

"Kamu kesurupan Den?"

Sundari sudah mau nyiram air mineral di dalam mobil itu karena berpikir jika Den kesurupan. Ketawa sendiri, memegang dada lalu ketawa lagi. Sudah siap-siap nyiramin air yang udah dibacain ayat kursi ke arah anaknya, tapi ingat kalo ini mobil orang. Kalau basah gimana jemurnya. Oke nggak jadi!

1
palupi
👍
Riaaimutt
manut autor ae ben aman
palupi
aku be like: wes diwoco ae opo hasil karyane author, gek dipetek jempol 👍😂😂😂
Rita Ariani
seru, kocak, asli rame ketawa baca ni novel
🍊 NUuyz Leonal
makanya den gak usah banyak komen diem aja
kadang diem aja pasti salah sih depan emak emak yang lagi kesel apalagi ini bumil pasti mood nya naik turun,
🍊 NUuyz Leonal
embuhlah sopo iku di kepin 😅😅
🍊 NUuyz Leonal
di bagian ini asli aku gak paham 😅😅
Dewi kunti
sini tak ajari milih semangka yg benar Ra🤭🤭🤭
Pa Muhsid
den perempuan hamil itu lebih menyeramkan dari pada mak Lampir apa lagi nyi pelet dan mahluk astral lainnya sing sabar yo den baru juga permulaan ngidam
𝐙⃝🦜尺o
salah kalo kamu ngetawain istri den apalagi sang istri lagi hamil muda, sama aja kamu ngajak perang tapi kamu yang dipaksa ngalah
palupi
ho oh. Jarno ae Den.
iku ngunu hp an mumpung nunut wifi 😂
palupi
pokoke yes papa ae Den 😂😂
Khaira Yunizar
menggemaskan. luar biasa.
no 🎸 ve
kapok koe Den 🏃‍♀️
no 🎸 ve
Jiwan, jiwa muda, bada kekar 🏃‍♀️
no 🎸 ve
Jebloskan aja yang dua itu ke penjara, bandit kelas teri 🤣
ᴛᴜɴɢ ᴛᴜɴɢ ᴛᴜɴɢ🎐ᵇᵃˢᵉ
kudu sabar ya kamu den, turutin apa aja kata bumil mah.. daripada si kepin kena sunat wkwkwk
Diandra Kirana
Ras terkuat di bumi yang selalu benar ya wadon...gitu kok berani ngelawan Deeen , apalagi bojomu hamil wisss gak pernah salah dah ..ngguyu thok padahal wis ditahan-tahan kamu dibikin kembung makan semangka epink lha kalo tadi ngakak...kamu bakal disuruh makan semangka sak kebon. Ketoke calon anakmu bakat diktator Den. Tabahkan hatimu...
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
capek² si tisya milih sampai tepuk² berkali tapi putih🤣🤣🤣🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
den 🤣🤣🤣🤣apapun masalah nya si kepin tetap di sebut yaaa/Facepalm//Facepalm//Facepalm/🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!