NovelToon NovelToon
Vanadium

Vanadium

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Epik Petualangan / Keluarga / Anak Lelaki/Pria Miskin / Pulau Terpencil
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: ahyaa

Ada begitu banyak pertanyaan dalam hidupku, dan pertanyaan terbesarnya adalah tentang cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahyaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode sebelas

Debu masih berterbangan di sekelilingku, terowongan yang pengap serta gelap akhirnya bisa menurun sedikit intensitas ketegangannya. Para penjahat itu tidak butuh waktu lama untuk di ringkus oleh para petugas, noda hitam di belakang baju mereka membuat pembelaan diri terasa sia sia, ada beberapa di antara mereka yang masih mencoba melawan namun percuma, mereka kalah jumlah serta kalah kekuatan.

Lima orang pelaku segera di bawa ke kantor polisi terdekat, satu orang penumpang yang terkena tembakan juga berhasil di selamatkan, beruntung salah satu staf komandan keamanan ada yang dari latar belakang medis, pendarahannya sudah berhasil di hentikan, sekarang ia sedang di bawa menuju rumah sakit.

Aku duduk di pinggiran rel kereta api sambil bersandarkan dinding terowongan, memandangi para penumpang serta kereta api yang sudah tergolek tak karuan. Tiga gerbong kereta menghantam dinding terowongan sementara dua lainnya terhimpit satu sama lain. Beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, hanya ada lima orang yang luka luka karena terantuk benda di sekitar, sama sepertiku.

Aku duduk bersebelahan dengan om Rizal dan juga masinis Jefri, komandan keamanan bersama anak buahnya terlihat masih mengumpulkan barang barang bukti, aku tidak tau berapa lama para penjahat itu akan di kenakan hukuman atas perbuatan mereka. Mulai dari merusak kereta api, merampas harta penumpang, melukai penumpang, bahkan dia membahayakan keselamatan semua penumpang.

Tidak banyaknya korban luka luka itu berkat om Rizal dan masinis Jefri, om Rizal ternyata sejak pagi sudah sibuk memperingatkan para penumpang agar ketika ada guncangan yang tidak seperti biasa, diharapkan para penumpang bisa berpegangan erat pada sekelilingnya, agar tidak terlihat mencurigakan, om Rizal juga memberitahu kepada tiga orang yang ia curigai. peran penting juga ada di tangan masinis Jefri, dia sudah memperhitungkan bagaimana cara agar ketika kereta terlepas tidak menimbulkan goncangan yang keras, masinis Jefri juga semalam sudah berkoordinasi dengan pihak stasiun untuk meminta di antar kan satu kereta menuju stasiun, karena ia mengkhawatirkan kalau keretanya akan rusak berat. Saat ini kereta sedang dalam perjalanan, kurang lebih dalan waktu satu jam ke depan kereta akan tiba, masinis Jefri tadi juga sudah memberitahu kepada seluruh penumpang agar sabar menunggu serta meminta para penumpang untuk mengambil barang barang berharganya yang tadi sempat di ambil oleh para penjahat. Aku juga tadi sempat masuk ke dalam gerbong ke lima, mengambil uang, buntalan kain, serta peralatan menggambar ku.

" Kau sepertinya berbakat menjadi detektif, Dium." ucap om Rizal sambil mengacak rambutku.

Aku tertawa mendengar ucapannya, aku sebenarnya lebih tertarik belajar tentang ilmu pengetahuan serta elektronika, ada begitu banyak hal hal yang ingin aku ketahui tentang itu .

" Kalau bukan Karena mu, aku rasa bisa jadi akan ada penghuni baru terowongan ini Dium, dan ngomong ngomong hati hati jangan terlalu berisik, takutnya nanti arwah sang suami malah datang dan mengikuti kita." Ucap masinis Jefri dengan wajah serius.

Aku dan om Rizal tertawa mendengarnya, sepertinya masinis Jefri juga sudah mendengarkan cerita itu.

" Aku juga punya cerita yang lebih menyeramkan Dium, kau mau tau? Cerita tentang legenda kereta hantu." ucap masinis Jefri

Aku sudah berjalan menjauh, tertawa melambaikan tangan, aku tidak tertarik mendengar cerita cerita horor. Meninggalkan om Rizal yang tertawa dan masinis Jefri yang masam wajahnya.

" Apakah kau mau mendengarkan cerita itu zal? Aku jamin yang satu ini kau belum pernah mendengarkannya." ucap masinis Jefri kepada om Rizal.

Om Rizal tertawa lalu menyusul ku yang sudah jauh, dia melambaikan tangannya, sama sepertiku dia juga tidak tertarik.

Wajah masinis Jefri semakin masam. Ia menoleh ke sebelah kanannya, terlihat komandan yang sedang duduk sambil menuliskan sesuatu.

" Komandan mau gak denger cerita tentang masinis kereta hantu?" tanya masinis Jefri.

Komandan yang sedang menulis menghentikan gerakannya, menatap masinis Jefri.

" masinis kereta hantu? Sepertinya aku belum pernah mendengar tentang kisahnya, coba ceritakan." ucap pak komandan sambil bersiap mendengarkan.

Aku dan om Rizal yang duduk agak berjauhan dengan mereka tertawa ketika melihat masinis Jefri mulai bercerita kepada komandan, sementara di sebelah sana, masinis Jefri hanya mengangkat tangannya yang terkepal ke arah kami berdua, lalu melanjutkan ceritanya.

" Kau sudah menyelamatkan nyawa kami semua hari ini Dium." ucap om Dium memecah lenggang.

Aku hanya mengangkat bahu, tidak masalah, memang sudah kewajiban sesama manusia untuk saling membantu, lagipula ini semua bisa terlaksana dengan baik berkat adanya koordinasi yang baik dari semua pihak, aku hanya membantu di awal saja.

" Apakah kau akan kembali suatu hari nanti nak?" tanya om Rizal.

Aku terdiam, aku tidak tau apakah akan kembali atau tidak setelah ini.

" aku tidak tau om, rumah tempat ku bersandar sudah tidak ada, atau mungkin salah satu alasan ibu menyuruh ku untuk pergi merantau agar menemukan sandaran di tempat yang lain, entah lah aku juga tidak mengerti." ucapku pelan

lenggang sejenak, om Rizal menghela nafas pelan.

" Kalaupun kau tidak mau kembali ke kampung, kau selalu bisa menemui ku di kereta nak, terserah padamu mau menganggap ku ayah, Abang, teman, atau saudara. Aku akan mendengarkan keluh kesah mu." ucap om Rizal

Aku mengangguk, mengucapkan terimakasih banyak, aku sepertinya menemukan keluarga baru di sini.

" kira kira apakah cerita masinis Jefri itu benar atau tidak om?" tanyaku sambil tertawa.

om Rizal balas tertawa lebih kencang lalu menggelengkan kepalanya

" Dia penipu besar, ketika aku baru pertama kali bergabung kerja, ia paling suka membohongiku dengan cerita ceritanya, jadi jangan harap aku akan terkena lagi. Tapi walau bagaimanapun dia adalah masinis serta teman yang baik, dia menasehati ku banyak hal, walaupun terkadang aku tidak mengikuti nasehatnya." ucap om Rizal menjelaskan

" Kalau begitu, nasib buruk bagi pak komandan om, semoga saja komandan tidak mudah percaya dengan semua perkataannya." ucapku sambil tertawa.

Om Rizal balas tertawa, mengangguk setuju.

Dari kejauhan di ujung lorong terlihat sesuatu bergerak menuju kami, sepertinya kereta api yang di minta oleh masinis Jefri sudah tiba, sorot lampunya benar benar membuat mata menjadi perih, aku terpaksa harus membuang wajah daripada harus menerima pancaran sinar yang berlebihan. Lima belas menit berlalu akhirnya kereta api itu sudah berada di depan kami, ia sedikit terlambat karena tadi harus memutar posisi kepala dan ekor, beruntung di depan terowongan ada tempat putaran untuk kereta api. Masinis yang mengemudikan kereta api itu loncat turun lalu memberikan penghormatan serta laporan kepada masinis Jefri yang kelihatannya sudah selesai bercerita dengan komandan. Sepertinya perjalanan kami akan segera di lanjutkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!