Terjerat Tuan Muda

Mata Edward masih belum bisa berpaling dari sosok wanita cantik berpakain khas pekerja kantoran itu.

Hingga tubuh wanita itu hilang di telan pintu mobil, pria itu baru beranjak dari tempatnya berdiri.

Kakinya terus melangkah seiring dengan otaknya yang juga terus berputar.

Seorang pria tampan dengan usia matang dan begitu dewasa yang terlihat dalam raut wajahnya, nampak tengah mnggenggam jemari Rysta di dalam sebuah mobil yang tengah melaju dengan kecepatan sedang membelah jalan raya.

" kau terlihat sangat cantik...." sejak tadi pria itu memang selalu memuji sosok wanita di sisinya itu.

" hentikan bualanmu tuan Hose...wajahmu tak pantas untuk sekedar mengatakan kata kata bualan seperti itu..." oceh Rysta dengan ketus.

Satu ciri khusus wanita itu.

Ketus....

Pria itu tergelak.

Ia cukup hafal dengan karakter wanita di sisinya itu.

Cukup lama ia mengenal wanita ini, dan bukan waktu yang sedikit pula ia berusaha membangun sebuah hubungan dengan wanita itu meski berkali kali ia menemui jalan buntu.

Pernah ia merasa, Rysta seolah sedikit membuka hati untuknya,

Namun entah karena apa ia tak tahu, wanita itu seolah kembali membangun jarak kepadanya.

Saat itu ia tak bisa berbuat apa apa karena sang nyonya besar yang mengirim wanita itu ke Dubai sementara dirinya berada di Australia.

Namun demikian, watak dan sifat Rysta yang ketus itulah yang justru membuatnya semakin jatuh dalam pesona sang asistan pribadi itu.

Dan ya....memang yang di katakan wanita itu adalah kenyataan.

Pria tampan itu memiliki wajah dengan ekspresi yang datar datar saja.

Jadi sangat aneh memang jika dengan wajah seperti itu, justru ia mengucapkan kalimat yang syarat dengan gombalan.

" kau yang membuatku seperti ini. Di hadapanmu aku benar benar berubah menjadi sosok yang berbeda....aku bahkan tak mengenali diriku sendiri karena mu " jawab pria itu masih dengan sedikit tawa di bibirnya.

Rysta melempar pandangannya ke tempat lain,

" lepaskan tanganku tuan Hose...menyetirlah dengan benar " pintanya pada pria di sisinya itu.

" aku merindukanmu..." jawab pria itu.

Dan kali ini, wajahnya terlihat begitu serius ketika menyampaikan itu.

Rysta menghela nafas.

" kita sudah pernah membicarakannya...." jawab Rysta kemudian.

" aku tak mau, kumohon...ayo kita mulai lagi dari awal " pria tampan berdarah Timur Tengah itu mulai membujuk.

Sungguh hampir setahun ini ia sudah mencoba untuk menerima keinginan wanita itu agar tak lagi mendekati dirinya.

Namun...ternyata itu sangat sulit.

Tanpa ia sadari, cintanya kepada wanita itu sudah sangat besar.

Ia bahkan tak mampu mengendalikan debaran jantungnya hanya karena memikirkan wajah cantik nan dingin sosok Rysta Maura Lian sang asistan pribadi itu.

" percuma..itu akan sulit " jawab Rysta

" kita belum mencobanya " Hose masih kekeh menyanggah setiap kata kata Rysta yang sarat dengan penolakan itu.

" ku mohon...mengertilah.

Jangan memaksakan keadaan " ucap Rysta lagi, dengan suara terdengar berat dan seolah penuh penekanan.

Kata kata Rysta sontak membuat pria tampan itu menangkap adanya sinyal tertentu yang coba di sampaikan wanita itu di balik penolakannya.

Sehingga ia pun memutuskan untuk menghentikan sejenak mobilnya.

Pria itu lebih dulu meminggirkan mobilnya sebelum akhirnya ia benar benar menghentikan mobil yang ia kendarai itu.

" ayo kita menikah...aku sungguh serius ketika aku mengatakan aku mencintaimu " kata Hose menjawab kata kata Rysta yang ia rasa penuh dengan keragu raguan.

Rysta menatap dengan kening berkerut kepada pria di hadapannya yang kini juga menatap ke arahnya.

" sudah aku katakan, itu akan sulit..."

" kenapa...?! Karena kau yang tidak yakin dengan perasaanmu kepadaku ?!

Tak apa, aku akan sabar menunggu...

Aku berjanji, beri aku kesempatan dan ruang, maka aku akan membuatmu mencintaiku "

" Hose...ini "

" dengar Rysta, tak ada masalah apapun di antara kita yang bisa membuat kita tidak bisa bersama.

Aku mencintaimu...dan aku juga bisa menerima jika kau belum mencintaiku.

Aku sungguh akan menerima apapun adanya dirimu "

" apapun...?! " tanya Rysta seolah ingin meyakinkan sesuatu.

" ya..apapun adanya dirimu, aku bisa menerima " jawab Hose dengan serius.

" jika aku tak bisa memberimu seorang anak, apa kau juga masih akan bisa menerimaku ?! " tanya Rysta dengan tatapan tajam.

Namun percayalah, di balik tatapannya ada sejumput harapan di sana.

Ada sedikit harapan jika pria itu mungkin akan bisa menerima kekurangannya.

Hose sedikit mengerutkan keningnya.

Di tatapnya wanita itu lekat lekat dengan dalam.

" kita akan terus mencobanya...aku akan sabar menunggu " jawab Hose lagi.

" percuma menunggu Hose, sampai berapa lama pun selama itu dengan ku, kau tak akan pernah mendapatkannya " jawab Rysta.

Ada kekecewaan terbersit di sana demi mendengar jawaban pria itu mengenai keturunan.

Oh Ya Tuhan.....

Apa yang sudah ku lakukan barusan

Berani beraninya aku menanam sedikit harapan.

Rutuk Rysta dalam hati.

" apa maksudmu yang sebenarnya..tolong katakan yang sebenarnya..." Hose semakin merasa jika ada yang di sembunyikan oleh wanita itu.

" aku mengajakmu menikah karena aku memang sangat mencintaimu.

Lalu..apa yang sudah coba kau sampaikan kepadaku " desak Hose pada Rysta.

" aku tak mungkin bisa untuk hamil. Apalagi melahirkan anak untukumu.

Itulah kenyataan yang ada pada diriku.

Aku hanya wanita yang tak sempurna...

Jadi kumohon, pergilah...lepaskan aku. Dan carilah seorang wanita yang jauh lebih pantas untukmu " sentak Rysta kemudian ia membuka pintu mobil dan segera keluar dari mobil itu.

Meninggalkan seorang pria yang berada dalam kondisi yang masih sulit untuk memahami.

Pria itu terdiam membeku di tempatnya.

Tanpa bergerak dan apa lagi untuk bersuara.

Hingga Rysta naik ke dalam taksi yang baru saja melintas di hadapannya dan berhasil ia hentikan.

Hose masih terpekur di tempatnya.

Rysta menatap ke arah luar jendela taksi yang ia tumpangi.

Tak henti hentinya ia merutuki dirinya yang hampir saja berani berharap lebih kepada sosok seorang laki laki.

Hanya karena laki laki itu sudah berucap semeyakinkan itu, sehingga ia berani berharap lebih...?!

" bodonya kau Rysta, memangnya kau pikir...hanya karena cinta seorang pria akan bisa menerima begitu saja kekuranganmu.....

Munafik kau...."

Kembali wanita itu merutuki kebodohan yang baru saja ia perbuat.

" nona..sudah sampai " sopir taksi itu membuyarkan lamunan Rysta.

Rysta segera merogoh tasnya dan kemudian menyerahkan lima lembar uang ratusan yang kemudian ia lipat begitu saja dan menyerahkannya pada pria paruh baya yang tak lain adalah sopir taksi itu.

Kemudian ia keluar dari taksi itu, dan bersiap untuk melangkah menjauh.

" tunggu nona...kembaliannya " pria itu menghentikan langkah Rysta yang sudah akan berlalu meninggalkan taksi itu.

" ambil saja untuk bapak, anggap itu rejeki untuk anak dan istri bapak " jawab wanita dengan lembut meski tanpa senyum.

Pria paruh baya itu segera tersenyum dan mengangguk mengucap terima kasih.

Namun ketika ia menyadari uang itu lebih dari satu, pria itu memekik lagi.

Bahkan kini terdengar lebih sedikit nyaring.

" tapi nona...ini terlalu banyak.

Coba anda lihat lagi. Mungkin anda salah mengeluarkan uang " kata pria itu lagi, mencoba mengingatkan Rysta.

Pria paruh baya itu tak ingin, karena kesalah pahaman, ia akan mendapat kesulitan di kemudian hari.

Ia mengira Rysta sudah keliru memberinya uang.

" saya tahu pak...tapi tolong di terima.

saya Ikhlas berbagi dengan bapak " jawab Rysta, dan sekali lagi ia menyampaikannya benar benar dengan penuh kelembutan.

" terima kasih nona, terima kasih...semoga segala urusan anda selalu di lancarkan " ucap pria itu dan di angguki oleh Rysta dan di sertai dengan senyuman kecil.

Rysta baru saja keluar dari lift, dan kini nampak berada di depan pintu unit apartemennya dan hendak segera masuk ketika tiba tiba seseorang mencekal lengannya.

" berhenti menghindar dariku, cukup....katakan dari mana saja kau, kenapa aku sangat kesulitan menemukanmu "

hardik seseorang dengan sangat tiba tiba.

Dan sukses membuat Rysta terkejut bukan main.