NovelToon NovelToon
Takut Gak Sih

Takut Gak Sih

Status: sedang berlangsung
Genre:Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

terinspirasi dari film: Takut Gak Sih.

menceritakan seorang You Tuber dengan nama Chanel Takut Gak Sih yang membuat konten untuk membongkar kasus kematian para arwah gentayangan dari berbagai daerah dan pulau.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Galang Sang MC

Seorang pemuda berkulit sawo matang dan berwajah tampan terlihat duduk termenung di bawah pohon besar di belakang rumahnya yang hanya terbuat dengan dinding kayu dengan lantai yang masih tanah kasar belum di cor apalagi di lapisi keramik..

Pemuda itu tampak menatap video di hpnya dengan ekspresi serius.

Galang namanya, dia adalah seorang pemuda miskin, sekaligus pemuda yatim piatu yang kini hanya tinggal sebatang kara di Desa Sumbersekar, Malang, Jawa Timur.

Tampak Galang memperhatikan video di ponselnya dengan ekspresi sangat serius, sebuah video seorang gadis yang sedang mevideokan suasana di desa Keramat, Pemalang, Jawa Tengah.

Tampak di desa itu suasana sangat sepi, bagaikan desa mati. Benar benar menunjukan kesan yang sangat horor.

"Hai Guys, kembali lagi di chanel aku Cahaya Nusantara, kali ini aku mau mencoba memecahkan misteri di salah satu desa yang berada di Pemalang.

Yaitu Desa Keramat, sesuai dengan namanya Desa Keramat bisa di bilang desa ini suasananya terkesan cukup horor..." jelas gadis itu kemudian ia menunjukan setiap sudut desa Keramat yang sangat sepi walaupun siang hari.

"Jadi aku mau mencoba memenuhi request dari salah satu penonton setiaku, namanya Abdulrizqi8760. Dia mengatakan bahwa di Desa keramat, Pemalang, Jawa Tengah keadaanya saat ini seperti desa mati, banyak warga yang tidak mau keluar dan memilih berdiam diri di rumah, bahkan beberapa warga yang memiliki banyak uang memilih untuk pindah dari desa ini.

Alasannya cuma satu, karena di desa Keramat ini sedang terjadi teror gadis yang meninggal 2 minggu yang lalu."

Gadis itu yang bernama Cahaya kemudian mevideo seorang pria paruh baya dengan mata yang berkaca kaca.

"Dia bernama Pak Lukman, Pak Lukman ini adalah ayah dari gadis penuh darah yang meninggal 2 minggu yang lalu." Jelas Cahaya.

Kemudian Cahaya bertanya, "Pak Lukman, sekarang anda bisa ceritakan bagaimana awal dari semua teror di desa ini." Ucap Cahaya.

Pak Lukman mengelap Air matanya, "asal teror ini terjadi ketika saya menemukan jasad anak saya di kamarnya dalam keadaan tanpa busana dan alat vital yang terus menerus mengeluarkan darah, saya menduga bahwa anak saya di perk*sa oleh seseorang dan di bunuh dengan kejam...

Saat itu saya sedang bekerja di ladang, saya menduga bahwa anak saya di bunuh oleh tunangannya yang bernama Ilham, padahal Ilham dan anak saya akan menikah 5 hari sebelum kejadian itu. Namun dengan teganya ilham membunuh anak saya... anehnya warga desa dan para aparat Tidak ada yang berani menangkap Ilham karena Ilham adalah anak seorang pengusaha kaya...

sejak saat itulah arwah anak saya tidak tenang dan meneror warga desa karena tidak berani menuntut keadilan!" Jelas Pak Lukman dengan nada suara pilu.

Galang yang menyaksikan video itu menghela nafas panjang, ketika melihat sesosok arwah wanita dengan gaun putih dan bagian bawah yang terus menerus mengucur darah merah duduk di samping Pak Lukman.

Sosok wanita itu hanya menatap kosong pemandangan di depannya dengan ekspresi dingin tanpa ekspresi, hingga akhirnya wanita itu menatap ke arah layar ponsel lebih tepatnya menatap Galang.

Bukan tatapan permusuhan namun tatapan memelas yang seolah mengisyaratkan pertolongan.

Galang langsung mematikan ponselnya, wajahnya menengadah menatap langit di atasnya, ia memang terlahir istimewa, memiliki indra keenam sehingga mampu melihat para arwah dan makhluk halus lainnya.

Banyak sekali arwah penasaran yang menemui Galang, sekedar meminta pertolongan kepada Galang untuk mengungkap kematian mereka yang tidak wajar dan memberikan keadilan kepada mereka.

Namun Galang tidak memperdulikan mereka, ia sudah kehilangan semangat hidupnya sejak kedua orang tuanya meninggal.

Galang memejamkan matanya hingga tidak lama kemudian dia tertidur pulas, dalam tidurnya Galang bermimpi ia sedang duduk bersila di atas batu altar besar dengan di sekelilingnya adalah pohon pohon pletanus tua dan puluhan bunga indah warna warni yang mengeluarkan aroma sangat wangi.

Galang menatap sekitar, ia sedikit terkejut melihat pemandangan di sini, " dimana ini? Ini semacam tempat pertapaan..." Batin Galang.

"Dugaanmu benar, Nak. Tempat ini adalah tempat pertapaanku.." Sebuah suara menyahut.

Galang terkejut, ia menatap sumber suara itu dengan ekspresi waspada. Tampak seorang kakek tua bungkuk memegang tongkat kayu duduk di dahan pohon pletanus tua dengan senyum tipis menatap Galang.

"Siapa kamu?!" Tanya Galang dengan heran.

"Aku.... perkenalkan namaku adalah Panemban Sabdowolo, aku menemuimu untuk mengingatkan kewajibanmu. Indra keenam milikmu itu harus kamu gunakan untuk mengungkap kematian para arwah.... kamu tidak harus selamanya seperti ini hanya karena kematian kedua orang tuamu, percayalah mereka sangat sedih melihatmu seperti ini..." Jelas kakek tua itu.

Lap!

Galang tiba tiba terbangun dari mimpinya, ia termenung menatap arwah wanita dengan rambut awut awutan, bergaun putih, dan Darah yang mengucur terus menerus dari alat vitalnya.

Galang memejamkan matanya, meskipun ia sudah terbiasa melihat makhluk halus namun bagaimana pun juga Galang memiliki rasa takut, jelas ia sedikit gelisah melihat arwah di depannya namun Galang masih bisa tenang.

"Toollllonggg! Akuuu!!!" Ucap arwah itu dengan suara pilu.

"Pergilah, aku akan segera menuju ke desamu dan mengungkap kematianmu." Jawab Galang.

Sontak arwah itu menghilang begitu saja.

Galang berdiri dari tempat duduknya, ia menghela nafas panjang sebelum akhirnya masuk ke rumah dan menyiapkan semua barang yang ia perlukan.

Siang hari itu Galang menuju ke desa Keramat, Pemalang, Jawa Tengah untuk mengungkap teror gadis penuh darah itu.

***

Waktu berjalan dengan sangat cepat, sore hari Galang akhirnya tiba di desa Keramat.

Tidak mau membuang waktu terlalu lama, Galang langsung bertanya kepada salah satu warga letak di mana rumah Pak Lukman.

Setelah mendapatkan jawabannya Galang berterimakasih kemudian langsung menuju ke rumah Pak Lukman.

Di teras rumah itu terlihat Pak Lukman yang masih bersama dengan cahaya, seorang You touber kecil pemilik channel Cahaya Nusantara.

"Assala'mualaikum..."

"Wa'alaikum salam, eh.. mas siapa ya?" Tanya pak Lukman heran karena baru melihat Galang di desa ini.

"Saya cuma orang lewat Pak, saya dengar anak bapak tewas karena di bunuh. Di sini saya mau mengungkap kematian beliau..." Jawab Galang.

"Mengungkap? Apakah kamu juga You touber sama sepertiku?" Tanya Cahaya.

Galang menggeleng, "tidak..."

Galang mengabaikan cahaya dan menatap Pak Lukman, "boleh saya pinjam sendal milik anak bapak yang tewas itu?" Tanya Galang.

Pak Lukman terlihat masih bingung dengan kehadiran Galang yang tiba tiba, namun dia tetap memberikan satu sendal yang sering di gunakan oleh anaknya.

Galang tersenyum ia menerima sendal tersebut kemudian duduk bersila di teras rumah itu, dengan posisi yang seperti orang bertapa.

Sendal tersebut di ledakan tepat di depan galang.

Cahaya dan Pak Lukman mengedutkan matanya melihat apa yang Galang lakukan.

"Sialan! Apa dia orang gila?" Tanya Pak Lukman dalam hatinya, apalagi melihat pakaian yang Galang kenakan sudah tidak layak di pakai.

Sedangkan Cahaya mevideokan aksi galang.

Galang memejamkan matanya, dalam pandangannya bukanlah kegelapan. Melainkan pemandangan rumah ini.

Tampak anak Pak Lukman yang bernama Siti, baru saja pulang kerumah setelah di antar pulang oleh pemuda yang tidak lain adalah Ilham.

"Mau masuk dulu mas?" Tanya Siti kepada Ilham.

Ilham menggeleng dan tersenyum, "kapan-kapan saja, dek. Mas harus menyiapkan banyak hal untuk pernikahan kita."

Ilham kemudian pergi begitu saja dengan menggunakan motornya sementara itu Siti masuk ke rumahnya.

Di ruang tamu sudah duduk Pak Lukman.

"Duduk dulu nduk, bapak udah buatin kamu es jeruk kesukaanmu. Kamu pasti capek." Ucap Pak Lukman.

Siti tersenyum. Ia duduk dan tanpa basa basi meminum es jeruk itu, karena kebetulan ia memang sedang haus.

Galang tampak berdiri di pojok ruangan menyaksikan setiap kejadian demi kejadian.

"Sudah berapa persen persiapan pernikahan kamu dengan Ilham nduk?" Tanya Pak Lukman.

"80 persen pak, tinggal bagikan undangan sama pesen makanan." Jawab siti sembari menaruh gelas di meja.

Siti dan Pak Lukman terus berbincang hal hal ringan, hingga akhirnya Galang melihat Siti pingsan begitu saja.

Galang menghela nafas panjang, "sudah kuduga, Pak Lukman ini adalah pelakunya. Aku benar benar tidak habis pikir dengannya, bahkan harimau yang sangat buas tidak akan memakan anaknya sendiri walaupun dalam keadaan selapar apapun, namun dia dengan teganya meperko*sa anaknya sendiri karena tidak tahan menahan nafsunya."

Galang melebarkan matanya, ketika melihat ada sembilan warga desa Keramat yang keluar dari kamar Siti.

Mereka semua tersenyum bagaikan binatang buas.

"Kerja bagus Lukman!" Ucap seorang pria paruh baya dengan seragam hijau, ia adalah kades desa Keramat.

Tidak ada tatapan menyesal di mata Lukman ia justru menyeringai, "lakukan sepuas kalian, kalian sudah membayar kalian berhak mendapatkannya." Ucapnya.

Dengan cepat kesembilan pria itu menggendong Siti masuk ke kamar dan menggilir siti dengan kejam dan brutal, Siti sama sekali tidak mampu berteriak karena mulutnya tersumpal oleh sapu tangan.

Galang yang melihat hal itu memejamkan matanya, ia sama sekali tidak bisa berbuat apapun karena sejatinya tubuhnya saat ini bukanlah tubuh fisik, tubuhnya saat ini hanyalah jiwa yang kembali ke masa lalu dan menyaksikan segalanya.

Galang tidak bisa berbuat apapun sekedar untuk berteriak apalagi menolong Siti, ia hanya bisa menyaksikan semuanya.

Selama kejadian itu berlangsung Galang menatap Pak Lukman yang duduk tenang di ruang tamu sembari tersenyum tanpa dosa. Ingin sekali Galang menghajarnya saat itu juga.

Hingga akhirnya karena di gilir 9 pria sekaligus Siti tidak kuat dan ia tewas begitu saja.

Setelah itu Pak Lukman membuat alibi bahwa dia berada di ladang dengan saksi kesembilan Pria termasuk Pak Kades.

Kematian itu di tutupi dengan cerdik oleh Pak Kades, ia menghapus segala bukti yang ada dan menyuap polisi untuk tidak menyelidiki kasus ini lebih lanjut dan menuduh ilham sebagai pelakunya.

Namun karena Ilham memiliki alibi kuat dan ayah yang seorang pengusaha kaya raya membuat dia juga tidak dapat di tuduh sebagai tersangka.

Semenjak itulah kematian siti menjadi misteri yang sulit di pecahkan, dia meneror kesembilan pria itu termasuk kades dan Pak Lukman.

BERSAMBUNG....

1
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
dendam sama ibunya kok anaknya yang dibunuh 😑
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
ohhh ga semua kru tinggal di rumah vina ya
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
harusnya yang ga bersalah ga usah diteror 😑
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
laaah parah nge jual anak sendiri 😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!