Nawang sangat mencintai Rafli namun karena suatu hari Nawang tidur seranjang dengan Aiden kakak dari Rafli membuat kedua orang tua Aiden menikahkan dengan Nawang sering cekcok apakah rumah tangga keduanya akan bertahan atau akan cerai di tengah jalan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa sangat cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lo Ngga Usah Sok Pahlawan
Nawang menatap punggung Arda yang perlahan menjauh, sedangkan Aiden curiga dengan Arda yang habis minum obat perangsang, Aiden sangat hafal dengan reaksi dari obat perangsang, Aiden juga takut Renata akan di paksa melayani Arda yang sedang bergairah.
Nawang beringsut berdiri dari tempat duduknya, setelah Nawang membayar pesanan makanan dan minuman, sementara Aiden juga beringsut berdiri, berniat menyusul Renata dan Arda supaya Arda tidak memperkosa Renata.
Aiden melangkah dengan terburu buru sehingga tak menyadari kalau ada seorang wanita yang sedang berdiri, wanita itu adalah Nawang sedang diam di tempat karena sedang fokus menelpon Arda.
Akibat rasa cemas dan rasa panik yang di rasakan Aiden membuat Aiden menabrak tubuh Nawang yang berdiri membelakangi dirinya, karena kaget membuat tubuh Nawang hampir ambruk ke bawah, namun sebelum tubuh Nawang jatuh tersungkur ke atas lantai, tiba tiba tangan kekar seseorang menangkap tubuh Nawang.
Nawang ingin mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang telah menangkap tubuhnya, sehingga Nawang tak sampai jatuh tersungkur ke lantai, seandainya orang itu tidak menangkap Nawang pasti tubuh Nawang sudah mendarat di lantai.
"Maafkan saya mba, saya tadi buru buru" ucap Aiden sambil melepaskan tubuhnya Nawang, sedangkan Nawang merasa familiar dengan suara tersebut, dengan cepat Nawang membalikkan badannya untuk menatap ke arah orang yang menangkap tubuhnya.
"Lo" kata Nawang dan Aiden secara bersamaan, saat Aiden dan Nawang saling melihat satu sama lain.
"Aiden, lo ngga usah sok pahlawan deh sama gue, lo yang nabrak lo juga yang berpura pura nolongin gue supaya badan gue ngga jatuh ke lantai" tuduh Nawang sambil menunjuk nunjuk wajah Aiden dengan jari telunjuknya, sementara Aiden tercengang mendengar tuduhan yang di lemparkan oleh Nawang kepadanya.
"Nawang, gue benar benar ngga sengaja, gue tadi jalannya buru buru" jawab Aiden sambil menatap ke Nawang, sementara Nawang memutar bola matanya malas.
"Aiden, lo ngapain di sini jangan jangan lo janjian sama cewek ?" cerca Nawang sambil menatap penuh selidik ke Aiden, sedangkan Aiden menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.
Sungguh Aiden tak mungkin jujur kalau sebenarnya Aiden mengikuti Nawang, sehingga Aiden sampai ada di restorant yang sama dengan Nawang.
"Aiden, jangan jangan lo selingkuh di belakang" perkataan Nawang belum selesai sudah di potong oleh Aiden.
"Nawang, jangan sembarangan gue ngga selingkuh, gue tadi mau ketemu rekan kerja gue buat bahas kerjasama" elak Aiden berdusta, sementara Nawang memicingkan mata ke arah Aiden.
Nawang belum percaya dengan omongan Aiden, namun karena Nawang sedang malas debat membuat Nawang langsung pergi meninggalkan Aiden.
Tujuan Nawang saat ini adalah perusahaan miliknya Rafli, dirinya ingin mengobrol dengan Rafli, pria yang sampai saat ini masih ada di hatinya.
Aiden menatap kepergian Nawang, Aiden yang tadinya akan mengikuti mobil miliknya Renata, namun kini pindah tujuan saat Nawang wanita yang sudah ada di hatinya pergi, kini tujuan Aiden mengikuti kemana langkah Nawang.
Renata sudah sampai di apartement miliknya, lalu Renata memapah tubuh Arda yang postur tubuhnya lebih besar di banding Renata, kini Renata sudah membawa Arda masuk ke kamar miliknya yang ada di apartment.
Renata yang berniat pergi langsung di tarik tangannya oleh Arda, kini posisi Renata ada di atas tubuh Arda, sungguh akibat minuman yang di campur obat perangsang yang Arda minum membuat Arda bernafsu dan bergairah, bahkan kepada Renata wanita yang biasanya Arda anggap biasa saja, kini terlihat membuat Arda bergairah.
Arda melumat bibir tipis Renata yang sejak tadi menggoda, hal itu membuat Renata senang, walau Renata tahu itu Arda lakukan karena efek obat perangsang, namun tak jadi masalah untuk Renata.
Arda kini sudah ada di tubuh Renata, kini keadaan kedua orang tersebut sama sama telanjang bahkan Renata dan Arda saat ini sedang melakukan hubungan intim layaknya suami istri.
Aiden mengikuti taksi yang di tumpangi Nawang, ternyata taksi tersebut berhenti di sebuah perusahaan yang sangat Aiden kenal, kini Nawang turun dari taksi dan berjalan masuk ke dalam perusahaan miliknya Rafli setelah Nawang membayar taksi.
Aiden juga bergegas turun dari mobil miliknya, Aiden mengikuti langkah kakinya Nawang dengan jarak yang lumayan jauh supaya tidak di ketahui oleh Nawang, Aiden sudah bisa menebak kalau tujuan Nawang saat ini pasti ruang kerja miliknya Rafli sang adik.
"Rafli" panggil Nawang setelah dirinya membuka pintu ruang kerja miliknya Rafli, sementara Rafli yang sedang fokus menatap berkas yang ada di hadapannya langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Kak Nawang, sudah aku ingatkan berkali kali kalau mau masuk ke ruangan orang itu ketuk pintu dulu atau beri salam terlebih dahulu supaya lebih sopan" jawab Rafli dengan nada ketus, sementara Nawang tersenyum kecil, sedangkan Aiden saat ini sudah berada di luar pintu ruang kerja Rafli.
"Rafli, sejak kapan kamu panggil aku kak ? mending kamu panggil aku nama saja soalnya aku bukan kakak kamu" sahut Nawang sedikit tak suka Rafli memanggil dirinya kak, sedangkan Rafli langsung menjawab.
"Sejak tadi kak Nawang, mulai sekarang aku bakal panggil kamu kak soalnya kamu kakak ipar aku, walau kamu bukan kakak aku tapi kamu menikah dengan kakak kandung aku jadi otomatis aku manggil kamu kak" jelas Rafli yang membuat Nawang tersenyum masam, berbeda dengan Aiden yang menerbitkan senyum lebar setelah mendengar jawaban dari Rafli.
"Rafli, tapi kamu tahu sendiri kalau aku sama kakak kamu itu ngga saling mencintai" celetuk Nawang yang membuat Aiden tersenyum getir, sedangkan Rafli geleng kepala seperti orang india mendengar omongan Nawang.
"Kak Nawang, walau kalian berdua menikah dalam keadaan ngga saling mencintai, tapi kalian berdua harus berusaha saling mencintai, kalian harusnya bersyukur karena sudah menikah, banyak di luar sana yang ingin menikah tapi belum bisa menikah karena masalah ekonomi, masalah pasangan yang belum siap menikah, dan masalah lainnya" jelas Rafli memberi pengertian kepada Nawang.
"Rafli, tapi pria yang aku cintai itu kamu bukan Aiden" jawab Nawang setengah berteriak, sedangkan Aiden bagai terhimpit batu besar mendengar pengakuan dari Nawang.
Bahkan Aiden dadanya merasa sesak karena sang istri terang terangan mengatakan bahwa tak mencintai Aiden, dan yang lebih menyakitkan lagi bahwa Nawang sang istri mencintai Rafli adik Aiden.
"Stop kak Nawang, aku ngga mencintai kamu, apalagi kamu sekarang sudah menjadi istri kak Aiden, kalau aku mencintai kamu dari dulu saat aku mengatakan cinta ke aku, pasti langsung aku terima, harusnya kamu bisa menerima kenyataan bahwa sekarang kamu itu istri kak Aiden" bentak Rafli sambil menatap nyalang ke Nawang.
Nawang langsung membelalakkan matanya lebar dengan mulut yang menganga, Nawang tak menyangka Rafli yang biasanya baik dan tidak gampang marah kini tega membentak Nawang.