Nandini, adalah wanita kampung yang di nikahi oleh pria tampan dan kaya. Orang-orang mengira jika Nandini bak Cinderella di dunia nyata, yang mana gadis miskin yang di persunting oleh Pangeran..
Namun, semua orang tidak tau bahwa Nandini tersiksa di rumah megah bak istana itu... ia tak ayal layaknya pembantu yang berstatuskan istri dari seorang pengusaha di salah satu kota ternama.
Pernikahan tahun kelima, membuat Nandini lelah dan memberontak. Dimana sang suami membawa wanita baru kedalam rumah, yang mana membuat Nandini memiliki pikiran licik untuk membalaskan dendam atas pengabdian yang mereka sia-siakan.
Apa yang akan Andini lakukan?
Sedangkan di sisi lain, Pangeran yang asli tengah menunggu kehadiran dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani_aza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 : KEHILANGAN.
BRAAAK!
Seno membanting pintu mobil dengan kasar, membuat Siska melonjat kaget.
''Mas! Kamu apa-apaan sih!'' Siska mendelik, namun tidak di hiraukan oleh Seno.
''Apa-apaan sih, kok jadi dia yang kebakaran jenggot! Apa jangan-jangan Mas Seno ada hati lagi sama perempuan kampung itu. Nggak, ini nggak bisa aku biarin.''
''Mas ... Mas Seno tunggu.''
Seno melangkah dengan cepat kedalam rumah, hingga langkahnya terhenti ketika ia mendengar tangisan sang Ibu dari dalam kamarnya.
''Apa lagi ...'' Decak Seno memijit pelipisnya karna pening, belum selesai masalah Nandini yang tiba-tiba melawannya ... kini secara tiba-tiba ibunya menangis seperti anak kecil.
''Huaaaa tidak ... kemana separuh emasku! Hisk, hiks, hiks ... Huaaaaaa ...'' Ibu Sonya menangis dan meraung dengan kencang, sambil mengacak-ngacak lemari pakaiannya. Siapa tau emasnya tersangkut dimana gitu...
Seno melangkah lebar arah kamar sang Ibu, dan begitu terkejut melihat kamar ibunya sudah berantakan.
''Ibu ada apa?'' Tanya Seno, meredam emosinya.
Ibu Sonya langsung menoleh dan menghambur kedalam pelukan anak sulungnya sambil menangis.
''Sen, emas Ibu hilang separuh Sen. perhiasannya nggak ada di dalam berangkas Sen.'' adu Ibu Sonya.
''Masa sih? Ibu udah cari?'' Tanya Seno membantu sang Ibu mencari perhiasannya.
Sementara Siska yang baru saja datang, sama terkejut nya ketika mendengar perhiasan sang mertua hilang separuh.
''Kok, bisa sih Bu.'' Siska ikut prihatin.
''Ibu nggak tau, Nak ... tadi Ibu mau taruh perhiasan yang di pinjam Lena, Ibu nggak curiga karna semua kotaknya tersusun rapih ... tapi Ibu nggak sengaja kesenggol satu kotak, isinya nggak ada. Pas di periksa satu-satu rupanya dua puluh perhiasa Ibu sudah raib.''
''Huuaaaaaaa ... bagaimana ini Sen.''
''Apa kita kemalingan, Bu?'' tebak Seno pada akhirnya.
''Masa sih, di perumahan elit gini ada maling Mas.'' timpal Siska sedikit tidak percaya.
''Ya, siapa tau kan? hari apes nggak ada di kalender.'' ujar Seno menatap Siska, begitu pun Siska yang tiba-tiba diam memikirkan sesuatu.
''Mas. Brangkas kita!'' teriak Siska kaget.
Seno melotot dan langsung berlari kencang ke lantai atas, dimana ia menyimpan seluruh hartanya disana.
BRAAAK!
Seno membuka pintu kamarnya dengan kencang, lalu berlari ke arah brangkas yang segede gaban. Lalu Seno menekan tombol satu persatu dengan tangan gemetar dan dada berdegup kencang, ia berharap jika semua uang dan harta benda di dalam sini masih itu.
TIT.
Seno belum berani membukanya, ia menarik nafas dengan perlahan dan memejamkan kedua matanya sambil membuka pintu brangkas itu dengan perlahan.
''MAS! UANG DAN EMASNYA HILANG!'' Teriak Siska yang baru masuk, dan membuat Seno langsung membuka kedua matanya.
JRENG JRENG ...
Raawww ... hanya lalat yang keluar dari brangkas.
Seluruh tumpukan uang dan tumpukan emas antam dari gram kecil hingga gram besar raib tidak ada di tempat. Yang ada hanya surat-surat tanah dan surat ruko atas nama Seno.
''AAARRRRGGGGG ...'' Teriak Seno dengan kencang, samapi-sampai burung yang sedang tidur di pohon langsung bangun dan terbang karna terkejut mendengar teriakan Seno yang tidak berahlak.
''Dimana semua uangku!''
Kepala Seno masuk kedalam brangkas, ingin memastikan jika tumpukan uang miliarannya masih ada, namun nihil ... semua uang itu hilang tidak tersisa.
BUGH!
''Kurang ajar! Sialan! Siapa yang sudah berani mengambil semua uangku!''
BUGH. BUGH. BUGH.
Seno meninju dan menendang brangkas itu, namun ajaibnya brangkas itu masih kuat bahkan lecet pun tidak.
Siska menangis berguling-guling di lantai seperti bocah tantrum yang ingin mainan.''Mas ... uang kita Mas... huaaaaa ... uang kitaaa, uang kita hilang...''
Jadilah hari ini mereka menangis bertiga, meratapi semua harta mereka yang raib entah kemana..
•••
Brangkasnya ... bisa kalian tebak, berapa miliar yang Nandini gelapkan?
💯💯💯💯💯❤❤❤❤❤❤Adammmmmm💕💕💕