NovelToon NovelToon
Bukan Wanita Simpanan

Bukan Wanita Simpanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Stefhany 22

Semua orang mengira Kinan adalah wanita simpanan, padahal dialah sang istri pertama.

Di mata semua orang, hanya Beverly lah istri Devan. Padahal di mata Devan, hanya Kinan lah satu satunya yang ia cinta.

Kinan dan Devan membuat keputusan besar dengan menikah diam-diam sebelum pria itu dijodohkan dengan wanita lain. Faktanya, Kinan adalah sang istri pertama, bukan simpanan.

Tapi di mata orang orang, ia dianggap sebagai pelakor.

Karena semua tuduhan dan takut kalau Beverly akan merebut Devan darinya, maka Kinan yang awalnya terus mengalah dan diam saja saat statusnya disembunyikan, menjadi menginginkan Devan hanya untuk dirinya seorang.

Di satu sisi ada Beverly, wanita cantik yang menyangka kalau suaminya punya wanita simpanan, tanpa tahu kalau sebenarnya dialah yang datang diantara hubungan Devan dan Kinan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Stefhany 22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Perempuan Menyedihkan

Setelah panggilan telepon itu usai, Kinan meletakan ponsel bermerek salah satu nama buah itu ke atas meja dengan raut wajah yang diam dan tak ceria seperti biasanya, Vivi yang kala itu tengah memasukan anggur dalam mulutnya hanya berdecih pelan.

"Kenapa lagi?" Desahnya pelan. Muak melihat sahabatnya yang lemah saat menghadapi madunya itu padahal seharusnya sahabatnya itu bisa menuntut Devan agar berlaku adil dengan mengakuinya didepan seluruh keluarga. Tapi pria itu malah bersikap seperti pengecut menyembunyikan Kinan bagaikan simpanan.

"Pasti karena si ulat bulu itu ya?" Tanya Vivi seraya berdecak kecil.

"Katakan, ada apa." Katanya lagi saat Kinan hanya diam saja tanpa membalas.

"Bukan masalah besar, kak Devan akan pergi ke mansion Anderson dengan Beverly malam ini." Cicitnya. Sepertinya semua provokasi Vivi selama ini berhasil, hingga membuat perempuan yang awalnya ikhlas kalau statusnya disembunyikan mulai merasa kalau ini tidak adil baginya.

"Itu bagus." Sahut Vivi enteng hingga membuat kepala Kinan langsung mendongak dan menatap aneh sahabatnya tersebut.

"Ya, bagus kan. Devan akan menghabiskan waktu bersama istri dan keluarga besarnya. Mereka akan memiliki waktu yang hangat bersama - sama. Makan malam keluarga besar lalu perbincangan hangat setelahnya. Sangat menyenangkan bukan?"

Ucapan Vivi membuat perempuan itu menunduk dalam. Ia tak tahu perasaan asing apa yang tiba-tiba muncul dalam dadanya.

"Dan kau, seorang perempuan imigran menyedihkan, hidup sendirian dalam rumah mewah yang sepi dan dingin. Tanpa ada keluarga hangat, hanya ada teman setiamu yang selalu menemani walau kau selalu mengabaikannya." Sambung Vivi lagi yang membuat mulut Kinan bungkam tak sanggup menyangkal lagi karena semua yang dikatakan Vivi sayangnya benar.

"Sudahlah Vi," sahut Kinan mencoba menyangkal rasa kesepiannya.

Dalam lubuk hatinya yang terdalam, ia ingin ada dalam posisi Beverly. Menantu kesayangan dan istri Devan yang diakui dan dihormati semu orang. Saat itu terjadi maka Kinan bisa bebas keluar dengan Devan dan menemui pria itu kapanpun ia mau, bukan sembunyi - sembunyi seperti ini.

"Iya, biarkan saja. Kau mungkin akan menjalani hubungan menyedihkan ini sepuluh tahun atau dua puluh tahun lagi dengan bahagia. Lupakan saja." Sindir Vivi. Perempuan yang selalu berpikir rasional itu merasa gemas dengan sifat Kinan yang begitu pasrah menerima semuanya.

Ia menggigit apel di tangannya seraya melirik sahabatnya itu yang tengah merenungi pikirannya sendiri. Mencengkeram kuat buah berwarna merah yang digenggamnya.

***

Jam sudah menunjukan pukul enam sore waktu setempat. Devan yang kala itu tengah mengendarai mobilnya, dengan tangan kiri menggenggam ponsel. Ia berusaha menghubungi istri pertamanya, namun sayangnya ponsel perempuan itu tidak aktif.

Hal kecil itu membuat Devan cemas, sebab tak biasanya ponsel istrinya mati. Ia takut ada sesuatu yang terjadi pada Kinaan saat pulang dari mall tadi siang.

"Kenapa ponselnya mati?" Gumamnya pada dirinya sendiri.

Tangan Devan melempar ponsel mahal itu ke kursi di sebelahnya. Ia hendak berputar arah ke rumah Kinan dengan niat memastikan wanita itu baik - baik saja dan kembali menjemput Beverly. Lantas dengan cepat datang ke mansion Anderson.

Namun suara dering di sebelahnya mengacaukan rencananya. Nama Beverly tersemat disana.

"Halo Dev, kau dalam perjalanan? Mama Aisha menelponku dan menyuruh kita segera datang."

"Sebentar lagi aku sampai."

"Baiklah, aku akan menunggumu."

Devan kembali meletakkan ponsel itu dan menghela napas pelan. Rencananya untuk mengunjungi rumah Kinan terpaksa ia urungkan karena harus segera berangkat ke mansion Anderson, apalagi rumah perempuan itu lumayan jauh darisana.

Beberapa menit berkendara dengan mobilnya Devan pun tiba di rumah Beverly, terlihat perempuan berambut pirang itu menunggunya di pintu depan dengan senyum semringahnya menyambut Devan. Beverly terlihat anggun dalam balutan dress yang sangat pas dengan tubuhnya. Tampak begitu cantik dan berkelas khas wanita kalangan atas.

"Hai, Sayang." Sebuah kecupan di hadiahkan Beverly pada pipi suaminya. Membuat pria itu terkejut namun ia tak menunjukan perubahan ekspresi apapun. Tak biasanya Beverly seberani ini menciumnya duluan.

"Masuklah ke mobil duluan, aku akan ambil beberapa barang di dalam." Ujar pria itu tanpa menatapnya. Hendak langsung masuk ke dalam namun Beverly menahan lengannya.

"Biar aku saja yang ambilkan, kau perlu apa?"

"Tidak perlu, aku akan ambil sendiri." Ujarnya

Bev tersenyum simpul dan melepaskan lengan kekar itu. Membiarkan Devan masuk kedalam dan mengambil beberapa berkas. Sedangkan ia masuk kedalam mobil pria itu.

Saar Beverly masuk, perhatiannya teralihkan pada sebuah paper bag yang ada di kursi belakang. Ia meraihnya dan mengeluarkan isinya. Mata Beverly mendelik saat di dalamnya ada beberapa setel pakaian pria. Dan ia yakin kalau itu adalah pemberian dari selingkuhan Devan sebab pria itu jarang sekali membeli pakaian untuk dirinya sendiri.

"Lihat saja, aku akan menyingkirkan duri dalam pernikahan kami." Beverly menatap tajam dengan tangan yang meremat pakaian tersebut.

***

Sampai di mansion, rumah utama kediaman keluarga Anderson itu tampak dihiasi beberapa dekorasi. Beverly menggandeng lengan Devan dan menempel erat pada pria itu.

Membuat Devan menatapnya tak nyaman.

"Kita harus bersikap baik di depan keluarga mu Dev" Ucap Beverly pelan menjawab tatapan pria itu. Devan menghela napas dan tidak protes.

Saat mereka masuk, seorang perempuan yang tetap terlihat cantik di usianya yang sudah tak muda lagi tersebut menyambut keduanya. Siapa lagi kalau bukan Aisha,ibu mertua idaman semua perempuan di dunia ini.

"Mama," Beverly menghambur memeluk perempuan dengan tatapan teduh tersebut. Mereka saling menyapa setelah beberapa saat tak berjumpa.

Hingga Aisha beralih pada putra sulungnya yang semakin terlihat tampan dan matang.

"Dev."

"Mama" Sapa Devan lalu memeluk ibunya. Menjatuhkan kepalanya pada bahu ternyaman milik perempuan yang paling dicintainya tersebut.

"Bagaimana kabarmu, Nak? Apa daddy menyusahkanmu di kantor?" Tanyanya seraya mengelus kepala anak pertamanya itu.

"Tidak Mama,"

"Baiklah, sebenarnya aku menyuruh kalian kemari karena adikmu beserta istrinya datang dari Indonesia."

Hubungan Danzel dengan adik bungsunya yang semula tak baik, kini sudah berbeda. Karena beberapa kejadian di masa lalu, membuat Danzel yang kala itu sangat membenci Devan, kini sangat menghormati kakaknya tersebut.

"Kak." Panggil Danzel, ia melangkah cepat menuju kakak sulungnya itu dan memeluk bahunya.

"Bagaimana perjalananmu?"

"Semua baik, Opa meminjamkan jetnya padaku. Ayo, kau tidak mau bertemu keponakanmu." Seru Danzel menarik kakaknya itu menuju sofa di ruang tengah.

Dimana disana sudah ada daddy Arthur, beberapa kerabat, Mala beserta putrinya, Krystal juga Kenny. Dan tak disangka, Atlas pun juga ada disini.

Aisha yang mengekor langkah mereka seraya mengandeng lengan Beverly senantiasa mengulum senyum, ia bahagia melihat dua putranya yang awalnya bermusuhan kini menjadi sangat dekat.

"Ada apa Mama?" Beverly bertanya.

"Mama hanya bahagia karena akhirnya Devan dan Danzel akur."

1
Andreina Bachtiyar
kk othor kami menunggu cerita selanjutnya/Heart//Heart//Heart//Heart/
salsa mom's Eka
ini tokoh utamanya kinan ya berarti.kasihan bgt beverly padahal dia korban si devan...thor bisa nggak jangan bikin beverly jadi musuh...kalo beverly jadi musuh aku males baca lagi lah😅
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
hmmm gw gak membela Devan, bukan munafik juga karena dya emng pria beristri sebelumnya tapi karena mmng sifatnya yg gak tegas terhadap keluarganya hingga membuat hidupnya rumit.
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
hadeuww ngaca woyyyy
salsa mom's Eka
yg satu kinan mau aja nikah di sembunyikan...yg satu lagi beverly udah kadung cinta sama devan walupun dia juga korban si devan.
biang keroknya si devan nih...harusnya endingnya si devan kagak dapat dua duanya.
Juri Ana
disini tokoh devan cenderung egois demi mendapatkan pujian dari sang papa dan menyetujui menikahi bevery demi kerjasama bisnis tp rela mengorbankan cinta sejati nya yaitu Kinan...
Juri Ana
semangat Kinan buat dirimu bangkit dan perjuangkan cinta dan pernikahan 💒 mu
Nur Aida
maju terus pantang mundur kinan
salsa mom's Eka
othor...aku lebih suka devan ama beverly.
kalo endingnya ama kinan rasanya males baca.maaf ya thor
Greenindya
kok diulang sih
Andreina Bachtiyar
aku selalau menyukai dan selalu menunggu karya2mu kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!