NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Tuan Konglomerat

Terpaksa Menikahi Tuan Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mafia / Duda / Cinta Terlarang / Pengantin Pengganti Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:26.9k
Nilai: 5
Nama Author: F A N A

“Hhmmm… wangi,” lirih seorang pria tua usai menceruk leher gadis yang ada di depannya.

Menatap lamat. Diam-diam mengagumi iras cantik mempesona milik gadis ranum tersebut. Tersenyum miring, sembari membayangkan hal indah yang selanjutnya akan ia lakukan ketika sudah berhasil membuat gadis itu sadar.

Membelai rambut. Ujung helai lurus itu kemudian di pilin, memainkannya. Tak lupa juga ikut ia endus, menikmati sensasi aroma segar yang menguar. Cukup menguji adrenalin, mendegupkan detak jantung dua kali lipat dari biasanya.

“Kau sangat cantik, Naira. Sudah sejak dulu aku menunggu saat-saat seperti ini bisa bersamamu.” Lelaki tua itu kembali berujar, lirih dengan suara serak, akibat tekanan batin yang kian membuncah. Tak sabar ingin melahap habis makan malamnya yang kali ini sudah ditunggu sejak lama.


Apa yang selanjutnya akan terjadi pada Naira? Penasaran ingin tahu cerita selengkapnya? Kalau begitu yuk ikuti segera kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F A N A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TMTK - BAG 11

“Di mana Andi Mayora? Di mana ia?! Andi… Andi… cepat keluar! Bayar hutangmu sekarang juga!” Eddy berteriak lantang dengan sorot mata menyalak, ketika barusan memasuki lantai rawat inap khusus bagian penyakit dalam.

Lelaki itu tidak sendirian. Kali ini membawa sedikitnya tujuh orang bersamanya. Para pria berbadan kekar yang ia pekerjakan untuk menagih hutang kepada setiap warga yang berhutang kepadanya.

Para perawat mendekat. Tentu heran melihat Eddy yang tiba-tiba saja datang tanpa adab. Membuka satu persatu pintu ruang rawat—sambil terus berteriak memanggil nama Andi Mayora.

“Andi! Andi! Keluar kau! Jangan sembunyi! Sini, tuntaskan hutang piutangmu denganku sekarang juga!” suara Eddy semakin melengking tak tau arah. Lagi-lagi tanpa ada rasa sungkan. Padahal ia sendiri tahu tempat itu merupakan ruang peristirahatan, penyembuhan, bagi para pasien yang sedang dirawat.

Nuraninya sudah gelap. Sudah terbalut kabut keserakahan dibumbui keinginan ragawinya. Ingin menguasai Naira. Mendapatkan gadis itu segera. Menyalurkan hasrat yang sudah sekian lama terpendam, serta dendam atas perbuatan gadis itu yang berani mencelakainya tadi malam?

Keriuhan tercipta. Beberapa orang yang merupakan pendamping pasien satu persatu mulai beranjak dari tempat mereka. Ingin melihat lebih jelas, mengetahui apa yang sebenarnya saat ini sedang terjadi di luar sana.

Tak terkecuali para perawat yang bertugas siang itu. Ikut meramaikan kerumunan Eddy beserta orang-orangnya. Bertanya ada apa? Kenapa sampai Eddy membuat keriuhan seperti ini? Yang sialnya malah disambut tindakan kurang menyenangkan dari para anak buah Eddy!

Bruukkk!!

Bruukkkkk!!!

Terjatuh. Dua di antara lima perawat itu di dorong keras oleh anak buah Eddy sampai terjerembab ke lantai. Tentu langsung mengundang kepanikan, terlebih kelima perawat yang bertugas siang itu semua adalah wanita.

“Ini rumah sakit, Pak, bukan pasar! Tempat ini merupakan ruang istirahat bagi orang-orang sakit! Jika Bapak punya masalah dengan salah satu keluarga pasien yang ada di sini. Lebih baik turun dan selesaikan dibawah!” jerit seorang perawat lainnya berusaha berontak. Berujar lantang langsung di depan Eddy menunjukkan ketidaksenangannya.

Tindakan yang terkesan cukup berani. Terlebih di tengah kerumunan para anak buah Eddy. Dan ya, tak butuh waktu satu menit mulut perawat itu langsung dibungkam oleh anak buah Eddy.

Plaaaakkkk!!

“Ini akibatnya karena kau sudah berani berbicara kurang ajar di depan Bos kami!” kata anak buah Eddy yang barusan memberi pelajaran terhadap perawat itu.

Tidak hanya ditampar. Anak buah pria tua itu bahkan mencekik leher perawat tersebut lalu membenturkan ke tembok. Membuat dua orang rekan perawat itu seketika terdiam, kaku di tempatnya.

Bukannya menolong. Antara takut juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dua orang tersebut lantas segera kabur darisana. Turun ke bawah mencari bantuan dari para security yang berjaga untuk menghadapi Eddy beserta anak buahnya.

Disisi lain. Atau tepatnya di ruang Safa tempat Fatimah saat ini di rawat. Naira tampak meringkuk di bawah ranjang Fatimah yang sedang dirawat. Sementara disisi gadis muda itu tampak Andi yang sedang menunduk, mencoba menenangkan anak gadisnya itu yang baru tiba subuh tadi.

“Nggak perlu takut, Nak. Ada Bapak di sini. Sekarang juga Bapak akan keluar menghadapi Eddy dan menyelesaikan semua permasalahan yang sudah Bapak buat.” Andi mencoba menenangkan. Meredakan sedikit kegelisahan yang saat ini sedang meliputi putrinya.

Ya, Naira sudah bercerita. Perjalanan anak gadisnya untuk tiba di sana tidak mudah. Banyak terjal, terkhusus semua itu karena kesalahan Andi. Berhutang pada rentenir yang sudah ia ketahui ‘jahat’ sampai membahayakan keselamatan putrinya sendiri.

Naira tidak menjawab. Tidak pula mengangguk menanggapi ucapan sang Ayah. Terus meringkuk gemetar di bawah sana. Menunjukkan ketakutannya!

Pemandangan yang begitu miris. Dan Andi harus segera menyelesaikan semuanya. Berhadapan langsung dengan Eddy sang sumber masalah untuk kembali menciptakan rasa aman terhadap keluarga kecilnya.

Lalu Andi bergegas menuju pintu ruangan. Menarik ke samping benda padat berlapis kaca itu, menampakkan wujudnya di depan Eddy.

“Ck, di sana kau rupanya!” Eddy berseru. Menyeringai setelahnya. Memelintir kumis lebatnya sembari menyorot tajam ke arah Andi Mayora.

Pria paruh baya itu tidak gentar. Meski kemarin sempat dibuat tak berdaya oleh anak buah Eddy. Langsung menutup pintu ruangan tersebut tepat saat Eddy ingin masuk ke dalam. Menghadang dengan badannya.

“Urusanmu denganku, Eddy. Untuk apa kau ingin masuk ke dalam?” tentang Andi sengaja menantang. Sekaligus tidak ingin Eddy kembali mengukir trauma dalam diri Naira.

Ya, rentetan kejadian yang dilakukan Eddy cukup membuat putri kecilnya itu terguncang. Terlebih dari cerita Naira tentang ia yang hampir saja diruda paksa oleh Eddy, cukup membuat Andi geram.

“Bayar hutangmu sekarang juga!” sentak Eddy. Merasa muak terhadap Andi yang menghalang. Mengingat Naira-lah tujuan utamanya. Dan ketika barusan mendapatkan larangan dari Andi cukup membuat pria paruh baya yang sudah memiliki tiga orang istri itu cukup geram!

“Beri aku waktu satu minggu lagi. Setelah itu aku akan langsung datang ke rumahmu,” kata Andi. Mencoba berbicara setenang mungkin. Padahal dalam hati sudah menggelegak ingin sekali melayangkan bogem mentahnya ke wajah Eddy.

Selain memikirkan lokasi yang tidak mungkin membuat keributan. Banyaknya anak buah lintah darat itu juga cukup membuat Andi berfikir keras. Tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan—karena nanti ia sendiri yang akan menangguk akibatnya.

“Tidak akan! Aku mau kau melunasi hutangmu SEGERA! Satu hari. Ya, satu hari! Aku berbaik hati memberikan keringanan untukmu satu hari lagi,” kata Eddy. “Tapi jika kau tidak bisa membayar seluruh hutangmu serta bunga-bunganya. Maka mau tak mau kau harus menyerahkan Naira kepadaku untuk-ku jadikan istri ke empat!” sambung lelaki tua itu kemudian.

Andi mengangguk. Meski ia sebenarnya ragu akan keputusannya itu. Satu hari bukanlah waktu yang cukup untuknya mencari nominal besar melunasi seluruh hutang-hutangnya. Namun, setidaknya saat ini ia masih mempunyai kesempatan menyelamatkan kehidupan Naira.

Andi harus segera mencari cara. Naira tidak boleh sampai jatuh ditangan si badjiengan tua itu! Meski harus mengorbankan dirinya sendiri, Andi tidak masalah. Karena yang terpenting saat ini adalah masa depan Naira harus terselamatkan dari lelaki tua jahat itu!

“Pak, itu orangnya! Mereka semua yang sudah membuat keributan!” seru serentak dua orang perawat yang tadi sempat turun meminta pertolongan sembari menunjuk ke arah Eddy beserta anak buahnya.

Memecah perhatian Eddy yang saat ini sedang bediskusi dengan Andi tentang pembayaran hutang-hutangnya.

Dengan gerakan cepat ke delapan pria berbadan tegap memakai pakaian bak polisi itu segera meringkus Eddy beserta anak buahnya. Cukup membuat kelegaan. Terutama terhadap Andi—yang tak perlu lama bernegosiasi dengan lintah darat yang cukup membuatnya naik darah itu.

Bersambung.

1
siran Sigit
gls
Eva Rosita
bagus
mbak i
mulut tuan muda ini memang minta diobras ya
F A N A: Dijahit sekalian Mbak biar bungkam😅
total 1 replies
Aisyatul Munawaroh
mulutnya si tuan ya Alloh.... minta disunat
Aisyatul Munawaroh
lanjuuit tooooorrr
F A N A: Sudah kak
total 1 replies
Aisyatul Munawaroh
Sekali2 up nya double dong thoor
Rukayah Redmi
lanjut thooor
F A N A: Pasti, Kak. Ditunggu ya😉
total 1 replies
Farah
Tambah lagi tooooorrrrrr/Scream/
Farah
Up tor
F A N A: Sudah kak
total 1 replies
Rukayah Redmi
oh Naura cantik
F A N A: Naira, Mbak🗿
total 1 replies
kids maw
kok udah habis padahal naira belum bahagia
F A N A: Btw, jangan lupa subscribe ya, Kak. Klik tanda 🤍 yang ada di tengah. Nanti kalau udah update bab terbaru Kakak langsung dapat notif
F A N A: Belom habis, Kak. Sabar ya, ceritanya masih on going. Update setiap hari🥰
total 2 replies
kids maw
bikin es moci😠😠😠
F A N A: Moci enak Kak🌝
total 1 replies
Susi Eka
mn episode 10 nya
Susi Eka
wah bru brp bab sdah ga lanjut pdhal msih seru tau
Susi Eka
kok blm bersambung .ayo geh lanjut cerita nya
F A N A: Done ya kak. Sudah aku lanjutin 2 bab. Selamat membaca👻
F A N A: Done ya kak. Sudah aku lanjutin 2 bab. Selamat membaca👻
total 2 replies
Farah
Eeeeh... kok tiba2?🤔
F A N A: Gitu apa?
Farah: tiba2 gitu😬
total 3 replies
Aisyatul Munawaroh
Lanjut tooooorrrr
muna aprilia
lnjut
F A N A: Pasti Kak. Terimakasih sudah berkenan mampir di cerita aku. Semoga suka ya!
total 1 replies
Aisyatul Munawaroh
Eddy... dasar aki2 ngk tw diri 🤬
Farah
Lanjut terus tor... jgn smpai setgah jalaaann
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!