Terjerat Cinta CEO Kejam

Malam yang cukup indah, tapi tidak dengan hati seorang tuan damian.

Malam ini dia sedang tidak baik baik saja bukan fisiknya melainkan perasaan yang ia rasakan, semenjak pulang dari rumah sakit ia masih setia merenungkan diri di kursi tamunya.

'si*l kenapa dengan diriku, aku hanya menatap kosong seperti ini, aku memikirkan dia, kenapa otak dan pikiranku sebenarnya?' ucap damian pada dirinya sendiri.

Tak lama ia pun beranjak ke kamarnya dan pergi ke kamar mandi, mungkin ia pikir dengan mandi perasaan yang sejak tadi ia pikirkan menjadi jernih.

****************

Malam semakin larut pria itu bahkan masih setia membuka matanya di atas tempat tidurnya

'bagaimana keadaan chika sekarang. aku harap ia tak demam lagi malam ini. Sial tau begitu aku saja yang tidur di sana rasanya seperti ada yang kosong, tapi sadarlah damian dia bukan siapa siapa lo, lo hanya kasihan liat dia gak punya keluarga yang dampingi' ujar damian pada dirinya sendiri.

damian seperti sedang berusaha menutup sesuatu pada dirinya sendiri, ia bahkan tak mengenali perasaannya pada chika yang mulai tumbuh sedikit demi sedikit.

Pada akhirnya damian tertidur dengan perasaan hawatir pada chika tapi tak ingin menemui gadis tersebut.

Keesokan hari rio datang ke apartemen damian untuk memberikan informasi mengenai chika lebih dalam.

"kau sudah mendapatkan apa yang aku mau?" tanya damian pada rio

"sudah tuan, ini " rio memberikan sebuah dokumen pada damian mengenai asal usul chika yang sebenarnya.

"chika dan keluarganya bukan asli orang sini tuan, ayahnya meninggal kecelakaan saat dia sd sedangkan ibunya sesuai yang anda tau dia baru meninggal kemarin"

"hmmm

"nona chika hidup cukup susah semenjak ayahnya meninggal bahkan mereka harus pindah pindah kontrakan tuan, dan yang masalah yang baru saya temukan mungkin itu yang membuat nona chika sakit"

"apa itu?"

"ibunya mempunyai hutang sebanyak 200 juta pada seorang renternir, menurut informasi beberapa hari lalu rentenir itu ingin menjual nona chika bila nona chika tak mampu membayar hutang ibunya"

"menjual"

"ia tuan rentenir itu juga seorang mucikari tuan" ujar rio

"oh, itu sebabnya chika sampai sedikit stress"

"bisa jadi tuan"

"hmm menarik"

"tuan bisa saya memberi ide?"

"apa itu,"

"kenapa tidak anda saja yang membayar hutang tersebut dan meminta nona chika untuk jadi istri anda sebagai imbalan" saran rio

"kenapa kamu berpikir seperti itu?"

"karena saya melihat anda dan nona chika cocok tuan"

"hmmm tapi bagaimana caranya agar dia sendiri yang meminta tolong padaku rio?"

"hmmm saya akan mencari ide nya tuan" ujar rio

"lakukan lah, aku tak ingin seperti pria yang mengejar ngejar wanita, aku ingin dia yang meminta tolong padaku sendiri"

"baik tuan"

...****************...

Di rumah sakit

"ini koper siapa chika?" tanya ka sasa padaku saat ia beres - beres kamar

"oh itu milik tuan damian ka"

"kenapa ada disini?"

"kan tuan damian nginep disini waktu itu ka"

"niat banget sampai bawa baju sekoper?"

"ya ampun ka orang kaya beda"

"kamu benar, terus gimana balikinnya?" tanya ka sasa

"kita bawa aja ka, besok kalau masuk kerja baru aku bawa ke sana. Lagi pula mereka juga gak mungkin ke sini" jawabku

"ya udah deh"

Saat sedang beres beres, perawat memanggil

"kepada pendamping nona chika harap ke ruang perawat" ujar perawat di pengeras suara

"aku ke depan dulu yah chika?"

"iyah ka"

Saat ka chika keluar aku terduduk sambil.melihat koper milik tuan damian, entah kenapa ada perasaan yang tak bisa aku gambarkan, aku seakan menunggu ia datang menemui ku meskipun aku tau itu mustahil 2 hari selalu bersama di tambah sikap ia yang sangat berbeda dari biasanya membuat ku sedikit nyaman.

Pintu terbuka tapi bukan sosok tuan damian yang datang melaikan ka sasa

"kamu kenapa?"

"gak apa apa ka"

"sudah semua barangnya?"

"sudah ka"

"ayo," ajak ka sasa

Kami pun keluar dari rumah sakit dan pergi ke kontrakan ka sasa, karena aku takut bertemu dengan bu retno dan para pengawalnya

"ka sasa?" tanya ku

"kenapa?"

"ko aku malah takut yah,"

"takut kenapa?"

"takut ketemu mereka di jalan" jawabku

"kamu tenang aja, kontrakan kaka aman ko?"

"tapi ka aku emang harus cari uangnya deh dari sekarang, kalau aku ketemu mereka kalau aku ada uang pasti gampang?" ujar ku

"bener juga si, kamu gak nyoba pinjem ke perusahaan?" saran sasa kembali

"tapi kan ka aku hanya karyawan kontrak"

"coba dulu setengahnya, nanti kaka bantu kamu sisa nya"

"hmmm besok aku coba deh ka,"

"semangat oke"

Aku pun sampai di kontrakan ka sasa yanh cukup sederhana ini, kami berdua makan siang bersama karena tadi di rumah sakit tak sempat makan

"kaka kerja sampingan malam ini?" tanyaku

"sepertinya harus, ini kan malam minggu biasanya club ramai dan kaka gamau ngelewatin soalnya uang tips nya lumayan"

"boleh aku ikut"

" no chika, kamu baru sembuh"

"ayo lah ka, aku juga lagi gak pegang uang"

"tapi chika, nanti kalau ada orang- orang bu retno gimana?"

"hmmm ia juga si ka"

"udah mending kamu tidur aja disini dulu, jangan banyak aktifitas yah, kamu tenang aja mereka gak bakalan kesini selagi kamu diam di rumah oke"

"baik lah ka"

Akhirnya aku ikut saran ka chika selama dua hari ini aku diam di kontrakan ka chika, bahkan baju bajuku akhirnya bisa di ambil berkat bantuan ka chika dan bu lala tetangga kontrakan ku.

...****************...

Hari senin tiba saat nya aku kembali ke tempat kerja, semuanya nampak baik - baik saja seperti tak ada apa pun bahkan mereka semua tak bertanya kabar aku yang sudah 3 hari ijin kerja,

yah begitu lah teman teman ku di tempat kerja bila mereka butuh pasti tak akan mendekati ku.

Hari ini perdana aku kerja tak memakai kaca mata bulatku seperti biasanya karena ka chika lupa memintanya pada bu lala sedangkan kaca mata yang kemarin ku pakai patah saat kejadian di lift kemarin.

Semua wanita petugas kebersihan melirik sinis padaku

"lo cantik juga yah gak pakai kaca mata" ujar ka sinta

"apa mungkin lo sengaja yah buka kaca mata, kemarin kemarin tuh kaca mata gak pernah lepas perasaan" ucap ka meta

"emangnya kenapa kalau chika ka gak pakai kata mata lo iri" ucap ka sasa membela ku

"lo ikut campur mulu"

"urusan chika jadi urusan gua, mau apa lo"

"lo yah" tunjuk ka sinta

"apa lo"

Terjadilah keributan antara ka sasa dengan ka sinta pagi ini karena aku, beruntung cuma kami para petugas kebersihan yang baru datang, aku mencoba melerai perkelahian antara ka sasa dan ka chika meskipun ujung ujung nya di pisahkan oleh ka angga

"STOP, kalian ini pagi pagi udah ribut" tegur pak angga pada kami

"dia duluan pak" tunjuk sinta pada pak angga dengan gaya manisnya

"enak aja lo"

"stop, kalian berdua lembur satu jam " tegas pak angga

"tapi pak" protes mereka berdua

"diam"

"semuanya kembali ke bagian lantai masing masing"

"semuanya pun bubar menuju lantai kerja masing masing"

"maap yah ka sasa,gara gara aku ka sasa jadi dapet hukuman deh" ucapku ngerasa bersalah

"gak apa apa, udah ayo kita kerja"

Bersambung. . .