Apa jadinya jika kamu diajak menikah kontrak oleh seorang pria tampan, kaya, tapi arogan? Apakah kamu mau? Tentu saja tidak ada yang ingin menolak tapi ternyata tidak bagi Serena Ibrahim. Gadis itu menolak karena ia bukan wanita gampangan meskipun ia sudah dikenal sebagai gadis rental.
Bimantara ARS tidak menerima penolakan. Pria arogan itu mempunyai banyak macam cara agar gadis ingusan itu mau menikah dengannya demi sebuah taruhan.
Berbagai macam intrik dan perangkap pun dilakukan oleh pria arogan itu agar bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.
Berhasilkah sang CEO arogan? Cuss ikuti, bagaimana kisah mereka selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 GRCA Pecicilan
"Kita pulang sekarang," bisik Bima pas di kuping Serena. Gadis cantik itu langsung merinding dibuatnya. Ia jadi gelagapan sendiri apalagi tangan besar suaminya itu langsung melingkar di pinggangnya.
"Iya, kita pulang sekarang, kamu dengar aku 'kan?" ucap Bima lagi dengan tegas dan bahkan dengan geraman.
Serena yang sedang asyik mengobrol dengan para tamu wanita lainnya langsung terdiam. Ia menatap Bima dengan tatapan tanya.
"Duh mas Bima, mau dong diajak pulang juga," celetuk Gigi dengan senyum megap-megapnya.
Bima tak merespon. Aura arogannya kembali ia tampakkan. Kembali jadi pria tak tersentuh karena ia sangat tak suka dengan cewek pecicilan.
"Duh maaf ya mbak Gigi, suami aku lebih suka ngajak aku pulang daripada mbak, hehehe," kekeh Serena kemudian mengedipkan matanya pada Bima.
Bima tak sadar tersenyum samar, 'Dasar gadis Rental! Bisa-bisanya ia mengedipkan matanya seperti itu," gerutu pria itu di dalam hatinya.
"Hum, ya baiklah, aku pamit pada yang lain dulu," ucap Serena santai meskipun hatinya dilanda gelisah.
"Jangan lama-lama. Hanya 3 menit."
"Iyaa..."
Bima pun kembali ke posisi semula, mengambil jarak dari sang istri. Setelah itu ia juga segera berpamitan pada teman-temannya yang lain sembari menunggu Serena.
"Buru-buru amat sih Bim. Belum juga larut," ucap Ady.
"Iya nih, padahal kita lagi menikmati sebuah anugerah yang sangat luar biasa yang kamu bawa lho," timpal Gery dengan tatapan tak lepas pada Serena.
"Bima gak asik banget. Pas punya pasangan udah gak mau lagi ngumpul-ngumpul sama kita. Biasanya juga betah begadang." Yang lain ikut menimpali dan hanya bisa membuat Bima mengangkat ujung bibirnya.
"Duduklah dulu, cewek-cewek kita juga masih di sini kok. Santai. Kamu bisa bulan madu setelah dari sini aja," ucap Ady memberikan usul. Sungguh ia tak rela kalau Bima pergi dan mengajak istrinya yang cantik itu.
Mata mereka lumayan mendapatkan energi dengan kehadiran Serena yang cantik dan juga energik.
"Istri kamu cantik Bim. Dapat dimana sih? Kok tiba-tiba banget."
Bima tak menjawab , ia hanya tersenyum dengan hati semakin dongkol. Bukannya ia tak betah ngumpul bareng teman-temannya tapi mata para pria itu selalu saja berada pada satu titik yaitu Serena. Dan hal itulah yang membuatnya jadi kesal.
"Kamu jangan berubah karena seorang cewek dong Bim. Meskipun sebenarnya aku juga pengen sih punya pasangan yang super cantik kayak istrimu itu." Ady kembali berucap dan langsung diangguki oleh yang lain.
Cih!
Mereka benar-benar kanibal.
"Maaf, tapi kami harus pulang cepat. Mungkin lain kali kita bisa ngumpul lagi," ucap Bima berusaha tetap sopan meskipun ia sungguh tak sabar untuk membuat keributan di tempat itu.
"Gak asyik ah. Gak ada rasa solid sedikitpun," ucap Gery lagi.
"Jangan bilang kamu udah mau anu nih sampai mau cepat-cepat pulang hahaha." Yang lain pun semakin ikut menambah perasaan kesalnya.
Bima tak menjawab lagi tapi langsung meraih tangan Serena dan membawanya pergi dari tempat itu.
Ia sudah tak ingin meladeni candaan teman-temannya yang semakin kesini semakin kesana. Lengah sedikit saja, si istri kontraknya itu bisa saja diembat oleh para kanibal itu.
Rubikon berwarna hitam itu pun melaju meninggalkan cafe menuju ke rumah kediaman Arjuna Raka Sastrowardoyo, yang selama ini ditinggali sendiri oleh Bima.
"Padahal pestanya lagi asyik banget, kenapa kita pulang cepat pak... eh mas Bima?" tanya Serena untuk memancing pria itu untuk bicara.
"Itu karena kamu pecicilan sama orang lain!" sarkas Bima.
"Eh? Pecicilan?" bingung Serena.
🌺🌹🌺
*Tobe Continued.
